Opini

Milisi Solusi Sementara, Solusi Palestina Butuh Aksi Nyata

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Istikhomah, S.E.

wacana-edukasi.com, OPINI– Gaza membara, pertempuran terus berlangsung di Palestina lebih dari 5 Minggu setelah Hamas menyerang Zionis Yahudi 7 Oktober 2023 dan memicu tanggapan keras Zionis Yahudi. Hingga Zionis Yahudi berjanji akan menghancurkan kelompok militan Palestina dan yang mendukung milisi Hamas di Palestina.

Kemarahan Zionis Yahudi dengan melancarkan agresi secara brutal terhadap Palestina meluas hingga ke Libanon selatan dan melibatkan milisi Hizbullah. Beberapa media menginformasikan sekitar 50 orang Hizbullah telah wafat dalam serangan Zionis Yahudi di Libanon selatan (cnnindonesia.com,3 /10/ 2023).

Pejabat Kementrian pertahanan AS mengatakan bahwa drone MQ-9 Reaper sedang beroperasi di wilayah udara Internasional dan perairan Internasional ketika ditembak jatuh. Houthi melancarkan serangannya dengan drone ke Zionis Yahudi dengan dalih untuk membela Palestina. Houthi dan Hamas merupakan milisi bersenjata yang selama ini ditengarai di bekengi oleh Iran.

Sementara itu Mentri Pertahanan AS Lloyd Austin memperingatkan dengan keras kepada Iran untuk tidak ikut campur tangan dalam urusan perang antara Hamas Zionis Yahudi. Jika ini dilakukan maka Menahan AS berjanji untuk terus menerus melancarkan serangannya terhadap rakyat Palestina.

Fakta dari beberapa milisi yang membantu Hamas seperti, Houthi dipimpin oleh Abdul Malik Al-Houthi di Yaman. Hizbullah dipimpin oleh Hasan Nasrallah di Lebanon. Fatah dipimpin oleh Kholil Al-Wazir sebagai wujud perlawanan terhadap Zionis Yahudi. Karena sudah 75 tahun dijajah serta bentuk pembelaan terhadap Masjidil Aqsha sebagai tempat Isra’ Mi’raj Rasulullah Muhammad SAW.

Selain dari beberapa milisi melakukan perlawanan langsung, ada beberapa negara yang melakukan aksi demo dengan mengecam, mengutuk tindakan Zionis Yahudi dengan menghentikan gencatan senjata. Namun hingga detik ini kecaman-kecaman tersebut tidak digubris oleh Zionis Yahudi.

Aksi Nyata

Satu hal yang harus dipahami oleh setiap muslim dalam memandang akar masalah Palestina-Israel, yakni apa yang terjadi di Palestina adalah penjajahan dan pendudukan Zionis Yahudi atas kaum muslim di Palestina. Dengan memahami fakta ini, hal yang dilakukan Hamas dan rakyat Palestina adalah bentuk perlawanan atas pendudukan yang selama ini Zionis Yahudi lakukan.

Dalam wawancara eksklusif di TVOne, Kepala Biro Politik dan Hubungan Internasional Hamas Basim Naim, mengatakan bahwa serangan 7 Oktober 2023 yang mereka lakukan adalah sebagai upaya perlawanan atas 75 tahun penjajahan Zionis Yahudi terhadap Palestina, sekaligus ingin menghancurkan tembok yang mengisolasi Gaza dari dunia luar. Ditegaskan pula bahwa hal itu merupakan bentuk pembelaan terhadap Masjidil Aqsha yang selama ini dikotori oleh perilaku Zionis Yahudi.

Akibat aksi tersebut, Barat bereaksi keras dengan menyebut perlawanan tersebut sebagai perbuatan teroris. Teroris teriak teroris, begitulah Israel, negara Zionis dengan segudang pelanggaran hukum internasional, kebengisan yang di luar nalar, serta keangkuhan yang membuat dunia sebenarnya sudah muak dengan tingkah pongahnya.

Sayangnya, masih ada muslim yang berdiri dalam barisan pendukung Zionis Yahudi. Mungkin mata hati dan pikiran jernihnya sudah mati atau tergadai oleh kesenangan dunia serba mewah. Terlebih lagi, kita melihat diamnya penguasa negeri-negeri muslim atas genosida yang Zionis Yahudi lakukan terhadap Palestina.

Sejauh ini, hanya bisa para penguasa muslim mengecam, mengutuk, dan menyerukan menghentikan gencatan senjata tanpa aksi nyata.

Sudah tidak menjadi rahasia umum, kita semua tahu bahwa Zionis Yahudi tidak bisa dihentikan dengan cara diplomasi atau basa-basi kecaman. Zionis Yahudi hanya bisa ditundukkan dengan kalimat perang. Buktinya, sudah lebih dari 30 diplomasi dikeluarkan PBB, tetapi Israel tidak patuh terhadap hukum internasional. Sudah banyak bangunan sekolah, masjid, dan rumah sakit dibangun, tetapi pada akhirnya dibombardir juga. Ini artinya, satu-satunya cara menghentikan kekejian Zionis Yahudi adalah dengan perang.

Oleh karena itu, aksi nyata yang harus dilakukan penguasa negeri-negeri muslim adalah mengirimkan pasukan militer ke Palestina untuk menghentikan serangan militer Zionis Yahudi agar penjajahan Zionis Yahudi bisa dihentikan. Namun, sekat-sekat nasionalisme membuat penguasa-penguasa negeri muslim terhalang untuk menolong saudara muslimnya di Palestina. Mereka lebih mencukupkan diri mengirimkan bantuan atau dana kemanusiaan ketimbang harus mengerahkan pasukan militer untuk memerangi Zionis Yahudi.

Nation-State

Nasionalisme mengikis Ikatan Akidah. Dimana telah membatasi upaya membela Palestina. Bahkan hanya cukup dengan aksi demo, kecaman, kutukan semata. Faktanya, aksi terhadap realita perang yang terjadi antara Negara melawan milisi Hamas.
Padahal perang haruslah Negara melawan Negara bukan Negara melawan milisi. Buktinya ini terjadi di Palestina Perang Negara dengan Milisi Hamas.

Sangat berbeda apabila terbentuk ikatan akidah dan ukhuwah islamiah yang menjadi pendorong terkuat para penguasa muslim mengirim militer untuk menolong saudaranya di Palestina, tetapi mereka tidak melakukan itu. Karena Nation-state telah mengikis ikatan akidah Islam antar kaum muslim. Padahal umat Islam bagaikan satu tubuh yang jika sebagian tubuhnya sakit, bagian tubuh lainnya ikut merasakan sakit.

Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda, “Orang mukmin terhadap mukmin lainnya tak ubahnya suatu bangunan yang bagian-bagiannya (satu sama lainnya) saling menguatkan.” (HR Muslim).

Rasulullah ﷺ juga mengingatkan dalam sabdanya, “Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim lainnya, janganlah ia menganiaya saudaranya itu, jangan pula menyerahkannya – kepada musuh. Barang siapa memberikan pertolongan pada hajat saudaranya, Allah selalu memberikan pertolongan pada hajat orang itu. Dan barang siapa melapangkan kepada seseorang muslim akan satu kesusahannya, Allah akan melapangkan untuknya satu kesusahan dari sekian banyak kesusahan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang menutupi cela seseorang muslim, Allah akan menutupi celanya pada hari kiamat.” (Muttafaq‘alaih).

Apakah penguasa-penguasa muslim tidak bergetar jika di akhirat kelak muslim Palestina menuntut balik atas diamnya mereka terhadap penyiksaan dan pembunuhan saudara seimannya yang berlangsung di depan mata mereka?
Tidakkah merasa takut akan hisab Allah kelak pada Hari Akhir nanti karena bergemingnya mereka dari mengirim pasukan militer untuk membantu saudaranya sendiri?

Sejatinya Penguasa- penguasa negeri Islam memiliki kemampuan dan amunisi untuk mengerahkan segala daya dan upaya mereka untuk menolong muslim Palestina melawan penjajah Zionis. Lihatlah betapa teguhnya AS dan negara-negara Barat yang tanpa ragu berdiri membela Zionis Yahudi.
Pertanyaannya, mengapa penguasa negeri-negeri muslim seakan malu-malu untuk mendukung dan meneguhkan pembelaan terhadap Palestina?

Solusi Islam

Melihat fakta di Palestina, maka tidak ada solusi hakiki bagi Palestina dan kaum muslim yang tertindas selain hadirnya Negara Khilafah yang akan melindungi kaum muslim dari penjajahan, penganiayaan, penyiksaan, dan kezaliman yang dibuat musuh-musuh Islam. Terbukti, negeri-negeri Islam seakan tidak berdaya melawan Barat. Alhasil, agar seimbang, umat dan negeri-negeri Islam harus bersatu dalam satu kekuatan, satu ikatan, dan satu kepemimpinan dalam naungan satu negara, yakni Khilafah. Lantas apa yang harus dilakukan saat ini?

Pertama, Umat Islam harus melakukan dakwah dengan menyadarkan pemikiran umat bahwa menjauhkan Islam dari kehidupan (sekulerisme) tidak akan mengantarkan kita sebagai umat terbaik, malah menjadi umat terpuruk di segala lini kehidupan.

Kedua, Mengerahkan segala daya dan upaya yang bisa kita lakukan untuk menyuarakan fakta dan kebenaran yang sesungguhnya bahwa akar masalah Palestina adalah penjajahan Zionis Yahudi dan sengsaranya umat tanpa Khilafah. Hal ini bisa dilakukan dengan terus menggencarkan dakwah, baik di dunia nyata maupun medsos.

Ketiga, Menyampaikan kepada penguasa muslim untuk mengarahkan loyalitasnya kepada Islam dan kaum muslim, bukan berharap pada solusi semu PBB atau perjanjian internasional yang menghalangi mereka menolong saudara seiman. Jadilah penolong-penolong agama Allah Swt., sebagaimana kaum Anshar yang menolong dakwah Rasulullah ﷺ dengan kekuatan dan kekuasaan mereka.

Palestina adalah milik umat Islam seluruh dunia. Masalah Palestina bukan sekadar masalah kemanusiaan atau konflik internal. Lebih dari itu, masalah Palestina adalah masalah umat Islam di seluruh dunia. Ketika Masjidil Aqsha dihinakan, itu penghinaan bagi kita. Di tanah Palestina terhimpun banyak keutamaan dan keistimewaan, di antaranya adalah kiblat pertama umat Islam.

Haram bagi kita mendiamkan Palestina tanpa pembelaan dan pertolongan nyata. Untuk itu mari bergerak bersama memperjuangkan pembebasan Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya yang masih terjajah dengan terus menyampaikan Dakwah dan menyuarakan solusi hakiki untuk Palestina yaitu dengan tegaknya Khilafah.

Wallahu ‘alam Bishowab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 30

Comment here