Syiar IslamTabligul Islam

Ngomong, dong!

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Tri Purwasih. P (C.L.F)

Wacana-edukasi.com — Kejadian pagi ini sewaktu saya belanja ke pasar membuat saya sadar pentingnya ‘ngomong’. Saya sedang mengantri membeli daging ikan giling. Si ibu penjual nampak cukup kewalahan menyiapkan pesanan sambil menjawab pembeli yang menanyakan harga masing-masing ikan giling. Karena merasa kasihan dengan si ibu penjual, saya memilih diam sampai giliran saya.

Tidak lama berselang, datang pembeli lagi dan langsung ngomong, “Bu yang ini berapa? Minta setengah kilo, ya?” Pembeli ini pun dilayani lebih dulu dari saya yang datang lebih dulu dan ngantri dari tadi, tapi cuma diam saja. “Lah harusnya saya pun ngomong dong tadi,” pikir saya.

Saya jadi teringat kisah seorang Mualaf bernama Andre Ho. Setelah dia mualaf ada yang menegurnya untuk berhati-hati ikut kajian Islam di sebuah harakah yang dianggap “garis keras”. Dengan tegas dia menjawab, “Di waktu saya Kristen kalian ke mana? Di waktu saya nonmuslim kalian kemana? Tapi merekalah yang mengajarkan saya Islam, yang mengIslamkan saya.”

Andre Ho menjadi mualaf karena ada yang memperkenalkan Islam padanya. Padahal, tadinya dia sangat benci dengan Islam. Andai tak ada yang mengenalkan Islam padanya, belum tentu dia menjadi mualaf dan mencintai Islam seperti sekarang.

Begitupun dengan Aksi Bela Islam yang berjilid-jilid dan berlanjut hingga Reuni 212. Massa yang hadirpun sangat fantastis, mencapai jutaan orang. Karenanya aksi ini menjadi aksi yang sangat fenomenal. Karena belum pernah terjadi di Indonesia aksi dengan peserta sebanyak ini dan berjalan aman.

Aksi ini adalah buntut dari penistaan agama Islam yang dilakukan seorang nonmuslim. Bagaimana umat Islam bisa tahu kejadian penistaan itu? Jawabannya jelas, karena ada yang merekam lalu memviralkan videonya. Bagaimana seandainya tidak ada yang merekam dan memviralkan? Tentunya Aksi Bela Islam dan Reuni 212 tidak akan pernah ada, karena umat Islam tidak pernah tahu ada penistaan agama yang dilakukan Ahok.

Dari sini jelas, ngomong itu penting. Islam tersebar dan bertahan hingga sekarang juga karena ada yang ngomong. Jangan karena sungkan, kasihan atau alasan-alasan lain kita jadi gak mau ngomong. Pada akhirnya anda akan bernasib sama dengan saya sewaktu belanja di pasar. Sudah lama antri tapi karena gak ngomong, jadi keduluan sama yang lain. Gak mau, kan?

Wallahu’alam bishowab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 5

Comment here