Surat Pembaca

Sumbangan Totem Freeport, ‘Kado Manis’ dari Kapitalis untuk Papua

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Suwairirin, S.Pd.

wacana-edukasi.com, Surat PEMBACA– PT Freeport adalah perusahaan yang menghasilkan nilai tambang emas terbesar di Indonesia yang terletak di Papua yang merupakn aset yang dimiliki Indonesia. Beberapa waktu lalu, PT Freeport ini menghibahkan Totem Kamoro dari Papua untuk mendukung Pembangunan Taman Totem Dunia.

Seperti yang dikutip di Media online KOMPAS.com bahwa PT Freeport Indonesia (PTFI) menyerahkan dua Totem Kamoro dari tanah Papua sebagai wujud partisipasidan dukungan dibangunnya Taman Totem Dunia yang merupakan bagian dari program Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan di Kecamatan Pangururan, Samosir, Sumatera Utara (Sumut). Dua Totem yang akan ditampilkan di taman tersebut telah selesai dikerjakan para pengukir Kamoro yang dinaungi oleh Yayasan Maramowe.

PTFI dan Yayasan Maramowe melakukan serah terima Totem kepada pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), selaku pelaksana proyek Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan, di Taman Totem Dunia, Danau Toba (Kompas.com, 27/9/2023).

Dengan adanya program ini, maka tentunya anggaran yang di keluarkan dari pihak PTFI, itu memerlukan dana yang tidak sedikit untuk keberhasilan program tersebut, apalagi dengan atas nama melestarikan karya seni dan budaya masyarakat adat Papua.

Sehubungan dengan hal ini kita harusnya tidak terkecoh, karena sejatinya kekayaan Indonesia yang di jarah Freeport jauh lebih besar, apalagi sudah bertahun-tahun berlangsung. Sungguh, dengan kegiatan ini, dalam melihat kenyataannya masyarakat Papua itu sendiri secara ekonomi mereka sangat membutuhkan kesejahteraan, khususnya pendidikan dan ekonomi.

Secara fakta masyarakat Papua, walaupun di negerinya memiliki Tambang emas yang berlimpah, tetapi mereka tidak merasakan hidup ekonomi yg mapan karena di sebabkan penguasaan SDA lebih kepada Pengusaha dalam hal ini pengelolaannya dikuasai oleh asing.

Penderitaan yang disebabkan oleh Ekonomi kapitalis lah yang secara nyata menguasai kekayaan alam dan rakyat yang menderita. Umat harus sadar pengelolaan SDA oleh PT Freeport sesungguhnya adalah bentuk pengkhianatan negara atas rakyat.

Indonesia akan mendapatkan hasil yang jauh lebih besar jika SDA dikelola sendiri, dari alokasi dana untuk mendukung kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) ini, dan seharusnya negara memikirkan hal ini. Karena Kegagalan sistem ekonomi kapitalisme semakin terpuruk dan rusak.

Yang bisa menyelamatkan umat dari sistem ini, adalah adanya keberadaan ekonomi islam yang telah di terapkan kurang lebih 13 abad lamanya, Islam menetapkan SDA adalah milik umum, yang harus dikelola oleh negara untuk dikembalikan kepada rakyat, bukan menyerahkannya kepada swasta dan individu.

Dalam pandangan Islam, sumber daya alam yang jumlahnya banyak merupakan milik umum atau milik rakyat yang wajib dikelola oleh Negara. Model pengelolaan ini akan membuat rakyat hidup sejahtera.

Dengan kata lain, barang-barang tambang seperti minyak bumi beserta turunannya seperti bensin, gas dan lain-lain termasuk juga listrik, hutan, air, padang rumput, api , jalan umum, sungai dan laut, semuanya telah ditetapkan oleh Syariah sebagai kepemilikan umum.

Negara mengatur produksi dan distribusi aset-aset tersebut untuk rakyat. Sesuai apa yang Rasulullah saw telah jelaskan dalam hadist, Manusia berserikat dalam tiga hal yaitu: air, padang rumput dan api (HR Abu Dawud).

Waallahu a’llam bishawab[]

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 13

Comment here