Opini

Tarif Ojol Naik, Driver Bertambah Panik

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Muzaidah (Aktivis Dakwah Muslimah)

“Semua naik tiada yang tidak naik
Gaji kita semua, sudah pun naik
Harga barang juga turut naik
Semua naik tiada yang tidak naik”

Penggalian lirik lagu dari Ali Mamak menggambarkan kondisi negeri yang gemah ripah loh jinawi ini sangat krisis kemakmuran dan malah mencekik rakyat. Tidak satu pun kebutuhan disubsidi atau digratiskan secara cuma-cuma, semua serba naik, mulai dari bahan-bahan pokok, minyak, kini imbasnya sampai kenaikan tarif ojek online (OJOL). Apakah ada pertanda pengangguran mulai bertambah? Bagaimana sikap rakyat dalam menyikapi permasalahan yang makin merajalela, mau diam dan pasrah saja atau segera revolusi kepada Islam kafah?

Dilansir dari suara.com, 28/08/2022, bahwa pemerintah telah menyetujui kebijakan untuk perusahaan ojek online untuk menerapkan tarif yang naik drastis. Artinya, pemerintah menyetujui kebijakan yang akan berimbas dari berbagai hal, mulai dari driver OJOL, pendapatannya, pelanggan, dan penitip seperti penjualan yang memakai aplikasi driver food.

Bukan itu saja, kemungkinan pun pengangguran akan meningkat pesat dikarenakan driver OJOL tidak memiliki pendapatan yang setimpal sebagaimana sebelum kenaikan diberlakukan. Semua ini diawali karena pemerintah menjadi keran bagi korporasi yang sesukanya menaikkan tarif, yang jelas akan menguntungkan perusahaan daripada driver.

Konsumen atau penumpang ojek online juga mengalami kerugian karena akan menambah penambahan pengeluaran yang sebelumnya sudah diakumulasikan agar hemat dan bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya. Banyak pihak yang dirugikan, apakah pemerintah tidak berpikir sejauh ini? Sedih sekali jika sikap tanggung jawab pemimpin ini tidak sepadan dengan apa yang harus dilakukannya.

Lain hal jika dibandingkan dengan Islam lakukan, ketika kehidupan masyarakat dan negara diatur dengan aturan Islam, maka yang ada hanya kesejahteraan, kemakmuran, dan keadilan. Yang pernah diterapkan selama seribu tahun lamanya oleh khalifah (pemimpin) adilnya sangat jauh berbeda dengan pemimpin hari ini. Seperti jasa ojek online dan transportasi lainnya merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi pemerintah di masa itu, bahkan jika sekarang Islam diterapkan pun akan sama.

Rakyat dalam sistem atau penerapan Islam diberikan subsidi atau harga yang lebih murah ketika memakai transportasi umum, bahkan bisa menjadi gratis. Selain itu, khalifah tidak akan membiarkan rakyatnya mengalami kesulitan dalam beraktivitas menggunakan kendaraan seperti pesawat, kapal laut, bus, dan lainnya, ketika transportasi darat dan laut kekurangan, maka sikap khalifah akan sigap memfasilitasi sesuai dengan kebutuhan rakyat.

Yang tidak kalah penting, Islam tidak akan memberikan peluang kepada asing atau aseng menguasai perekonomian dunia karena bukan keadilan yang ada malah tambah kesengsaraan saja, karena pengelolaan yang terbaik hanya ketika Islam yang memimpin dan mengendalikan semuanya. Akan diberikan secara merata apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan tidak satu pun dikelola secara rakus dan menipu.

Rasulullah saw. bersabda:
“Siapa saja yang mengambil satu jengkal saja dari jalan kaum muslim, maka pada hari kiamat kelak Allah Subhanahu wa taala akan membebaninya dengan beban seberat tujuh lapis bumi.” (h.r. Imam Thabrani).

Hadis ini mengingatkan kepada pemimpin agar tidak semena-mena merampas atau mengambil hak rakyat tanpa ada kepentingan yang mendesak dan harus sama-sama ada kesepakatan antara rakyat dengan pemimpin, jika tidak ada kesepakatan dan tujuannya hanya menguasai secara sepihak, maka akan ada azab dari Allah yang dirasakan pemimpin.

Peringatan yang senada disampaikan Syaikh Abdul Qadiim Zalum dalam kitab Al-Amwal Fi Daulatil Khilafah, ”Tidak dibenarkan menjadikan jalan umum sebagai sumber pemasukan. Sebaliknya , negara wajib menggunakan anggaran mutlak. Yakni, ada atau tidak ada kekayaan negara yang diperuntukkan untuk pembiayaan transportasi publik maka wajib diadakan negara. Karena ketiadaannya berdampak dharar (bahaya) bagi masyarakat.”

Oleh karena itu, sikap yang wajib ditampakkan rakyat hari ini adalah sikap yang peka dan sadar secara menyeluruh, bahwa tidak ada yang mampu memberikan kesejahteraan selama demokrasi-kapitalis memimpin, karena sifat dari sistem ini hanya mengutamakan keuntungan secara pribadi atau demi kepentingan pihak tertentu yang tidak ingin berbagi secara adil.

Sebenarnya, bisa saja semua kebutuhan tidak naik, pengangguran tidak ada lagi, ketika rakyat setuju bahwa negeri ini harus menerapkan Islam secara menyeluruh, seperti kenaikan ojek online, BBM, dan lainnya tidak ada lagi dan semua permasalahan akan tuntas selama rakyat mau dipimpin oleh Islam yang sudah terbukti berhasil memakmurkan umat.

Wallahualam bissawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 7

Comment here