Remaja

Hidayah : Ditunggu atau Dijemput?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Nur Hayati
(Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Aktivis Dakwah Muslimah)

wacana-edukasi.com– Guys, siapa nih yang ingin menjadi anak saleh dan salehah? Waduh, pasti semuanya ingin dong. Ya, siapa sih yang tidak ingin hidupnya diridai Allah dan nanti setelah meninggal masuk surga. Jika kita ingin masuk surga, maka kuncinya hanya satu yaitu kita tinggal menjalankan seluruh aturan Allah. Namun, ternyata tidak semudah itu, Guys! Kalau kita tengok orang-orang di luar sana, banyak banget dengan mudah bermaksiat.

Sebut saja muslimah yang tidak menutup aurat secara sempurna dengan berhijab syar’i, muslim dan muslimah yang berpacaran, orang yang mencuri. Kemudian tidak ada usaha untuk merubah diri. Dengan dalih belum mendapatkan hidayah. Hidayah memang seringkali dijadikan kambing hitam atas kemaksiatan yang dilakukan seseorang, Guys.

Seakan-akan kemaksiatan yang dilakukan manusia bukan atas keinginannya, tetapi karena ketetapan Allah yang belum menurunkan hidayah kepadanya. Dengan kata lain, dia merasa tak punya kuasa untuk menghindari kemaksiatan itu. Padahal, sejatinya manusia hidup diberikan pilihan. Dengan pilihan tersebut, manusia bebas untuk memilih alur kehidupannya. Dan pilihan yang dipilih tersebut nantinya akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat, Guys.

Selain itu, Allah juga tidak pernah menzalimi hamba-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS. Fussilat ayat 46: “Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba(-Nya).” Masyaallah.

Sebagaimana yang telah kita ketahui nih Guys, Allah menciptakan manusia dengan paket komplet. Allah membekali kita semua berupa akal. Dimana akal ini merupakan potensi terbesar manusia. Akal inilah yang menjadi pembeda antara kita dengan hewan. Sebab, fungsi utama akal ialah mampu memahami mana yang benar dan mana yang salah. Dengannya pula, mampu manjadi filter dalam berperilaku, berkata maupun dalam berpikir.

Berbicara tentang hidayah, tak sedikit yang salah kaprah dalam memahami makna dari hidayah itu sendiri, Guys. Jika ditelisik dari segi bahasa, hidayah berasal dari bahasa Arab, yakni hada-yahdi-hudan-hidayatan yang artinya penerangan atau petunjuk. Sedangkan dalam makna syar’i ialah mengikuti petunjuk Islam dan mengimaninya.

Di samping itu, Muhammad Abduh dalam kitab tafsir Al-Manar, menyebutkan bahwa hidayah adalah petunjuk Allah yang disampaikan kepada makhluk-Nya. Petunjuk Allah yang dijadikan pedoman dalam kehidupan tak lain dan tak bukan ialah Al-Quran dan As-Sunnah. Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai mukjizat dengan perantara malaikat Jibril. Sedangkan As-Sunnah adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad saw. baik dari perkataan, perbuatan, ketetapan, maupun diamnya Rasulullah.

Dengan petunjuk tersebut, manusia dapat mencapai tujuan penciptaan-Nya, yakni totalitas dalam beribadah kepada Allah Swt. So, seseorang dikatakan mendapatkan hidayah ketika dia mengimani Islam dan mengikuti apa yang ditujukan oleh Islam, Guys.

Dari sini, kita memahami bahwa hidayah itu dijemput bukan ditunggu. Ibarat sinar matahari yang menerangi ruangan melewati jendela. Maka, bagaimana mungkin sinar tersebut bisa masuk ke sebuah ruangan, jika kita tidak mau membuka jendelanya? Seperti itulah pengibaratan hidayah. Harus ada ikhtiar dari tuan rumah, yaitu kita berusaha untuk menjemput.

Sejatinya hidayah itu sudah ada, Guys. Tinggal bagaimana kita menangkap sinyal tersebut. Dan hidayah itu dekat, cuman kita yang tidak mau mendekat. Nah, lantas bagaimana sih cara menjemput hidayah?

Pertama, yakni ngaji islam kaffah. Dengan mengikuti kajian, kita bakal paham banyak tentang wawasan Islam yang akan menjadi bekal kita dalam menjalani kehidupan. Kedua, bersegera mengimani dan mengikuti petunjuk Islam. Setelah kita beriman dan berislam, maka selanjutnya kita menjalankan seluruh aturan syariat Allah yang berlandaskan pada Al-Quran dan As-Sunnah. Ketiga, senantiasa berdoa kepada Allah. Kita meminta minimal 17x dalam sehari, yakni saat salat lima waktu. Doa yang senantiasa terucap oleh hati dan lisan kita, “Ihdinas siraatal mustaqiim (Tunjukilah kami jalan yang lurus)” (QS. Al-Fatihah: 6).

Mendapat hidayah itu bukan perkara pasif Guys, melainkan manusialah yang harus aktif. Hidayah tidak akan kita dapatkan dengan kita hanya duduk manis. Kita harus bergerak dan berusaha untuk mendapatkannya. Dan hidayah jangan dinanti-nanti, sebelum penyesalan datang setelah mati. So, hamasah Guys!

Wallahu A’lam Bishshowab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 469

Comment here