Opini

Paradoks Program Transformasi Digital Berujung Ajal

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Sari Ramadani (Aktivis Muslimah)

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَآ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 208).

Sungguh miris dan teriris melihat kondisi umat hari ini yang serba susah hingga kehilangan arah dan salah langkah. Tidak cukup sampai di situ, keadaan seperti inilah yang memicu siapa saja rela menghalalkan segala cara agar mendapat rupiah. Ke mana lagi harus mencari berkah? Jika ini semuanya tidak akan bisa tanpa penerapan Islam kafah.

Baru-baru ini publik dikejutkan oleh seorang bocah yang berusia 11 tahun di Makassar, Sulawesi Selatan, yang diculik dan dibunuh oleh dua orang remaja, sebab dua remaja ini merasa tergiur dengan uang Rp1,2 miliar dari tawaran jual-beli ginjal di media sosial. Pihak kepolisian mengatakan bahwa kasus ini tidak terkait jaringan jual-beli organ tubuh. Kemudian, salah seorang ahli kesehatan masyarakat menyebut, tawar-menawar ginjal di media sosial memiliki potensi sebagai pintu masuk dari sindikat perdagangan orang. Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mengatakan bahwa akan ada sanksi berlapis bagi tenaga kesehatan yang terlibat dalam operasi transplantasi ilegal (bbc.com, 14/01/2023).

Bukan itu saja, setidaknya sebanyak tujuh situs diblokir karena diduga terkait dengan penjualan organ tubuh yang menjadi inspirasi dari pembunuhan bocah di Makassar. Kementerian Komunikasi dan Informatika memutus akses tujuh situs dan lima grup di media sosial yang terkait penjualan organ tubuh. Tiga website sudah diblokir yaitu organcity, heavenlyorgans, dan drsamuelbansa, tetapi yang lain belum diungkap. Pemblokiran ini dilakukan sebab berhubungan dengan kasus pembunuhan bocah 11 tahun di Makassar oleh dua orang remaja, AD (17) dan MF (15).

Motifnya sendiri ialah penjualan organ tubuh usai terinspirasi dari mesin pencari asal Rusia, Yandex. Kedua tersangka ini berencana akan menjual organ tubuh korban setelah merasa tergiur dengan harga jual untuk ginjal yang cukup tinggi yaitu sebesar US$80 ribu. Namun, AD mengaku kebingungan setelah membunuh korban, tetapi orang yang akan diajak bertransaksi tidak memberikan kabar sama sekali terkait kelanjutan jual-beli organ tubuh korban, sehingga AD dan MF membuang begitu saja jasad korban ke kolom jembatan di dekat waduk Nipah-nipah (cnnindonesia.com, 14/01/2023).

Penculikan anak di Makassar untuk dijual ginjalnya, mengapa tawaran jual-beli organ tubuh manusia masih beredar di sosial media? Nyatanya, inilah fakta kerusakan dalam sistem buatan manusia dan ini pulalah salah satu akibat dari kesalahan dalam menentukan visi negara, nyawa manusia pun hilang sia-sia.

Digitalisasi di negeri ini tampaknya sangat masif dikembangkan, tetapi sayangnya literasi digital di tengah-tengah masyarakat masih rendah. Selain itu, pengamanan pun juga lemah yang mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan yang berujung fatal. Bagaimana tidak, faktanya transformasi digital hari ini malah berpotensi membahayakan nyawa manusia. Padahal, seharusnya fenomena ini dapat membawa banyak manfaat juga kebaikan apabila negeri ini memiliki visi yang lebih mulia. Faktanya, transformasi digital di negeri ini hanya dimanfaatkan untuk menggenjot kepentingan ekonomi saja.

Negara terlihat abai dan lalai dengan berbagai aktivitas umat di sosial media. Entah untuk kejahatan ataupun kebaikan, negara sama sekali tidak peduli asal digitalisasi dapat meningkatkan ekonomi negara. Era digitalisasi memang memiliki dampak baik dan buruk, tetapi jika negara ikut berperan dalam mengedukasi seluruh masyarakatnya agar bijak dalam menggunakannya, maka hal ini dapat menjadi sebuah kebaikan.

Jika kita melihat pada sistem Islam yang diterapkan secara kafah, Islam benar-benar memiliki aturan yang sangat terperinci dan jelas tentang bagaimana seharusnya memanfaatkan digitalisasi dalam bingkai keimanan, dan hal ini pun akan dimanfaatkan untuk meraih kebaikan sehingga aman dari konten yang membahayakan. Tidak hanya itu, dalam bingkai Islam kafah, digitalisasi tidak hanya memudahkan umat dalam kehidupan, tetapi juga memudahkan untuk menyebarluaskan Islam ke seluruh penjuru dunia, dan di sini peran negara benar-benar nyata karena akan menutup rapat-rapat celah kejahatan dan kemaksiatan di sosial media. Maka dari sini, umat tidak akan bisa mengakses situs-situs berbahaya yang dapat mengancam nyawa juga keimanannya.

Wallahualam bissawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 20

Comment here