Surat Pembaca

Badai PHK Menerjang, Imbas Kegagalan Sistem

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Cahya M. Azdarany, S.Si
(Aktivis Dakwah)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA— Fenomena PHK massal kembali mencuat. Baru-baru ini, kabar tentang pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh PT Hung-A Indonesia makin tersebar luas setelah unggahan video di media sosial menjadi viral. PHK tersebut akan ‘memakan korban’ sekitar 1.500 pekerja. PHK atas ribuan pekerja tersebut disebabkan karena PT Hung-A Indonesia akan menutup operasionalnya mulai Februari 2024. Pada 2023 lalu, korban PHK setidaknya mencapai 7.200-an pekerja di 36 perusahaan, yang disebabkan karena tutup total, tutup hengkang atau relokasi, maupun efisiensi biaya. Data tersebut baru mencakup perusahaan tempat anggota Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) bekerja, belum menghitung pabrik lain non-anggota gabungan serikat pekerja tersebut (cnbcindonesia.com). PHK massal juga datang dari pemasok otomotif Bosch yang akan melakukan PHK terhadap 1.200 karyawannya di divisi pengembangan perangkat lunak pada akhir 2026 (cnnindonesia.com).

Ekonomi dunia tengah lesu. PHK yang marak dimana-mana adalah bukti buruknya situasi ekonomi dunia termasuk di Indonesia. Buruknya situasi ekonomi saat ini tidak lepas dari diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme. Sebab, sistem ekonomi ini menjadikan para perusahaan atau para pemilik modal yang berkuasa. Wajah rimba sangat jelas dalam ekonomi kapitalis. Siapa yang bermodal besar tentu akan mengalahkan pemodal kecil. Begitupun kegiatan ekonominya yang hanya disandarkan pada untung dan rugi si perusahaan. Lihatlah, bagaimana ketika perusahaan memandang tidak ada lagi keuntungan, mereka akan melakukan banyak PHK dengan berbagai alasan, mulai dari efisiensi biaya, kalah daya saing, perkembangan teknologi 4.0, dan lain sebagainya. Sungguh egois, beginilah sistem ekonomi kapitalisme yang hanya ingin menyelamatkan perusahaan, lalu abai terhadap nasib pekerja.

Lemahnya Ekonomi Kapitalisme

Saat ini, ekonomi kapitalisme tengah merajai perekonomian dunia dan mewajibkan negara lain menjadikannya sebagai acuan. Padahal, di negara pengembannya saja seperti Amerika Serikat, ekonomi kapitalis tampak lemah dan tidak berdaya, apalagi di negara yang menjadi pengekornya. Fenomena PHK yang tiada henti terjadi di negeri ini sejatinya terjadi karena lepasnya tanggung jawab negara dalam menjamin penyediaan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. Negara hanya bertindak sebagai regulator yang menyerahkan ketersediaan lapangan pekerjaan bagi rakyat kepada pihak swasta. Padahal, sampai kapanpun pihak swasta tidak akan mampu menjamin hal tersebut, sebab pihak swasta hanya berorientasi untung dalam menjalankan bisnisnya.

Sangat mustahil kesejahteraan dan keadilan bisa diperoleh dari sistem ekonomi kapitalis. Sistem ini, membuat kekayaan hanya berputar pada segelintir orang. Distribusi kekayaan tidak merata. Dalam kapitalisme, kekayaan alam dan aset apapun dapat diperjual belikan. Bukannya membuat negara menjadi kaya, malahan hanya memperkaya para pemodal dan investor. Rakyat lagi-lagi selalu menjadi korban. Rakyat harus menyadari bahwa badai PHK senantiasa membayangi kehidupan masyarakat saat ini selama sistem kapitalisme masih eksis sebagai sistem kehidupan. Melihat lemahnya perekonomian yang diemban kapitalisme, bukankah ini saatnya berbenah?

Islam, Solusi Menanggulangi Badai PHK

Islam bukanlah hanya berbicara mengenai ibadah ritual semata. Sebagai ideologi, Islam memiliki seperangkat aturan yang komprehensif. Islam menjadikan solusi untuk permasalah ekonomi terletak pada distribusi kekayaan. Dari sinilah, sistem ekonomi dalam Islam akan menjamin tersalurkannya kekayaan ke seluruh anggota masyarakat secara merata, apapun pekerjaannya. Selain itu, Islam juga mencegah terpusatnya harta kekayaan di tangan segelintir kalangan saja seperti yang terjadi dalam sistem kapitalisme.

Islam memiliki konspep-konsep untuk mewujudkan kesejahteraan. Selain itu, Islam menjadikan negara sebagai penanggung jawab kesejahteraan rakyat. Salah satu langkah yang dilakukan negara untuk mewujudkan kesejahteraan adalah dengan menciptakan lapangan kerja. Dalam khilafah, tanggung jawab ini diemban oleh negara, bukan industri layaknya kapitalisme. Sektor lapangan pekerjaan terbuka luas di dalam khilafah. Bahkan khilafah juga memiliki kebijakan untuk memberikan modal kepada mereka yang memiliki skill, tetapi tidak memiliki modal untuk berusaha. Tidak hanya itu, upaya kesejahteraan juga diwujudkan dalam bentuk jaminan kebutuhan dasar publik yang meliputi pendidikan, kesehatan dan keamanan. Layanan publik tersebut dapat dinikmati oleh seluruh rakyat dengan kualitas terbaik. Demikianlah solusi menanggulangi badai PHK dalam khilafah secara komprehensif. Sudah waktunya untuk kembali pada jalan yang hakiki, yaitu mengembalikan kehidupan Islam sebagaimana peradabannya yang mendunia dulu. Wallâhu a’alam bish-shawâb.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 8

Comment here