Surat Pembaca

ILC Pamit

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com — Selasa, 15 Desember 2020 ILC (IndonesiaLawyers Club) resmi tidak tayang kembali di TvOne. Karni Ilyas sebagai pembawa acara di ILC pun resmi berpamitan karena Indonesia Lawyers Club akan melakukan cuti panjang pada tahun 2021. Karni juga telah mengumumkan tayangan terakhir dari acara ILC melalui akun Twitter pribadinya.

Hal ini sangat disayangkan para penggemar ILC karena acara ini senantiasa mendatangkan pembicara sesuai kepakarannya untuk membahas isu-isu politik kekinian. Narasumber yang diundang biasanya sangat antusias meramaikan acara diskusi dengan pernyataan yang tajam dan kritis serta terdapat pihak pro dan kontra yang menjadikan pemirsa sangat antusias. Tak heran juga jika acara ini sering menjadi tranding topik di berbagai media sosial.

Berkenaan dengan hal ini para tokoh nasional yang pernah menjadi narasumber ILC angkat bicara. Salah satunya adalah Rocky Gerung. Tidak adanya ILC, kata Rocky, berarti tidak akan ada lagi seorang Karni Ilyas yang akan dengan berani mengangkat isu-isu sensitif dan membuka ruang diskusi publik yang tajam (suara.com 16/12/2020).

“Kalau saya sendiri sudah biasa, sinyal-sinyal begini sudah bisa diprediksi, bahwa yang begini-begini suatu waktu akan diborgol,” sambungnya.

Beliau juga menilai bahwa penutupan ILC merupakan bukti bahwa pemerintah ingin merekayasa pikiran dan mengendalikan pikiran publik. Tak hanya Rocky Gerung, Fadli Zon melalui akun Twitter-nya juga turut beropini bahwa dengan ditutupnya ILC ini berarti demokrasi telah dimatikan.

Hal ini menunjukkan bahwa kebebasan bersuara dalam demokrasi hanyalah ilusi. Pemerintah yang mulai diktator perlahan menghianati asas dari demokrasi itu sendiri. Dalam buku “How Democracies Die” dijelaskan bahwa demokrasi mati lebih banyak di tangan para pemimpin terpilih ketimbang di tangan orang-orang yang memegang senjata. Menurut Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt, perilaku seorang pemimpin yang memiliki kecenderungan otoriter atau diktatorlah yang akan membunuh demokrasi.

Maka jika kita lihat tren pemimpin negara-negara demokratis seperti Indonesia ini, para pemimpinnya mulai diktator demi mempertahankan jabatannya dan kepentingan golongannya alias para pemilik modal. Maka, melihat fakta ini penulis yakin bahwa tak lama lagi demokrasi akan mati.

Ummu Bisyarah

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 0

Comment here