Opini

Mewaspadai Sebuah Intervensi 

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Ayyash

wacana-edukasi.com — Saat rakyat Indonesia disibukkan dengan pengesahan omnibus law, yang telah menyita banyak perhatian dari berbagai kalangan. Ternyata, ada hal lain yang patut kita soroti juga. Ya, beberapa waktu yang lalu tepatnya diberitakan bahwa Menteri Luar Negeri China, Wang Yi bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan di Provinsi Yunnan, China barat daya pada Jumat, 9 Oktober 2020 (KOMPAS. Com/10/10/2020).

Dilannsir Xinhua News, Sabtu (10/10/2020) yang dikutip Kompas.com, Menko Luhut merupakan utusan khusus Presiden Indonesia Joko Widodo sekaligus berperan sebagai Koordinator Kerja Sama Indonesia dengan China.

Intervensi Asing dan Aseng Menjerat Bangsa

Bukanlah hal yang baru, sudah kita ketahui bersama bahwasanya Indonesia dan China memiliki hubungan kerjasama yang sangat baik. Hubungan ini begitu erat. Bagaimana tidak, dari awal kerjasama yang telah dilakukan oleh dua negara ini telah menuai banyak pro dan kontra di masyarakat. Terlebih, masyarakat merasa sangat dirugikan dengan kerjasama tersebut. Mengapa demikian?
Banyak kebijakan-kebijakan yang jelas hanya menguntungkan negara tersebut dan segelintir orang di negara kita. Mulai dari tenaga kerja asing ilegal yang masuk ke negara kita yang berasal dari China, proyek-proyek besar yang tandernya diberikan kepada mereka, bahan-bahan baku untuk proyek berasal dari China dan masih banyak yang lainnya. Tentu ini bukan hal yang biasa. Bagaimana mungkin sebuah negara bisa menyerahkan dan membiarkan tenaga asing berbondong-bondong masuk ke dalam negeri, sementara lapangan pekerjaan begitu terasa sulit dan sempit bagi rakyatnya sendiri? Bisa jadi ini akan menimbulkan kecemburuan di tengah rakyat, dan patut kita waspada adanya potensi intervensi yang besar bagi penjajah Asing terhadap Indonesia.

Terlebih lagi, di era saat ini begitu mesra hubungan antara Indonesia dan China, terutama dalam hal kerja sama investasi, perdagangan, dan pariwisata. Padahal di sisi lain, banyak pihak justru mengkhawatirkan ekspansi ekonomi China bisa membuat negara lain terjerumus dalam jerat utang. Berdasarkan data statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) yang dirilis Bank Indonesia (BI) periode terbaru, yakni per September 2019 menurut negara pemberi kredit, utang Indonesia yang berasal dari China tercatat sebesar 17,75 miliar dollar AS atau setara Rp274 triliun (kurs Rp 13.940). Semakin menggambarkan bahwa kerjasama tersebut merupakan kedok untuk menjerat dan mengintervensi bangsa ini. Pada akhirnya kebijakan negara kita yang harus mengikuti arahan negara tersebut. Akibat utang yang menumpuk, Indonesia berada di bawah intervensi asing dan aseng, tidak tegas dalam menghadapi persoalan.

Islam Selamatkan Bangsa dari Intervensi

Berbeda halnya saat kita melihat dalam sistem Islam, bagaimana negara Islam (Khilafah) tidak akan dengan mudahnya melakukan aktivitas politik luar negeri tanpa dasar yang jelas. Dimana politik luar negerinya bukan berdasarkan asas manfaat dan keuntungan semata. Namun, dipastikan hubungan politik luar negerinya sesuai dengan prinsip Islam. Kerjasama dengan pihak luar pun bukan dengan negara yang jelas memusuhi Islam dan kaum muslim. Sehingga, tidak akan mudah tunduk terhadap intervensi penjajahan asing dan aseng.

Hanya dengan sistem Islam, negara akan mampu berdiri secara mandiri mengatasi segala persoalan ekonomi, sehingga mampu membangun kemandirian ekonominya. Sistem Islam akan memutus mata rantai campur tangan asing dan aseng dalam urusan luar negerinya. Karena akan membahayakan eksistensi negara sendiri. Maka, hanya dengan sistem pemerintahan Islam, yaitu khilafah yang mampu menghilangkan jerat penjajahan asing dan aseng. Khilafah adalah negara yang akan senantiasa tunduk terhadap hukum Allah.

Wallahu’alam

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 3

Comment here