Surat Pembaca

Jerat Korporasi Lebih Berbahaya daripada Isu Radikalisme Kampus

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com — Dikutip dari TribunPontianak.co.id, Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak Profesor Garuda Wiko saat menjadi narasumber di FGD (Focus Grop Discussion) komunikasi sosial mencegah dan menangkal Radikalisme, Separatisme, dan Terorisme di Kodam XII Tanjungpura. Dihimbau kepada seluruh mahasiswanya serta pemuda yang ada di Kalimantan Barat untuk selalu waspada dan menggunakan saluran informasi dengan bijak, dan jangan pernah memberikan tempat untuk intoleransi (30/06).

Isu radikalisme dan intoleransi sampai saat ini masih saja menjadi topik yang hangat dibicarakan. Sementara itu, Menteri Agama, Gus Yaqut menilai radikalisme menjadi ancaman nyata di kampus-kampus negeri. Narasi melawan radikalisme kampus dan intoleransi pun selalu digaungkan oleh petinggi-petinggi kampus dan para pendukungnya.

Hal ini jelas menjadi kontroversi, karena konsep radikalisme itu sendiri juga masih simpang siur dan bahkan terkesan hanya menyasar kepada Islam dan kaum muslimin. Bahkan, mahasiswa yang getol mengkritik dan menyampaikan pendapat selalu dicap radikal, tidak toleran.

Tidak dapat dimungkiri, saat ini dunia kampus memang tidak dalam kondisi baik-baik saja. Ada bahaya yang mengancam, akan tetapi bukan karena ancaman bahaya radikalisme dan intoleransi. Tetapi adanya bahaya jerat korporasi yang semakin kuat dan peradaban sekuler barat.

Sistem kapitalisme yang diterapkan sekarang menjadikan segala aspek kehidupan menjadi ladang untuk mencari keuntungan termasuk pada bidang pendidikan. Lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi tempat untuk mencetak generasi penerus peradaban yang berkualitas dan bermutu sesuai dengan tujuan pendidikan dalam Islam, tergerus oleh korporasi yang menjadikan generasi penerus gebagai generasi yang hanya fokus pada materi semata.

Program-program yang diadakan juga tidak lain hanya untuk menguntungkan para kapitalis. Selain itu, semakin kuatnya arus sekulerisasi yang terjadi di kampus-kampus menjadikan pemuda semakin bebas dalam melakukan perbuatan. Virus F4 (Food, Fashion, Fun, Film) telah menjauhkan mereka dari nilai-nilai Islam dan tidak menjadikan syari’at Islam sebagai standar perbuatan. Wallahu ‘alam bisshawab.

Malinda — Pontianak

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 6

Comment here