Opini

Kasih Ibu Sepanjang Masa, Kisah Ibu di Ujung Petaka

blank
Bagikan di media sosialmu

Penulis: Irma Ismail ( Aktivis Muslimah Balikpapan )

Tentu kita masih ingat peristiwa setahun lalu di Desa Tumbang Sangai, Kecamatan Telaga Antang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, seorang pemuda berinisial F (35) tega menghabisi nyawa ibu kandungnya (70) karena kesal selalu dinasihati, mirisnya aksi kejam tersebut dilakukan saat ibunya hendak salat Tahajud pada Rabu, 8/1/2020 pukul 02.00 WIB. (ayosemarang.com 8/1/2020).

Peristiwa yang sangat menyedihkan dan memilukan. Ada yang bergeser dari pola kehidupan dalam berkeluarga pada saat ini, orang tua tak lagi digugu lan ditiru (orang yang dipercaya dan ditiru). Begitu mudahnya berselisih. Bagaimana anak begitu tega hingga mampu membunuh ibu kandungnya? Hal ini, tak lepas dari pengaruh lingkungan yang sudah rusak karena pengaruh sistem kehidupan sekularisme kapitalisme, sistem yang mengagungkan kebebasan dalam kehidupannya. Sistem yang membuai umat muslim, sejengkal demi sejengkal semakin jauh dari syariat Islam. Nilai-nilai adab dan sopan santun tergerus atas nama kebebasan serta hak asasi dalam memperjuangkan keadilan.

Sistem sekuler adalah memisahkan pengaturan kehidupan antara agama dengan dunia, sehingga aturan yang muncul bersumber dari akal manusia semata, hal itu menyebabkan aturan bisa sesuai kepentingan, waktu, dan situasi. Dalam suasana inilah para generasi muda hidup dan ditata oleh sistem ini. Akibatnya. jelas terlihat nilai-nilai agama hanya dipakai saat beribadah saja, sementara permasalahan-permasalahan terus datang dan aturan yang dibuat tak mampu menyelesaikannya.

Sistem sekuler pun melahirkan kebebasan berperilaku, berbicara dan berpendapat karena memang diatur oleh undang-undang yang ada. Maka ketika hubungan keluarga dibangun bukan oleh pondasi agama, ditambah lingkungan yang jauh dari aturan Allah, maka bisa dipastikan anak-anak akan rapuh, baik mental maupun keimanan. Arus kebebasan dan asas manfaat akan dengan mudah membuat anak untuk berbuat apa saja kepada orangtuanya, hingga sosok Ibu pun menjadi tak mulia di mata anak, apalagi dihormati terlepas dari kesalahan yang dilakukannya.

Hal yang jauh berbeda dalam Islam, berbakti dan hormat pada orang tua adalah sebuah kewajiban bukan sekadar kepatutan di tengah masyarakat. Hadis ini mengingatkan untuk selalu menghormati, mencintai, dan berbakti pada ibu. “Bahwasannya ia (Mu’awiyah bin Jahimah) datang kepada Nabi saw. lalu ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku ingin berperang, dan aku datang untuk meminta petunjukmu.’ Nabi saw. bersabda, ‘Apakah engkau memiliki ibu?’ ‘Iya’ ‘Menetaplah dengannya, karena sungguh surga di bawah kedua kakinya.'” (HR. Ibnu Majah, An-Nasa’i, Ahmad, Ath-Thabarani)

Bahkan Islam pun juga memberikan batasan sejauh mana orang tua untuk ditaati.

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.“ (Q.S. Luqman : 15)

Maka, sebesar apa pun kesalahan yang dilakukan oleh orang tua, tetaplah harus dihormati, meski kita tidak sepakat dengan apa yang mereka perbuat sebagaimana kisah Nabi Ibrahim as dengan ayahnya yang seorang pembuat patung berhala. Nabi Ibrahim tetap santun dan penuh adab ketika berbicara dengan ayahnya. Sungguh Islam adalah peradaban yang mulia, memuliakan manusia sebagai manusia.

Negara pun mempunyai peranan yang besar. Karena negara memastikan bahwa semua berjalan sesuai dengan aturan Allah. Durhaka kepada orang tua adalah bentuk kemaksiatan, pelanggaran hukum, maka akan ditindak.

Dari sini, negara berkewajiban memberikan pendidikan yang terbaik, yang jelas tujuannya yaitu membentuk akhlakul karimah, dan negara pun memastikan bagaimana tanggung jawab orang tua terhadap anaknya sudah terpenuhi apa tidak. Kini, saatnya umat muslim menyadari bahwa hanya dengan sistem Islam sajalah seluruh problematika kehidupan akan terselesaikan dengan menyeluruh dan menjadikan Islam rahmatan lil’alamin

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 338

Comment here