Opini

Bunuh Diri, Jalan Pintas Generasi Stroberi

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh:Ns. Ainal Mardhiah, S. Kep

wacana-edukasi.com, OPINI– Kasus bunuh diri dikalangan remaja dan dewasa dini makin marak terjadi dan terus mengalami peningkatan. Sungguh memprihatinkan, remaja yang semestinya menjadi generasi penerus penccetak peradaban Islam yang gemilang, hari ini mengalami krisis jati diri yang begitu parah, inilah akibat dari dominasi sekularisme saat ini.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bunuh diri merupakan penyebab kematian terbesar keempat diseluruh dunia tahun 2019 pada orang yang berumur sekitar 15-29 tahun. Di Indonesia, berdasarkan data kepolisian RI (Polri) sebanyak 663 kasus bunuh diri terjadi sejak januari hingga juli 2023. Jumlah ini meningkat 36,4% dibanding periode serupa tahun sebelumnya yang sebanyak 486 kasus. Kejadian bunuh diri ini terjadi di 28 propinsi sepanjang tahun 2023 (DataIndonesia. Id, 21/07/2023).

Di Aceh, berdasarkan pemberitaan serambinews.com (16/05/2023) seorang mahasiswi semester tujuh Universitas terkemuka di Aceh ditemukan meninggal dalam kondisi leher tergantung dikosnya pada kamis, 31 Agustus 2023. Kasus serupa juga terjadi dalam waktu yang berdekatan yang juga dilakukan oleh seorang mahasiswi asal Simeulue, NT (22) ditemukan tewas tergantung di kamar kos di Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh. NT diduga bunuh diri karena depresi (Detiksumut, Jumat, 22 Sep 2023).

Deretan fakta diatas sungguh membuat kita miris terhadap apa yang terjadi hari ini, inilah akibat dari dominasi penerapan ideologi kapitalisme. Sistem kapitalisme menciptakan generasi yang bermental rapuh, mudah putus asa dan tidak mampu dalam memecahkan masalah sehingga berakhir dengan melakukan tindakan bunuh diri.

Hal ini disebabkan ada beberapa faktor yang melatar belakangi peningkatan tindakan kasus bunuh diri pada remaja diantaranya;

Pertama, keluarga yang broken home, fatherless and motherless akibat penerapan sistem ekonomi kapitalis yang menjadikan beban hidup semakin tinggi telah mengikis peran ayah dan ibu sebagai tempat pertama remaja tumbuh dan mengembangkan identitas diri. Bahkan Indonesia disebut sebagai negara fatherless ketiga terbanyak di dunia.

Kedua, banyak generasi muda yang meniru gaya hidup sekuler liberal dan hedonis lewat tayangan yang mereka tonton sehari-hari tanpa filter yang benar.

Ketiga, Penerapan sistem pendidikan sekularisme yang menjauhkan manusia dari aturan Allah Taala. Generasi kita terdidik dengan cara pandang kapitalisme sekularisme yang menjadikan tandar kebahagiaan hidup tertinggi adalah meraih sebanyak-banyaknya materi dan kesenangan duniawi. Namun, ketika mereka gagal meraihnya, mereka akan depresi dan berakhir dengan bunuh diri.

Keempat, Kehidupan masyarakat sekuler yang membuat remaja bebas mengeksplorasi dirinya tanpa perisai agama.

Kelima, peran negara. Merebaknya kasus bunuh diri tidak terlepas dari kurangnya fungsi dan kontrol negara terhadap kehidupan generasi.

Wahai kaum muslimin, sadarlah mau sampai kapan kita terus membiarkan generasi kita berada dalam sistem yang rusak dan merusak ini? Sementara korban terus berjatuhan, mungkinkah kita harus tetap diam menyaksikan persoalan ini? mereka adalah harapan kita yang akan menjadi generasi penerus untuk melanjutkan estafet perjuangan dan pencetak peradaban cemerlang masa yang akan datang.

Hanya sistem Islam yang mampu menyelamatkan generasi bangsa ini dengan menerapkan Islam secara kaffah dalam institusi negara (khilafah). Islam adalah sistem kehidupan (way of life) yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Islam mampu mewujudkan peradaban agung yang memanusiakan manusia karena Islam memiliki konsep dan metode untuk mewujudkan seluruh konsep tersebut.

Islam mewajibkan orang tua menanamkan akidah Islam sejak dini pada anak-anak. Dengan penancapan akidah yang kuat sehingga anak akan memahami visi dan misi hidupnya sebagai hamba Allah Taala, yakni beribadah dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Kaum ibu dalam sistem Islam (Khilafah) akan diberdayakan sebagai ibu generasi pencetak peradaban.

Sistem ekonomi Islam menetapkan kebijakan ekonomi yang mampu menyerap banyak tenaga kerja dari kalangan laki-laki. Alhasil, peran ayah dan ibu dalam keluarga dapat berjalan seimbang seiring pemenuhan kebutuhan pokok yang dijamin negara.

Disamping itu, pendidikan Islam akan membekali remaja dengan pemahaman bahwa Islam mampu memberikan solusi berbagai persoalan hidup. Sehingga mereka akan memandang kehidupan ini sesuai paradigma Islam, yakni tempat untuk beramal saleh dan setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah Taala.

Sistem pendidikan dalam Islam terbukti berhasil membentuk generasi berkepribadian Islam, bermental tangguh dan memiliki pemikiran cemerlang dengan menjadikan akidah Islam sebagai asasnya.

Oleh karenanya, tidak heran jika kita mengenal Mushab bin Umair, duta Islam pertama yang sukses mendakwahkan Islam di Madinah sehingga tidak ada satu rumah pun yang tidak memeluk Islam. Kita juga mengenal Ali bin Abi Thalib sebagai pintunya ilmu; Usamah bin Zaid, panglima perang termuda pilihan Rasulullah saw.; juga Muhammad al-Fatih yang berhasil menaklukkan Konstantinopel pada usia yang masih sangat muda, dengan perencanaan dan strategi yang gemilang. Mereka adalah contoh generasi yang tangguh, unggul dan berkarakter pemimpin (leader) dan promblem solver.

Sistem sosial dalam Islam yang mengharuskan masyarakat untuk berperan melakukan amar makruf nahi mungkar sehingga fungsi masyarakat sebagai kontrol sosial benar-benar berjalan dengan baik.

Media sosial dalam Islam adalah sebagai sarana menebarkan kebaikan untuk syiar dakwah Islam, sarana edukasi umat dalam rangka mendukung penerapan dan pelaksanaan syariat Islam. Oleh sebab itu, konten-konten yang melanggar syariat Islam, yang merusak generasi tidak akan diberikan ruang dan diharamkan.

Islam juga menetapkan negara adalah satu-satunya institusi yang berkewajiban melindungi anak dan generasi, serta mengatasi berbagai persoalan yang menimpa anak secara sempurna.

Rasulullah saw. bersabda,

“Sesungguhnya imam itu laksana perisai, tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.” (HR Muslim).

Dalam hadis lainnya, “Imam adalah pengurus dan ia akan diminta pertanggungjawaban terhadap rakyat yang diurusnya.” (HR Muslim dan Ahmad).

Sekali lagi, hanya dengan penerapan sistem Islam kafahlah generasi ini akan terselamatkan. Ketika Islam dijadikan sebagai the way of life generasi terbaik, bermental tangguh, tidak mudah putus asa dan menjadi problem solver bagi umat akan lahir. Wallahu alam bishawwab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 46

Comment here