Surat Pembaca

Politik Klenik IKN, Syirik yang Dilanggengkan

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com– Di tengah penolakan dan proses gugatan masyarakat terhadap kelanjutan proyek IKN, salah satunya pelaksanaan ritual “kendi nusantara” di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dalam acara tersebut pemerintah juga mengundang seluruh gubernur di Indonesia hadir dalam acara ritual kendi nusantara. 34 gubernur tersebut diminta membawa 1 liter air dan 2kg tanah dari daerah masing- masing, nantinya air dan tanah tersebut disatukan dalam kendi besar yang disebut bejana nusantara yang terbuat dari tembaga, kendi tersebut disimpan di titik nol IKN nusantara. (Kompas.com, Senin 14/3/2022).

Tentu saja ritual kendi nusantara ini menggelitik logika masyarakat yang dikenal mayoritas beragama muslim. Bukan tidak mungkin politik klenik yang dipamerkan itu mengundang azab sang khalik sebab dalam perbuatan tersebut mempercayai adanya sebuah kekuasaan yang lebih besar dari sang pencipta Allah Swt. Sedangkan mempercayai dzat lain selain Allah adalah perbuatan syirik.

Allah Swt berfirman: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,” (An-Nisa ayat 36)

Keberadaan politik klenik tidak lepas dari prinsip sistem kepemimpinan saat ini, karena demokrasi bersumber dari aqidah sekularisme sebuah faham yang menyatakan bahwa agama terpisah dari kehidupan, pemisahan ini justru berdampak pada pola pikir dan pola sikap masyarakat, tak terkecuali penguasanya. Mereka tak.lagi mengindahkan batasan syariat terhadap sebuah perbuatan, walhasil mereka tak mengenal halal haram ataupun larangan dan perintah Allah.

Maka tak heran jika kesyirikan disistem saat ini dilanggengkan, sebagai sebuah ritual yang dianggap meredam gejolak politik, sebagaimana ritual kendi nusantara. Inilah gambaran nyata dalam penerapan sistem demokrasi kapitalis yang menjadikan masyarakat terbelakang dengan konsep kesyirikan.

Semestinya cukuplah Rosulullah saw sang penerima wahyu dijadikan sebagi teladan, salah satu yang dilakukan Rasulullah adalah menyatukan kelompok musyrik antara kaum Muhajirin dan kaum Anshor dengan aqidah Islam bahwa mereka adalah satu sodara, kemudian beliau menyatukan suku Aus dan Khazraj yang telah bermusuhan sejak zaman jahiliyah dengan suasana keislaman yang melingkupi Madinah mereka tunduk dengan pemikiran, perasaan dan peraturan Islam, sehingga tidak ada lagi permusuhan diantara mereka. Dengan demikian pembangunan negara Islam pertama di Madinah dipenuhi oleh suasana keislaman yang membawa keberkahan dan kebaikan, bukan hal- hal mistis sebagaimana yang dipraktekan saat ini.

Allah Swt berfirman: “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan”. (Al-a’raf ayat 96).

Oleh: Lilieh Solihah.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 8

Comment here