Opini

Pemerintahan Baru Israel dan Nasib Palestina

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Mutri Yeni, S. Pd.

(Pemerhati Kebijakan Publik)

Sejak tanah Palestina diduduki secara sepihak oleh Yahudi Israel, sejak saat itulah penderitaan bangsa ini dimulai

Wacana-edukasi.com —Umat Islam bagaikan satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka menjalar lah penderitaan itu ke seluruh badan hingga tidak dapat tidur dan merasa panas.” (HR Bukhari dan Muslim).Ungkapan ini adalah sepenggal dari Rasulullah yang menggambarkan bahwa sesama umat Islam harus saling tolong-menolong dalam kebaikan, ketaatan, dan menegakan agama Allah. Kondisi saat ini sungguh memprihatinkan, sebab banyak umat Islam yang diperangi oleh musuh-musuh Islam, seperti Israel yang tiada henti merampok tanah Palestina. Israel menyusun berbagai strategi untuk merebut tanah para nabi.

Salah satu strategi Israel yang angkuh dengan merubah sistem pemerintahannya. Israel resmi memiliki pemimpin baru, setelah Perdana Menteri (PM) Benyamin Netanyahu dan rezimnya tamat hari minggu kemarin saat Parlemen dengan suara 60:59 menyetujui pembentukan pemerintahan baru. Rezim Netanyahu yang sudah 12 tahun berkuasa digulingkan setelah pemimpin oposisi Yair Lapid dan pemimpin ultra-nasionalis Naftali Bennet membentuk koalisi baru (Sindonesw.com, 14/6/2021).

Koalisi Yair Lapid dan Bennet menetapkan Bennet sebagai perdana menteri di awal rotasi pemerintahan mereka. Pemerintahan Benyamin sudah lama berkuasa, tidak heran ketika banyak dari warganya yang menginginkan pergantiannya. Apalagi dalam dua tahun terakhir ini pemerintahannya tidak mampu mengatasi pandemi. Sehingga menimbulkan masalah ekonomi yang tak terselesaikan. Terlepas dari itu, kasus korupsi yang menjerat Benyamin juga membuat rakyat marah. Ini terbukti dari demonstrasi yang dilakukan warganya untuk menuntut kemunduran Benyamin Netanyahu.

Sosok Bennet sebenarnya bukan orang baru dalam perpolitikan. Bennet sebelumnya orang dekat Netanyahu. Bennett juga sempat bekerja sebagai kepala staf Netanyahu sepanjang tahun 2006-2008. Setelah itu, ia bergabung dengan partai nasionalis-religius yaitu Jewish Home. Sejak 2013, Bennett menjadi bagian dari kabinet Netanyahu di antaranya sebagai Menteri Ekonomi, Menteri Pendidikan, dan Menteri Urusan Diaspora.

Bennet merupakan sosok yang kontroversial, terutama di kalangan umat Islam. Bukan karena karier politiknya, tetapi karena sikap arogansi dan kebenciannya terhadap Islam, khususnya Palestina.

Dikutip dari sindonews.com,14/6/2021, Bennet vokal dalam menyuarakan sikapnya yang anti-kemerdekaan Palestina. Dalam sebuah wawancara, ketika ditanya tentang prospek berdirinya negara Palestina, Bennet menjawab dengan jemawa mengatakan bahwa, selama ia mempunyai kekuasaan dan kontrol, takkan menyerahkan satu sentimeter pun lahan tanah Israel. Kalimat ini menunjukan bahwa Israel negara amnesia yang merampok tanah milik umat Islam.

Selain itu, sejak terjun ke politik satu dekade silam, Bennet aktif mendukung pendudukan bangsa Israel di Tepi Barat dan Aneksasi sampai 60 persen kawasan tersebut.

Nasib Palestina Tidak Akan Berubah

Sejak tanah Palestina diduduki secara sepihak oleh Yahudi Israel, sejak saat itulah penderitaan bangsa ini dimulai. Yahudi Israel terus saja mencaplok tanah mereka dan memerangi rakyat Palestina. Tidak ada yang bisa menghentikan kerakusan dan arogansi Yahudi selama bertahun-tahun. Bahkan dunia internasional pun tak mampu, selain hanya kecaman sesaat.

Kondisi ini tidak akan berubah untuk selanjutnya, walaupun terjadi pergantian pemimpin di pihak Israel. Apalagi melihat sosok Bennet sebagai pemimpin yang baru. Hal yang jelas-jelas memperlihatkan arogansi penentangannya terhadap negara Palestina dan menginginkan wilayah Palestina menjadi wilayah Yahudi sepenuhnya. Selain itu, ia juga menganggap militan Palestina sebagai teroris.

Seperti yang ditulisnya di laman Facebook: “Teroris harus dibunuh, alih-alih dibebaskan.”

Terlepas dari itu semua, dunia internasional yang diwakili negara-negara imperialisme masih setia mendukung kepemimpinan Israel yang baru.
Tentu umat Islam dan bangsa Palestina tidak bisa berharap banyak kepada lembaga-lembaga internasional, karena mereka jelas berada di pihak Israel.

Presiden AS Joe Biden contohnya, mengatakan Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk keamanan Israel dan akan bekerja dengan pemerintah barunya.
Dia mengatakan, “Saya berharap dapat bekerja dengan Perdana Menteri Bennett untuk memperkuat semua aspek hubungan yang erat dan langgeng antara kedua negara kita,” kata Biden. “Israel tidak memiliki teman yang lebih baik daripada Amerika Serikat.”
Begitu juga dengan Jerman, Inggris, Austria, dan Kanada.

Lantas kepada siapa umat ini harus berharap? Siapa yang akan menyelamatkan rakyat Palestina dan mengusir Yahudi laknatullah?

Islam Harapan untuk Palestina

Konflik Palestina Israel adalah konflik agama, sehingga sudah seharusnya kaum muslim di seluruh dunia terdorong untuk menyelesaikannya. Urusan Palestina adalah urusan seluruh umat Islam sedunia. Ikatan akidah Islam yang mempersatukannya.

Melihat tindakan penyerangan Israel atas Palestina sedari dulu adalah serupa perampokan yang ingin memiliki rumah pemiliknya. Perampok tersebut membunuh dan memukuli penghuni rumah karena mempertahankan rumahnya.
Lantas jika demikian, tindakan apa yang tepat untuk mengakhiri perampokan tersebut? Tentu jalan satu-satunya adalah dengan mengusir perampoknya.

Permasalahan selanjutnya adalah bagaimana cara mengusirnya.
Agar bisa mengusir Palestina kaum muslimin di seluruh dunia harus bersatu, mereka harus memiliki pemimpin yang akan mengomando mereka. Di bawah kepemimpinan Islam, umat ini akan memiliki kekuatan dan kedaulatan. Kepemimpinan yang satu tanpa ikatan nasionalisme akan mengantarkan kepada persatuan umat Islam yang kuat.

Konflik Israel-Palestina hanya akan bisa diselesaikan melalui kekuatan militer. Mereka tidak akan tunduk di bawah meja perundingan.
Kepemimpinan Islamlah yang akan mampu mengusir mereka, melalui kekuatan negara. Sebab sejatinya, negara harus dihadapi oleh negara. Sungguh tidak adil ketika saat ini rakyat Palestina harus berjuang sendiri mengahadapi agresi militer Israel. Untuk itu sudah seharusnya kaum muslimin berjuang untuk mewujudkan negara yang akan melindungi Palestina dari penjajahan Israel.

Wallahu a’lam bishshawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 1

Comment here