Opini

Pandemi, Pertanda Bangkitnya Sebuah Harapan Baru

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Eka Syifa Taqqiyah ( Pelajar kelas VII SMP ponpes Darul Inqilabi Martapura Kalsel)

Wacana-edukasi.com — “Pandemi, oh pandemi, kapankah kau akan berlalu”. Mungkin diantara kalian ada yang menyanyi (mengeluh) seperti ini. Sabar, terus semangat, dan berpikir positif. Ah, kata-kata ini sudah diucapkan berkali-kali. Berulang-ulang. Mulai dari pejabat tinggi hingga buruh kasar bawahan. “Sudah bosan dengerinnya”. Dan itupun sama bosannya dengan pandemi dihari ini.

Padahal, kalau kita berpikir lebih dalam, pastilah dibalik pandemi ini ada hikmah yang sangat besar. Hikmah yang hanya bisa didapat oleh orang-orang yang berfikir. Dan hikmah itupun didapat dari berbagai kejadian yang terus menimpa kita semua. Pasti mungkin ingatan kalian masih segar tentang beberapa, atau mungkin banyak kejadian yang dialami baru-baru ini.

Sebut saja bahwa saat ini sedang maraknya terjadi teror para ulama di negeri tercinta ini. Pesta gay yang digelar dihotel-hotel. Juga seks bebas bertebaran dimana-mana. Aurat yang tanpa malu ditebar sana-sini. K-pop yang sedang menjadi idola pemuda-pemudi harapan bangsa. Hingga menari berlenggak-lenggok macam sang idola favorit. Peristiwa seperti ini hanya akan menjadi noda hitam yang besar bagi salah satu Negara muslim terbesar ini.

Eiits, tapi jangan kecewa dan salah sangka dulu. Selain peristiwa menyedihkan tadi, ada juga kok peristiwa yang mungkin akan membuat hatimu senang. Diantaranya adalah beberapa waktu yang lalu viralnya sebuah film. Bukan sembarang film, tapi itu adalah film yang menyadarkan umat betapa banyak sejarah masa lalu yang dengan sengaja dihapuskan. Hanya agar generasi mendatang tidak tahu tentang seluk-beluk perjuangan negeri ini.. Film sejarah, tapi sangat masuk akal. JKDN nama filmnya. Singkatan dari Jejak Khilafah Di Nusantara. Namun, bukan hanya film itu saja prestasi kebaikan selama ini. Ada beberapa hal lain juga. Diantaranya semakin banyak orang yang sadar akan penting dan wajibnya berdakwah. Hingga banyak para artis yang mulai berhijrah menuju islam yang kaffah. Khilafah yang saat ini sedang dinanti-nanti, makin diminati. Khilafah??. Kata-kata ‘khilafah’ ini seperti akan membuat orang tersengat. Banyak orang yang penasaran dengan khilafah ini. “Apa sih sebenarnya khilafah itu? Apakah benar bahwa khilafah akan menghancurkan suatu Negara?”. Dan masih banyak bertebaran pertanyaan lain seputar tentang harapan baru ini. Yakni khilafah.

Buruknya Sistem Demokrasi dan Harapan yang akan muncul

Terlantar, terpisah, dan tersiksa. Seperti itulah gambaran umat ialam tanpa khilafah. Bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Tidak tahu arah. Padahal, jika dicermati lebih dalam, umat islam sekarang sangat banyak. Dengan kekuatan sebanyak itu, bisa saja islam jaya dimuka bumi ini. Tapi, mengapa saat ini banyak sekali umat islam yang tersiksa. Dibunuh. Dan bahkan dipaksa murtad dari agamanya?. Itu semua disebabkan oleh satu hal. Yaitu, umat islam saat ini tidak punya pelindung. Tidak mempunyai seorang pemimpin. Pemimpin yang akan membawa umat menuju zaman kejayaan. Sungguh mengenaskan nasib umat saat ini. Seperti terombang –ambing diatas ganasnya lautan.

Umat saat ini membutuhkan harapan baru. Harapan yang hanya bisa dilaksanakan oleh seorang khalifah. Oleh sebuah sistem khilafah. Dari sananya nanti islam akan memperlihatkan betapa indahnya jika ajaran islam diterapkan diseluruh muka bumi ini. Ajaran saling mengerti, menghormati, dan berbagai toleransi lain yang amat dalam pasti akan dirasakan bukan hanya oleh umat islam, tapi oleh berbagai umat lainnya. Tidah ada paksaan dalam agama. Umat dari agama lain bebas menganut keyakinan masing-masing. Betapa indah bukan, ajaran islam ini?

Akan tetapi, terkadang masih ada saja masyarakat yang menganggap khilafah itu sudah gak jaman lagi di era modern seperti ini. Banyak sekali orang yang berpikiran negatif tentang ajaran islam yang satu ini. Padahal, empat imam madzhab yaitu madzhab Hanafi,Syafi’i, Maliki, dan Hanbali, menghukumi bahwa hukumnya adalah wajib.seperti sholat lima waktu yang hukumnya juga adalah wajib. Lantas, sebagai umat islam, apakah kita boleh pilih-pilih dalam menunaikan agama ini? Tentu tidah boleh. Syariat atau aturan islam itu sudah baku didalam Al-qur’an. Tidak boleh diganggu-gugat lagi. Dalilnya: Allah SWT berfirman: Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat,”Sungguh aku akan menjadikan dimuka bumi khilafah…”[TQS. al-Baqarah [2];30].

Didalam hadits dikatakan bahwa: “Ditengah-tengah kalian ada zaman kenabian, dan atas izin Allah ia akan ada. Lalu dia akan mengangkatnya jika dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu dia akan mengangkatnya jika dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zhalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu dia akan mengangkatnya jika dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuaasaan diktator yang menyengsarakan;ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Selanjutnya yang akan kembali khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya(no. 18430), Abu Dawud al-Thayalisi dalam musnad-nya (no. 439); Al- Bazzar dalam sunan-nya(no. 2796)).

Harapan bahwa khilafah akan tegak itu pasti akan diwujudkan oleh Allah SWT. Hanya tinggal menuju tangan siapa saja harapan ini akan diterbitkan. Maka, bersungguh-sungguhlah dalam berdakwah dan menyampaikan ajaran islam lainnya. Kelak, nanti jika sudah waktunya untuk khilafah ini tegak, pastilah Allah akan memberikan ganjaran yang setimpal dengan perjuangan ini. Allahu Akbar..

Wallahu ‘alam bis shawab..

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 1

Comment here