Opini

Islam Fasilitasi Sarana Pendidikan dengan Mapan

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.comPemerintah Kabupaten Bandung telah mengajukan penambahan 16 unit Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di wilayahnya. Sebagaimana telah diungkapkan Bupati Bandung yang belum lama ini menjabat, Dadang Supriatna bahwa usulan tersebut sebenarnya berasal dari masyarakat di 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung. Beliau mengungkapkan bahwa lulusan SMP negeri maupun swasta jumlahnya jauh melebihi keberadaan SMAN yang telah ada, maka penambahan sarana prasarana mutlak diperlukan.

Dadang Supriatna menambahkan, memang sarana prasarana SMAN di Kabupaten Bandung belum merata di semua Kecamatan. Bahkan ada Kecamatan yang belum memiliki SMAN. Ia menambahkan visi Kabupaten Bandung tentunya harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) unggul sebagaimana itu termasuk salah satu indicator Indeks Pembangunan Manusia(IPM).

Membaca berita di atas telah menimbulkan pertanyaan dalam benak, bagaimana mungkin wilayah Kabupaten Bandung yang menilik lokasi geografisnya tidaklah jauh dari wilayah pusat pemeritahan ada kecamatannya yang belum memiliki sarana sekolah negeri setingkat SMA. Lalu apa kabar wilayah lain yang lokasinya jauh dari wilayah pusat pemerintahan, apalagi mungkin yang terkategori wilayah terpencil.

Adalah sesuatu yang miris bila di bandingkan dengan fakta yang kita saksikan baik secara langsung di lapangan mapun melalui berita televisi dan online. Yaitu gencarnya pembangunan sarana prasarana yang bermuatan bisnis. Dengan menggandeng rekanan yang tidak main main yaitu para kapitalis asing yang beraroma pinjaman berbunga mencekik. Dari mulai perusahaan kereta api lokal milik BUMN, kereta cepat yang bekerja sama dengan asing hingga penambahan ruas jalan tol di berbagai daerah. Yang pada kenyataannya nanti belum tentu semua fasilitas tersebut dapat dinikmati masyarakat kalangan bawah karena bertarif fantastis. Sebagian besar keuntungan perusahaan perusahaan tersebut akan kembali kepada rekanan asing.

Kembali pada inti persoalan tentang sarana pendidikan di sebagian wilayah negeri tadi, sepertinya pemerintah memang kurang peka terhadap kebutuhan rakyat akan pendidikan. Terbukti bahwa pengajuan penambahan sarana pendidikan sendiri harus berasal dari keluhan masyarakat. Bukan berdasar keasadaran akan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi seluruh rakyatnya. Dan Penyediaan sarana prasarana pendidikan yang merata di seluruh wilayah negara sudah semestinya menjadi fokus perhatian dibandingkan sarana prasarana yang bermuatan bisnis semata, yang hanya bisa di nikmati kalangan tertentu.

Belum lagi kebijakan yang seolah kontaradiktif. Dimana sistem penerimaan berdasarkan zonasi, tetapi ketersediaan sekolah yang tidak merata sehingga menyulitkan siswa untuk di terima sekolah di luar wilayahnya. Yang harusnya pemeritah memfasilitasi kemudahan pendidikan, malah sebaliknya mempersulit rakyat untuk melanjutkan pendidikan.

Mungkin sudah saatnya pemerintah berkaca dan mengadopsi bagaimana dahulu peradaban Islam bisa mencapai kejayaan dalam bidang ilmu dan pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan tak bisa lepas dari sebuah sistem pendidikan. Dengan merujuk fakta sejarah yang tidak terbantahkan bahwa peradaban Islam telah mencapai puncak gemilang ilmu dan pengetahuan sebelum keruntuhannya dalam rentang waktu yang tidak sebentar. Pemerintahan Islam di sepanjang sejarahnya selalu mengedepankan tentang kecintaan dalam menuntut ilmu.

Hal tersebut tidak lepas dari syariat yang memerintahkan demikian. Ada banyak nash Al Qur’an yang mensyari’atkan keutamaan akan ilmu. Salah satunya terdapat dalam surat Al Mujadilah ayat 11 yang artinya : Allah akan mengangkat (derajat) oang orang yang beriman dan berilmu di antaramu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Bahkan wahyu pertama yang di terima oleh Nabi adalah perintah untuk membaca atau belajar (QS Al ‘Alaq 1-5).

Dengan menyoal segi pendidikan saja, syariat mampu menjadi sebuah solusi bagi permasalahan hidup umat. In sya Allah, persoalan hidup lain pun dengan berbagai tantangannya bisa di selesaikan secara paripurna dengan syariat. Karena Rasul memang hadir ke tengah umat untuk menyampaikan syariat-Nya.

Wallahu A’lam bish-shawab. 

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 1

Comment here