Surat Pembaca

Memutus Rantai Bullying

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Mita Octaviani S.Pd

(Aktivis Muslimah Peduli Generasi)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Melansir dari CNN Indonesia, Kepolisian Ibukota Beograd Serbia menuturkan bahwa bocah 14 tahun yang merupakan pelaku penembakan di SD Vladislav Ribnikar ternyata telah menyusun rencana penembakan sebulan sebelumnya.

Kepala Kepolisian Beograd, Veselin Milic, mengetahui bahwa pelaku telah menyusun penembakan sejak sebulan lalu dengan menulis “daftar anak-anak yang ia ingin bunuh.”

“Tulisan (pelaku) terlihat seperti meniru sebuah video gim atau sebuah film horor, yang mengindikasikan bahwa dia merencanakan ini (penembakan) secara detail, berdasarkan kelas, dan siapa yang akan dieksekusi olehnya,” papar Milic seperti dikutip AFP pada Kamis (4/5).

Setidaknya sembilan orang tewas dalam penembakan Rabu (3/5) malam tersebut. Korban pertama yakni seorang satpam sekolah. Ia kemungkinan berupaya mencegah pelaku namun tak berhasil dan justru menjadi korban tewas pertama.

Melihat dari berbagai berita yang berseliweran mengenai bullying. Nyatanya masih menjadi pekerjaan rumah yang sangat urgen dan harus segera diperbaiki. Baik itu dimulai dari personal/anak itu sendiri maupun dari eksternal/lingkungan, didukung untuk perubahan kearah yang lebih baik.

Banyak faktor yang menyebabkan aksi bullying masih terus terjadi. Yaitu mulai dari tidak terfilternya tontonan, lingkungan sekitar yang individual, peran orangtua yang kurang, dan lainnya.

Tontonan anak-anak sehari-hari misalnya, jika tidak ada filter maka bisa menjadi tuntunan buruk di kehidupannya. Seperti game/permainan di gawai mereka yang tidak sesuai dengan umur berpeluang besar mempengaruhi hidupnya.

Kurangnya perhatian dari orangtua yang sibuk bekerja juga bisa menjadi pemicu kasus bullying kurang terdeteksi. Sebab keberadaan orangtua sebagai tempat untuk bercerita kurang intens.

Selayaknya peran orangtua dalam membersamai tumbuh kembang anak harus dilakukan dengan intens agar segala perilaku yang dilakukan oleh anak-anak tetap terpantau dan tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Kemudian faktor dari lingkungan yang individual juga beresiko kasus bullying telat terdeteksi. Perlunya menciptakan suasana lingkungan yang saling asuh dan asih, agar pergaulan anak-anak lebih aman dan terawasi.

Namun tidak semua anak mempunyai sifat yang terbuka/welcome dengan orang di sekitarnya. Ada yang bersikap introvert dan ada anak yang bersifat ekstrovert.

Disini jelas peran utama sebagai orang tua yang lebih dewasa hendaknya mampu menghadirkan rasa nyaman dan aman, lebih mendengarkan dan memberikan gambaran solusi pada anak.

Tetapi realitanya aksi bullying ini masih menjadi sebuah kebiasaan yang turun temurun. Mengapa bisa terjadi? Pengaruh terbesar dari sistem yang diterapkan, dimana hari ini aturan agama tidak boleh dipakai. Inilah sistem sekularisme yang akhirnya mendorong manusia berperilaku tanpa rambu-rambu agama.

Akibatnya tak jarang perilaku tanpa rambu-rambu agama ini membuatnya mudah menyakiti orang-orang di sekitar. Kejadian ini berpotensi akan terus berulang jika tidak ada sanksi atau hukuman tegas yang memberikan efek jera bagi pelaku.

Islam menawarkan solusi.

Dalam Islam manusia diajarkan untuk berperilaku baik dan menjauhi perilaku keji. Islam mengajarkan umatnya untuk saling menyayangi. Seperti pada Qs. Maryam ayat 96, berikut:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَٰنُ وُدًّا

Artinya:“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan hati mereka penuh dengan rasa kasih sayang.”(Q.S Maryam:96).

Juga pada Q.S Al Hujurat ayat 10 yang menjelaskan bahwa manusia harus mempunyai rasa takut kepada Allah Swt. Manusia harus mempunyai hubungan baik dengan sesama manusia lainnya, yaitu:

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”(Q.S Al Hujurat:10).

Ayat di atas mengajarkan kita agar menjadi umat yang taat, mempunyai rasa takut kepada Allah Swt, dan saling mengasihi dengan sesama. Dengan demikian hanya di sistem Islam ketenangan dan kedamaian antar sesama manusia akan terwujud. Tentunya aturan Islam ini harus diterapkan dalam sebuah institusi negara, sebab Islam tak sekedar agama yang sempurna melainkan juga mempunyai aturan yang lengkap dan tegas serta memberikan efek jera bagi pelaku bullying. Hingga perilaku bullying bisa dicegah dan terputus rantainya.

Wallahu A’lam Bishawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 34

Comment here