Opini

Dibalik Eksotisnya Teluk Kendari

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Sartinah (Relawan Media, Member AMK)

Ini hidup wanita si kupu-kupu malam
Bekerja bertaruh seluruh jiwa raga
Bibir senyum kata halus merayu memanja
Kepada setiap mereka yang datang

Bernostalgia dengan kutipan lagu lawas dari Peterpan yang berjudul “Kupu-Kupu Malam”, menyegarkan kembali ingatan kita dengan aktivitas para penjaja kenikmatan yang sejak dulu hingga kini makin menjamur di setiap sudut negeri ini. Pun, di kota yang terkenal dengan slogan “Kota Bertakwa” yakni Kendari, Sulawesi Tenggara.

Kendari memiliki sebuah tempat eksotis yang kerap menjadi tujuan wisata warga. Sajian pisang epek khas Kendari Beach menjadi jajanan yang banyak dicari sembari menikmati sepoi-sepoi angin laut. Teluk Kendari atau Kendari Beach terletak di sisi barat Kota Kendari dan menjadi tujuan wisata alternatif di tengah kota.

Tak dinyana, di balik eksotisnya panorama Teluk Kendari terselip sisi gelap kehidupan malam yang membuat miris. Yakni, menjamurnya bisnis gelap prostitusi. Berdasarkan penelusuran telisik.id (17/8/2020), lokasi eksekusi bisnis prostitusi tak terpusat di satu titik saja, melainkan tersebar di berbagai titik kawasan Kendari Beach.

Para pekerja seks komersial pun sangat mudah ditemui di kawasan Kebi dengan beberapa tempat mangkal yang sangat terbuka.
“Rata-rata PSK di Kendari menawarkan jasanya melalui aplikasi Mechat,” ujar RM, seorang pengguna jasa PSK di kawasan Kebi kepada telisik.id Minggu (16/8/2020).

Aliansi Perempuan (Alpen) Sulawesi tenggara pernah merilis data PSK pada tahun lalu di wilayah Kota Kendari. Ada sebanyak 933 pekerja seks komersial (PSK). Dari keseluruhan, dua di antaranya positif terjangkit Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Immuno Deficiency Syindrome (AIDS). (kumparan.com, 9/3/2019)

Melihat fenomena menjamurnya PSK, Ketua Alpen Sultra, Hasmida Karim mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya perempuan memilih menjalani aktivitas sebagai PSK di Kota Kendari. Yakni, masalah ekonomi. gaya hidup, dan beralih fungsinya sumber daya di daerah asal para PSK.

Sayangnya, meski PSK terus menjamur, upaya yang dilakukan hanya sebatas sosialisasi dan pendampingan tentang kesehatan reproduksi di tempat-tempat umum, bukan justru meminimalisasi maraknya PSK, apatah lagi menghentikannya.

Bisnis prostitusi akan semakin menjamur seiring dibukanya sektor pariwisata. Sebab, dalam strategi negara berbasis kapitalis liberal, pariwisata ditengarai mampu mendongkrak ekonomi negara. Sektor pariwisata juga menjadi salah satu sumber pemasukan negara selain pajak.

Maka tak heran jika bisnis esek-esek tetap menjamur dan sulit diberantas. Pun, kini ekonomi bukanlah satu-satunya alasan banyak perempuan melakoni pekerjaan sebagai wanita penghibur. Life style alias gaya hidup juga menjadi alasan banyak perempuan menceburkan diri dalam kubangan bisnis haram tersebut. Gaya hidup bebas tanpa aturan sebagai ciri khas liberalisme tersebut akhirnya kian menggerus marwah perempuan, yakni didera degradasi moral yang semakin mengkhawatirkan.

Kapitalisme liberal telah nyata membuka peluang kebebasan dalam sistem sosial. Perilaku konsumtif dan hedonis menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup serba instan di zaman milenial saat ini. Salah satu jalan termudah memperoleh materi secara instan adalah dengan terjun ke dalam bisnis prostitusi. Bisnis gelap tersebut pun menjadi sangat menggiurkan. Apalagi strategi ini juga banyak digunakan untuk menarik wisatawan.

Prostitusi berbalut pariwisata akan tetap eksis selama nilai kebebasan tanpa batas yang merupakan anak kandung kapitalisme liberal masih dijunjung dan diagungkan. Untuk memutus jaringan prostitusi hingga ke akarnya dibutuhkan langkah-langkah sistematis. Langkah sistematis tersebut hanya mampu diwujudkan oleh sistem yang menjadikan halal dan haram sebagai standarnya, yakni Islam.

Islam merupakan problem solving atas seluruh problematika yang mendera manusia, termasuk memutus bisnis prostitusi yang kian mengkhawatirkan. Langkah sistematis yang dilakukan oleh Islam di antaranya:

Mengatur pergaulan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sosial, seperti melarang khalwat (berdua-duaan dengan lawan jenis) maupun ikhtilat (campur-baur antara laki-laki dan perempuan, kecuali untuk keperluan syar’i seperti pendidikan, ekonomi/perdagangan dan kesehatan. Aturan ini dapat mencegah terjadinya aktivitas zina atau perilaku menyimpang seksual lainnya.

Allah Swt. berfirman:

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا

“Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (QS al-Furqan [25]: 68)

Memberikan sanksi tegas terhadap para pelaku zina (had/hudud), baik bagi yang belum pernah menikah (ghairu muhsan) berupa hukuman jilid 100 kali maupun bagi yang sudah pernah menikah (muhsan) yakni dirajam hingga mati.

Hanya saja, hukuman tersebut baru bisa dilakukan oleh penguasa yang menerapkan Islam secara kafah, yakni khalifah di bawah sistem khilafah. Hukuman dan sanksi dalam Islam tersebut berfungsi sebagai zawajir (pencegah orang lain agar tidak melakukan pelanggaran serupa) dan jawabir (penebus siksa di akhirat). Dua fungsi ini akan dapat meminimalisasi kasus zina termasuk prostitusi yang masih marak terjadi.

Berikutnya, negara akan menutup/memblokir akses terhadap situs-situs porno, menyita buku, majalah, film dan gambar porno yang dapat menstimulasi nafsu libido. Mengintensifkan pendidikan agama dan menguatkan akidah anak mulai dari tingkat sekolah dasar hingga pendidikan tinggi.

Demikianlah penjagaan Islam yang sangat sempurna terhadap manusia. Islam datang sebagai rahmat dan bukan mudarat. Penerapan syariat Islam secara kafah akan mendatangkan kerahmatan bagi seluruh alam. Saatnya umat bangkit dan kembali menjadikan Islam sebagai landasan hidup dalam seluruh aktivitasnya. Tak kalah penting, saatnya mencampakkan kapitalisme yang menjadi biang kerok kerusakan ke tempat sampah peradaban.

Wallahu a’lam bishshawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 46

Comment here