Surat Pembaca

Islam, Solusi Maraknya Geng Motor

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Asma’

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Geng motor kembali berulah. Dilansir dari BandungInsider.com pada Selasa, 7 November 2023, sebuah video menunjukan sebuah insiden heboh terjadi. Sekelompok geng motor melakukan aksi baku hantam di sebuah SPBU di Sukamiskin pada Sabtu malam, 4 November 2023. Video tersebut memperlihatkan kekerasan dan kekacauan yang terjadi di tempat tersebut.

Seperti tak ada rasa takut dan jera, kegaduhan yang dilakukan geng motor ini masih saja terus terjadi. Ada apa dengan generasi saat ini? Masih muda, merasa tubuh masih banyak tenaga, adu kekuatan supaya bisa berkuasa. Tapi sayang, mudanya dan kekuatannya tidak digunakan untuk kemaslahatan umat. Inilah hasil dari penerapan sistem sekuler-liberal, buah pemikiran ideologi kapitalisme.

Dalam kehidupan yang liberal ini, manusia diberikan hak kebebasan untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Termasuk kebebasan bertingkah laku. Ditambah lagi dengan pemahamannya yang sekuler, yaitu memisahkan agama dari kehidupan, semakin jauhlah generasi saat ini dari akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam. Karena yang menjadi contoh dan acuan adalah dari barat yang notabene bertolakbelakang dengan peradaban Islam.

Bahkan dengan mengakarnya pemahaman sekuler-liberal ini, menjadikan para orangtua salah dalam menerapkan pola asuh terhadap anaknya. Mereka disibukkan untuk mencari materi supaya bisa bertahan hidup di kerasnya zaman saat ini. Sehingga pendidikan terhadap anaknya dilimpahkan seluruhnya ke sekolah saja. Padahal pendidikan pertama dan utama adalah di dalam keluarga. Seharusnya keluarga adalah tempat yang nyaman dan aman bagi anak-anak untuk mengeksplor kemampuan yang dimilikinya. Alih-alih kenyamanan yang didapatkan, yang ada hanyalah keresahan ketika melihat orangtua yang bertengkar karena masalah ekonomi. Alhasil, anak-anak mencari kenyamanan di luar yang bisa menganggap keberadaan mereka.

Sekolah pun saat ini menerapkan kurikulum tidak berbasis Islam sulit untuk mencegah peserta didiknya agar tidak terlibat dengan geng motor. Karena kurikulum pendidikan saat ini hanya menekankan pada sisi akademisi semata, sedangkan aqidah dan akhlak dikesampingkan. Buktinya setiap pekannya jam pelajaran agama hanya sedikit dibandingkan dengan mata pelajaran lain yang begitu banyaknya.

Melihat kondisi seperti ini, memang seharusnya ada kesinambungan antara keluarga, sekolah, dan negara dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia. Ketika orangtua paham aqidah Islam, maka mereka akan paham bagaimana mendidik anak-anaknya supaya menjadi generasi yang kuat dan kokoh aqidahnya. Begitupun dengan sekolah, ketika menerapkan kurikulum sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah salallahu’alaihi wassalam, maka akan menghasilkan generasi yang tangguh dan memahami jatidirinya sebagai manusia adalah hamba Allah Ta’ala yang harus taat terhadap perintah-Nya. Dan tak kalah penting adalah negara yang menerapkan sistemnya, jika sistem yang diterapkan negara adalah sistem yang langsung dari Penciptanya, yaitu Islam. Maka permasalahan yang terjadi pada generasi tidak akan pernah berlarut-larut seperti saat ini.

Hal ini bisa dilihat ketika dulu seluruh aturan Islam masih diterapkan dalam sebuah negara yang melahirkan sosok-sosok pemuda tangguh, memiliki aqidah yang kokoh, berakhlaq mulia, menorehkan karya yang luar biasa. Kekuatan yang dimiliki pemuda dulu bukan untuk menyakiti saudaranya apalagi hanya untuk pamer kekuatan. Tapi hal itu mereka kerahkan untuk berjihad melawan musuh-musuh Islam. Sebut saja Thoriq bin Ziyad, diusianya yang masih belia tapi mampu menjadi pemimpin pasukan kaum muslim untuk melawan kaum kafir di Andalusia. Lalu ada Muhammad Al-fatih, diusia 21 tahun sudah menjadi seorang khalifah pada masa Kekhilafahan Turki Utsmani, sekaligus menjadi pemimpin pasukan kaum muslim dalam memfutuhat kota Konstantinopel. Dan masih banyak lagi pemuda muslim yang berprestasi pada masa itu.

Maka dari itu, ketika menginginkan generasi saat ini menjadi generasi yang berakhlaq, tidak ada jalan lain. Selain dengan menerapkan seluruh aturan Islam dalam kehidupan dan bernegara. Wallahu’alam bishshawwab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 20

Comment here