Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA-– Kriminalitas semakin marak dan kian sadis merupakan akibat dari penerapan sistem kehidupan saat ini yang jelas rusak dan merusak. Contohnya, seorang pria bernama Ismail (40 tahun) warga Kelurahan Selagit, Kabupaten Musi Rawas tega menganiaya ibu kandungnya berinisial SA (80 tahun). Peristiwa itu berawal ketika Ismail kesal akibat kalah main judi online. Bukan hanya itu, Ismail bahkan mengambil gunting dan menyekap ibunya yang sudah tua tersebut di dalam kamar dan mengancam akan membunuhnya (Kumparan.com, 09/02/25).
Maraknya kriminalitas dilatarbelakangi oleh faktor yang bermacam-macam dan dilakukan oleh berbagai kalangan dan usia. Kadar kekerasan semakin mengerikan, bahkan banyak dilakukan oleh generasi muda. Entah itu karena masalah ingin memiliki harta orang lain, utang-piutang, asmara, sakit hati, atau selainnya. Sungguh, hal ini menunjukkan betapa manusia begitu meremehkan keselamatan dan nyawa orang lain meskipun itu keluarga sendiri.
Marak Kriminalitas Lahir dari Sistem Rusak Kapitalis Sekuler
Berbagai peristiwa kriminalitas yang terjadi menunjukkan bahwa sistem hari ini mandul, karena telah nyata gagal menjaga keamanan dan nyawa manusia. Sistem Kapitalis Sekuler telah melahirkan banyak orang-orang yang tak punya nurani. Demi kepentingan pribadi, mereka tak peduli hingga tega merenggut nyawa orang lain. Semua itu akibat kerusakan sistem kehidupan yang diterapkan, sehingga berbagai lini kehidupan pun rusak baik dalam bidang ekonomi, pergaulan, pendidikan, media, dsb.
Sistem pendidikan Kapitalis Sekuler tak mampu mencetak manusia yang beriman dan berkepribadian luhur. Sebab, asas pendidikan adalah sekuler yakni memisahkan agama dari kehidupan. Pendidikan Kapitalis hanya berorientasi pada pencapaian nilai akademik. Tak heran, peserta didik yang dihasilkan pun hanya berambisi pada pencapaian nilai materi, sehingga keimanan individu tak akan terwujud.
Ketika keimanan individu (sebagai bagian dari masyarakat) tidak mampu diwujudkan, pasti keimanan kolektif masyarakat juga tidak terwujud. Maka di tengah masyarakat tidak akan terwujud sebuah kontrol positif. Masyarakat Kapitalis cenderung individualis mementingkan kepentingan pribadi. Mereka tak peduli apa yang terjadi pada orang lain selama tidak merugikan dirinya.
Tak hanya itu, maraknya kriminalitas juga membuktikan bahwa sistem sanksi yang diterapkan saat ini sangat lemah dan tidak menjerakan, sehingga orang tidak punya rasa takut melakukan kejahatan. Sungguh, hal ini menunjukkan betapa mahalnya rasa aman, karena keamanan benar-benar tidak terjamin.
Islam Menjamin Keamanan Tiap Individu
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya membunuh seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).
Hadist tersebut menunjukkan betapa berharganya nyawa seorang manusia. Oleh karena itu, negara sebagai pelaksana hukum syarak memiliki kewajiban untuk menjamin keamanan dan menjaga nyawa rakyatnya. Negara akan menutup berbagai pintu celah terjadinya tindak kriminalitas dengan menjamin terwujudnya kesejahteraan rakyat, menjamin keamanan rakyat, serta menerapkan sistem sanksi tegas dan adil yang bersifat menjerakan, juga sebagai penebus dosa. Biasanya, eksekusi hukuman dilakukan di depan khalayak agar dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi orang lain untuk tidak melakukan kejahatan.
Sistem pendidikan, pergaulan, ekonomi, informasi, politik, dan yang lain berdasarkan akidah Islam. Maka akan terbentuk orang-orang yang beriman dan berkepribadian Islam. Mereka menjadi seorang yang amanah dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Setiap melakukan perbuatan juga akan selalu mempertimbangkan halal haram. Sebab, tolak ukur kehidupan Islam bukan dengan mencapai kepuasan materi, melainkan dengan mencapai rido Allah yakni wajib menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Sistem Islam mampu mewujudkan keimanan individu, sehingga melahirkan individu yang memahami hakekat penciptaan manusia hanya untuk beribadah kepada Allah. Mereka juga memiliki kepribadian Islam, sehingga mampu menjaga dirinya dari perbuatan maksiat dan kriminal.
Begitulah, sistem Islam mampu mewujudkan tegaknya tiga pilar, mulai dari ketakwaan individu, kontrol masyarakat, dan peran negara dalam penerapan sistem sanksi yang akan menjamin terwujudnya keamanan pada masyarakat.
Wida Nusaibah
Views: 4
Comment here