Opini

Tentara Zionis Membunuh Warga Tanpa Pandang Bulu

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh. Yana Sofia (Aktivis Muslimah dan Pemerhati Umat)

wacana-edukasi.com, OPINI– Memasuki 2024 perang Israel dan Palestina belum juga berakhir. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza jumlah warga Palestina yang tewas dalam 24 jam mencapai 249 jiwa. Hal ini menjadikan jumlah martir warga Palestina mencapai 23.084 orang, sementara 58.926 lainnya luka-luka. (Kompas.com, 9/1)

23.084 warga yang terbunuh itu adalah manusia yang pernah hidup layaknya kita. Mereka adalah manusia yang memiliki cita-cita, harapan, dan impian layaknya manusia-manusia lainnya di dunia. Namun, harapan 23 mereka telah terkubur bersama puing-puing kota yang hancur lebur oleh rudal-rudal Zionis yang membantai siapa pun tanpa pandang bulu.

Boleh dikatakan Zionis Yahudi ini adalah monster yang mengerikan bagi dunia. Momok yang seharusnya dibasmi sampai ke akarnya. Di hadapan seluruh manusia mereka mempertontonkan kejahatannya dengan bangga. Tangan mereka berlumuran darah anak-anak dan warga sipil tak berdosa. Bagaimana bisa dunia menerima ini semua? Tidakkah kita khawatir sifat bangsa psikopat menular dan mengotori dunia?

Lihatlah betapa munafiknya bangsa Zionis ini. Mereka engklaim perang melawan Hamas, namun yang dibunuh justru 7.000 lebih perempuan dan 10.000 anak-anak. Selain itu, ratusan tenaga profesional tak luput dari tangan kejinya, di mana 326 tenaga kesehatan telah dibantai, 209 tenaga pendidik terbunuh, dan 107 jurnalis dilaporkan meninggal yang tak pandang bulu. Oleh sebab itu, kita berani mengatakan bahwa yang dihadapi warga Palestina bukanlah manusia, melainkan monster yang haus darah, mesin pembunuh, kumpulan penjahat yang memiliki kelainan jiwa. Tidakkah dunia merasa khawatir?

Sudah 3 bulan berlalu, namun dunia masih acuh tak acuh. Kehidupan dunia masih berjalan seperti biasanya, layaknya roda yang terus berputar, tak ada yang perlu dirisaukan. Dunia Islam berdalih bahwa urusan dalam negeri lebih kompleks, sehingga tak perlu mengurusi negeri terjajah yang jauh di luar sana. Ukhuwah islamiah hanya dicukupkan dalam bentuk kejaman, dan beberapa sumbangan kemanusiaan. Dunia muslim memilih menonton, walau bagaimanapun setiap negara memiliki masalah dan derita yang berbeda-beda.

Inilah wajah dunia muslim yang diatur oleh kebijakan sekuler dan demokrasi. Walaupun setiap muslim menyadari bahwa setiap tetes darah muslim yang terzalimi ada kewajiban untuk membela, namun apa daya jika ngeri-ngeri kaum muslim tidan diatur oleh Islam? Kepemimpinan dunia saat ini diatur oleh kebijakan yang lahir dari rahim sekularisme. Karena itu, negara-negara dunia harus tunduk pada kebijakan yang diatur oleh barat dan negara-negara kampiun demokrasi.

Hal inilah yang membuat miliaran muslim di dunia seolah lumpuh. Sementara kekuatan militer Islam telah dilemahkan oleh kebijakan sekularisme yang menghapus fungsi jihad fisabilillah pada tubuh entitas militer muslim. Karena itulah seluruh tentara di negeri kaum muslim hanya bertanggung jawab pada keamanan yang dibatasi oleh teritorial masing-masing negara.

Lalu, bagaimana dengan negara-negara kampiun demokrasi, yang senantiasa meneriakkan HAM? Ternyata mereka pun bergeming. Otoritas PBB hanya menghabiskan diskusi yang berisikan omong kosong yang tak ada solusinya. Sementara, monster pembunuh itu semakin lihai dan leluasa membantai anak-anak dan warga lemah lainnya. Bahkan, sejumlah besar negara kampiun demokrasi membiayai dan menolong tentara Zionis apalagi mereka kekurangan senjata dan rudal-rudal untuk membunuh rakyat sipil Palestina. Ini menunjukkan, bahwa sistem hidup yang diadopsi dunia hari ini adalah sistem yang tidak waras. Jika waras, tidak mungkin dunia membiarkan bangsa yang disebut Allah layaknya kera itu berlaku sombong dan semena-mena.

Ketidakmampuan dunia mengurai konflik Israel dan Palestina dan menindak tegas pelanggaran HAM yang dilakukan Israel menunjukkan bahwa sistem hidup yang berlaku saat ini tidak sesuai dengan fitrah manusia. Sekularisme yang menafikan keberadaan agama dalam kehidupan telah menyisakan berbagai kesengsaraan bagi seluruh umat di dunia. Oleh sebab itu, dunia membutuhkan sistem pengganti sekularisme yang telah usang untuk mengembalikan harkat, martabat, kehormatan seluruh umat manusia. Dunia ini membutuhkan sifat-sifat kemanusiaan untuk menyelamatkan manusia dari kejatuhan peradaban dan moralitas.

Hanya sistem Islam satu-satunya ideologi yang mampu merealisasikan seluruh cita-cita dunia. Karena ideologi Islam mengandung berbagai kebijakan dan peraturan yang mampu mengikat manusia sebagai makhluk sosial yang adil dan beradab. Karena seluruh aturan yang bersumber dari Islam mengandung kemaslahatan dan kebaikan, masuk akal, sesuai fitrah, dan menentramkan jiwa.

Islam melarang keras manusia yang membunuh dan membuat kerusakan di muka bumi. Sebagaimana firman-Nya,

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al A’raf: 56)

Islam juga melarang penguasa bertindak zalim, baik kepada muslim, maupun nonmuslim. Islam akan memuliakan seluruh manusia, menjaga harta, nyawa dan kehormatan muslim, pun non muslim. Hal ini telah dipraktikkan oleh kepemimpinan Islam sepanjang sejarah Khilafah Islamiah. Seperti dalam kepemimpinan Sultan Muhammad al Fatih. Saat al Fatih menguasai Konstantinopel tahun 1453 M, tak ada pemaksaan dan pengusiran terhadap warga non muslim. Sebaliknya, Khalifah akan melindungi dan menjamin mereka beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Terbukti, sejak Sulatan menaklukkan benteng Konstantinopel seratus bangunan gereja dan seratus bangunan sinagog yang masih ada disana hingga saat ini. Dalam Kekhilafaah Islam telah meniscayakan khalifah mengayomi semua agama dan ras. Tak boleh ada yang saling membunuh, merampas hak-hak manusia. Islam tidak akan membiarkan entitas pengacau hidup di tengah-tengah manusia karena keberadaan mereka menghalangi Islam menebar rahmat bagi seluruh alam. Sebagaimana Firman Allah Swt,

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (Al Anbiya: 107).

Sangat tidak mungkin Islam rahmatan bagi dunia bisa tegak di bawah kepemimpinan sekulerisme yang menjauhkan agama dari kehidupan. Karena itu, sudah saatnya kita mencampakkan ideologi bobrok ini dan menggantinya dengan sistem terbaik yang diaktualisasikan oleh pemerintahan Islam yakni Daulah Khilafah Islamiah. Wallahua’lam bishawab!

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 6

Comment here