Oleh: Fatimah Azzahra, S. Pd
Wacana-edukasi.com — “Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al Maidah: 3).
Inilah Islam. Agama yang diturunkan melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. Ia hadir sebagai penyelamat manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Islam diturunkan sebagai bukti kasih sayang Allah pada makhluk-Nya. Sebagai aturan kehidupan yang lengkap, yang menjaga manusia tetap berada dalam koridor penciptanya.
Berapa banyak manusia yang tercerahkan kala mendekat pada Islam? Berapa banyak manusia yang merasa tenang kala mendekap Islam? Sangat banyak. Bahkan banyak musisi menjadikan Islam dan kalamullah al qur’an sebagai inspirasinya. Salah satunya lagu ‘Ketika Tangan dan Kaki Bicara’ yang terinspirasi dari salah satu ayat dalam al qur’an, “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (Yasin: 65)
Islam sangat layak menjadi inspirasi manusia karena ia datang dari Rabb alam semesta. Tak hanya inspirasi, ia juga sangat layak menjadi aspirasi. Islam diturunkan oleh Allah dengan detail dan rinci dalam mengatur kehidupan ini. Sehingga Islam punya solusi jitu menyelesaikan semua permasalahan saat ini.
Contohnya, Islam menjaga keturunan. Maka, Islam melarang berkhalwat, mendekati zina. Islam mengatur penyaluran naluri berkasih sayang antara pria dan wanita melalui jalan pernikahan. Jika terjadi zina di tengah masyarakat, maka Islam menetapkan hukuman yang tegas. Seperti tercantum dalam Al qur’an, Allah tetapkan hukum jilid bagi pezina yang belum menikah dan hukuman rajam bagi yang sudah menikah. Islam pun mendidik masyarakat dengan penanaman aqidah melalui kurikulum pendidikan dan media yang ada. Sehingga tertanam keimanan dalam masyarakat. Merasa takut dengan siksa Allah jika melanggar perintah-Nya. Dan fokus beramal sholeh, mengumpulkan kebaikan sebagai bekal untuk akhirat nanti.
Islam pun menjaga kepemilikan. Islam tak membolehkan perampasan, perampokan, pembegalan dan semisalnya. Islam memberikan hukuman tegas berupa potong tangan bagi yang nekat mengambil hak orang lain. Dengan keimanan yang ada pada masyarakat, aparatur negara, dan pejabat pemerintahan, maka bentuk pencurian, baik pencurian di jalan atau pencurian besar-besaran oleh pejabat akan bisa ditekan.
Sebagaimana sabda Rasul dalam riwayat Muslim, “Barangsiapa yang mengambil harta saudaranya dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan dia masuk neraka dan mengharamkan masuk surga. Lalu ada seorang yang bertanya, “Wahai Rasulullah, meskipun hanya sedikit?” Beliau menjawab, “Meskipun hanya sebatang kayu araak (kayu untuk siwak).“
Islam pun mempunyai solusi agar negara bisa terbebas dari jeratan utang asing. Islam mempunyai APBN dengan pos pemasukan diantaranya fai, kharaj, ‘usyur, dan harta milik umum yang dialihkan menjadi milik negara. Semua pos ini cukup untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan menjalankan pemerintahan. Mengingat dari sumber daya alam yang tersedia di Indonesia saja sangat melimpah ruah. Jika pos SDA ini dikelola oleh negara dan hasilnya dikembalikan pada rakyat, niscaya kebutuhan rakyat akan terpenuhi. Bahkan tanpa perlu berutang. Sayangnya, sistem saat ini memberikan pemahaman bahwa SDA tak layak jadi pos pemasukan karena terbatas dan butuh waktu lama untuk memperbaruinya. Disaat yang sama, sistem saat ini justru mengobral SDA negara dengan harga yang teramat murah kepada pihak swasta, asing dan aseng. Sungguh heran.
Itulah secuil contoh dan bukti bahwa Islam tak hanya sumber inspirasi, tapi juga aspirasi dan solusi. Karena Islam berasal dari Rabb pencipta diri dan alam semesta ini. Pasti Dia lebih tahu yang terbaik bagi kita, makhluknya yang lemah dan terbatas ini.
Masihkah ragu mengambil islam sebagai solusi kehidupan?
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara total, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagi kalian” (TQS al-Baqarah [2]: 208).
Wallahu’alam bish shawab.
Views: 82
Comment here