Surat Pembaca

Kala Islam Menata Alam

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com — Miris. Tampaknya air sedang tidak bersahabat dengan Indonesia. Pasalnya, air hujan yang berubah menjadi air bah menerjang beberapa kota di Indonesia. Demikian yang terjadi di Ibu Kota Jawa Tengah. Kota yang disebut sebagai kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung ini tidak luput dari hantaman air bah.

Hal serupa pula dialami kota Jember. Kota yang terletak di Jawa Timur ini juga tengah merasakan dasyatnya air bah. Pasalnya, Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur Hari Putri Lestari menyebut bahwa banjir berulang kembali menerjang 3 Desa. Di antaranya desaTempurejo, desa Puger dan desa Bangsalsari (lenteratoday.com, 17/1/21).

Pejabat dari masing-masing kota tersebut pun serentak menilai bahwasanya penyebab banjir tidak lain dari problem administrasi. Hal ini terungkap setelah mereka mendapati laporan dari lapangan pasca mereka sendiri turun tangan untuk meneliti apa yang menyebabkan banjir ini muncul.

Petugas rumah Pompa Mberok di Semarang, menegaskan bahwa mereka belum ditugaskan untuk menyalakan alat-alat penyedot air banjir secara optimal. Sementara DPRD Jawa Timur sendiri mengakui penyebab banjir tidak lain kurangnya kapasitas daya tampung air hujan. Karena sungai yang berada di lokasi daerah Jatim tersebut belum mampu untuk menampung air, meskipun sungai itu sudah dinormalisasi.

Namun, opini yang dilontarkan kedua pejabat setempat terkait banjir yang melanda kota mereka terasa kurang pas. Karena setelah ditelisik, ada hal yang lebih mendasar yang mengakibatkan banjir ini datang. Yaitu, kebijakan negara yang dihasilkan dari sistem kapitalis-sekular. Dimana sistem ini telah menutup logika negara dalam menata alam dan lingkungan.

Misalnya, negara memberi lampu hijau pada pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab untuk mengelola lahan sehingga kelestarian alam dan kebersihan lingkungan terusik. Karena banyak bangunan liar dan prosedur pengelolaan lahan yang mengganggu daerah resapan air dan drainase.

Lain halnya di dalam Islam, manusia dituntut tuk bertanggung jawab atas alam dan lingkungan. Karena alam dan lingkungan merupakan kebutuhan yang amat penting bagi manusia. Bahkan, salah satu ulama berpendapat baik dan buruk alam atau pun lingkungan tergantung pada manusia sendiri.

Islam juga merupakan agama yang mengandung larangan, perintah, dan petunjuk yang paling sempurna bagi manusia untuk mengurusi alam dan lingkungan. Dengan menerapkan aturan Islam kafah, akan menjadi solusi yang signifikan bagi alam dan lingkungan. Tanpa Islam kafah, mustahil bisa mewujudkan alam dan lingkungan yang lestari.

Gien Rizuka

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 13

Comment here