Opini

Fantasi Sedarah, Perilaku Generasi Kian Parah

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Dite Umma Gaza (Pegiat Dakwah)

Wacana-edukasi.com, OPINI–Grup Fantasi Sedarah di dunia maya telah menjadi momok, dan amat meresahkan masyarakat. Hal ini karena grup tersebut sangat melanggar norma agama, norma hukum dan norma sosial. Di antaranya, sesama anggota grup saling berbagi pengalaman tentang aktivitas seksualnya dengan saudara, anak, atau orang tuanya sendiri. Bagi orang yang pemikiranya sehat, melihat grup dan para anggotanya tentu merasa sangat menjijikkan.

Berkenaan dengan itu, Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, Yuni Asriyanti menuntut agar aparat membubarkan grup tersebut, dan menindaklanjuti kasus ini. Yuni Asriyanti mengungkapkan bahwa pembubaran grup harus disertai dengan proses pelacakan para pelaku, dan mendorong aparat untuk menegakkan hukum agar platform yang berisi konten serupa tidak muncul lagi.

Hal ini karena jika hukum dalam kasus tersebut tidak ditegakkan, maka situasi ini akan mengancam keamanan masyarakat khususnya anak-anak yang rentan terhadap pelecehan dan kekerasan seksual. Selain itu, grup yang serupa juga akan menumbuhsuburkan kelompok yang menyimpang, seperti komunitas inses, dan sejenisnya. Demikian ungkap Yuni ketika diwawancarai saat acara Napak Reformasi di TPU Pondok Rangon, Jakarta, tanggal 17 Mei 2025 (beritasatu.com,17-05-2025).

Sekularisme Kapitalisme Biang Masalah

Sekularisme adalah ideologi atau pemahaman dari ideologi kapitalisme yang tidak memedulikan aturan-aturan agama dalam setiap kehidupan. Karena itu, sekularisme tidak peduli dengan halal haram, dan menganut kebebasan. Bagi mereka, yang penting menyenangkan dan menguntungkan. Berhubung negeri Indonesia ini menerapkan ideologi kapitalisme yang meniscayakan adanya sekularisme, maka rakyat negeri ini pun menjadi sekuler, suka kebebasan, dan tidak peduli halal haram.

Sehubungan dengan hal itu, adanya grup Fantasi Sedarah, maupun aktivitas-aktivitas bejat lainnya adalah salah satu dampak dari diadopsinya ideologi kapitalisme sekularisme. Sebagaimana diketahui, bahwa kapitalisme sekularisme adalah ideologi yang diadopsi dari Barat yang notabene adalah penjajah. Bebasnya media di negeri penganut kapitalisme yang menyuguhkan seksualitas tanpa filter atau batasan, juga memperparah keadaan.

Wajar sekali jika pelaku inses banyak yang terinspirasi oleh media. Kejahatan inses ini juga disebabkan oleh mudahnya masyarakat mengakses konten porno. Jadi, paham sekularisme kapitalisme adalah biang utama rusaknya perilaku generasi saat ini, bahkan merusak pada seluruh  sendi-sendi kehidupan. Kerusakan ini sejatinya tidak hanya terjadi di negeri ini saja, tetapi juga di belahan dunia lainnya.

Oleh karena itu, selama negeri ini masih menerapkan ideologi kapitalisme yang pasti sekuler, maka selama itu pula kehidupan rakyat di negeri ini akan terus rusak, karena jauh dari syariat agama (Islam).

Dosa Zina

Perilaku seks menyimpang ini tidak sekadar mengakibatkan rusak secara jiwa dan psikisnya, tetapi pelakunya juga akan menanggung dosa yang amat besar. Di samping itu, seks menyimpang akan sangat menular, sehingga dampaknya perlahan negeri ini akan dipenuhi oleh individu-individu yang tidak takut dosa sebagaimana melakukan zina, bahkan dengan cara inses. Padahal zina jelas haram, hal ini tertuang dalam firman Allah yang bunyinya :

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيل

“Dan janganlah kamu mendekati zina,  sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” (TQS Al-Isra : 32)

Dari firman Allah Swt. tersebut diketahui bahwa, perbuatan mendekati zina saja sudah termasuk perbuatan keji. Oleh karena itu,  barang siapa melakukan zina secara nyata, bahkan hubungan seks dengan yang sedarah, tentu ganjarannya adalah azab yang tidak terkira besarnya.

Sayangnya, sistem sanksi di negeri ini juga  tidak ada efek yang membuat takut dan menjerakan, sehingga kasus zina terus terjadi. Bahkan, mirisnya grup menyimpang Fantasi Sedarah diikuti hingga puluhan ribu anggota.

Jika hukuman cambuk dan rajam bagi pelanggarnya diterapkan sebagaimana yang diperintahkan Islam, maka niscaya tidak ada yang berani membuat grup sebagaimana grup Fantasi Sedarah. Hal ini karena sanksi tegas dalam Islam menciptakan efek menakutkan juga menjerakan, dan dampaknya mencegah terulangnya sebuah pelanggaran.

Islam Solusi Terbaik

Sebagaimana diketahui, bahwa rusaknya masyarakat negeri ini adalah buah dari penerapan sistem pemerintahan dari ideologi kapitalisme demokrasi. Berhubung kesalahan ada pada sistem yang mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara, maka solusinya pun harus dengan ganti sistem pemerintahan. Sistem Islam menempatkan bahwa pemimpin bertanggungjawab penuh terhadap rakyatnya.

Tanggung jawab itu di antaranya memenuhi segala kebutuhan hidup seperti sandang pangan papan, memberi keamanan dan ketenangan, mencerdaskan setiap individu rakyat, juga menjamin kesehatannya. Untuk mencegah adanya kelompok-kelompok menyimpang seperti grup Fantasi sedarah, maka dibutuhkan kerja sama antara individu rakyat, masyarakat, dan negara.

Pertama, negara harus mendidik dan membuat setiap individu rakyat menjadi orang-orang yang bertakwa, yaitu patuh dan takut pada Tuhan dan syariat-Nya. Dengan itu, rakyat menjadi takut untuk melakukan dosa seperti melakukan inses, atau perbuatan menyimpang lainnya. Rakyat juga tidak berani melanggar norma-norma agama.

Kedua, negara akan membangun kepedulian antar masyarakat agar saling menasihati, dan saling menolong dengan amar makruf nahi mungkar.

Ketiga, rakyat harus tunduk patuh pada pemimpin, yaitu pemimpin yang menerapkan sistem Islam di setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan demikian, perlu adanya kerja sama yang baik antara individu rakyat, masyarakat, dan negara. Jika sistem Islam dijalankan dengan benar, niscaya komunitas menjijikkan seperti grup Fantasi Sedarah tidak diberi ampunan, sehingga kerusakan generasi tidak semakin parah. [WE/IK].

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here