Surat Pembaca

Perundungan Marak, di Mana Tanggung Jawab Negara?

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi com, SURAT PEMBACA-– Ada-ada saja polah tingkah generasi muda yang membuat kita mengelus dada. Tengok saja kasus perundungan yang kian marak, tapi tidak ada solusi nyata dari penguasa. Akhirnya, orang tua pun menjadi tidak tenang melepas anak bersekolah. Tujuan pendidikan untuk mencetak generasi bermartabat dan berakhlak mulia nyatanya jauh panggang dari api. Kasus perundungan seorang siswa SD di Indramayu (Tribunnews.com, 12-3-2024) membuka mata kita bahwa sistem pendidikan hari ini tidak baik-baik saja. Mengapa demikian?

Masuknya sekularisme pada sistem pendidikan melahirkan kurikulum yang jauh dari agama. Hasilnya, anak didik tidak paham ajaran agamanya. Walhasil, mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan, hingga tak segan melakukan tindak kekerasan. Di samping itu, lemahnya pengasuhan orang tua pun menyumbang lahirnya generasi rusak. Di saat ibu sebagai madrasatul ula sudah kehilangan fungsinya akibat harus turun tangan menopang perekonomian keluarga, maka hak anak pun turut terabaikan. Fondasi agama yaitu akidah yang harusnya ditanamkan sejak dini, akhirnya absen diajarkan. Wajar jika kemudian lahir anak-anak yang kering dari pemahaman agama, tidak bermoral, dan miskin akhlak.

Maraknya kasus perundungan seharusnya menjadi fokus pemerintah untuk diselesaikan. Bukankah generasi muda adalah tonggak peradaban? Apa yang bisa diharapkan dari generasi rusak seperti ini? Fakta di lapangan bahwa tidak adanya hukuman tegas bagi para pelaku perundungan dengan dalih masih di bawah umur, menjadikan kasus ini laksana gunung es. Solusi tambal sulam yang diberikan nyatanya juga tak mampu memberi efek jera.

Hal ini tidak akan terjadi jika Islam dijadikan sebagai aturan kehidupan. Dalam sistem Islam, kurikulum pendidikan wajib berlandaskan akidah Islam. Tujuan pendidikan adalah membentuk kepribadian Islam serta membekalinya dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan. Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan dasar yang wajib dijamin oleh negara dengan menyediakannya secara cuma-cuma. Dan kesempatan pendidikan tinggi dibuka seluas mungkin dengan fasilitas terbaik.

Ketika semua kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan sudah terjamin, maka tugas seorang ibu sebagai ummun wa rabbatul bait dan madrasatul ula pun dapat terwujud secara sempurna. Dengan demikian, terwujudnya generasi cemerlang berkepribadian Islam dan jauh dari perundungan akan menjadi suatu keniscayaan.

Chaya Yuliatri
(Pegiat Literasi, Depok, Sleman, DIY)

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 3

Comment here