Opini

Ironi, Kelaparan Papua di Tengah SDA Berlimpah

blank
Bagikan di media sosialmu

Sangat ironis, kelaparan terjadi di Papua yang kaya SDA bahkan ada PT Freeport di sana, hal ini menimbulkan sebuah pertanyaan mengapa di wilayah yang kaya SDA bisa terjadi kelaparan? Sudah tidak diragukan lagi wilayah Papua yang terletak di Ujung Timur Indonesia ini begitu kaya akan sumber daya alam. Tak heran banyak perusahaan asing yang berebut izin ingin melakukan eksploitasi .

Oleh: Nana Juwita,S.Si.(Praktisi Pendidikan)

wacana-edukasi.com, OPINI–Miris, kelaparan di Papua sampai menghilangkan nyawa. Ironisnya, Papua kaya SDA, bahkan ada PT Freeport sejak lama, hal ini seperti yang dikutip kompas.com, kelaparan terjadi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, memakan korban jiwa enam warga dan berdampak pada sedikitnya 7.500 orang.

Kejadian ini dipicu kekeringan di daerah itu selama dua bulan terakhir. Bupati Puncak Willem Wandik di Mimika, Papua Tengah, Kamis (27/7/2023),mengatakan, kekeringan terjadi di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi. Akibatnya, enam warga meninggal. ”Musibah itu dipicu cuaca ekstrem. Temperatur udara sangat dingin dan tanpa hujan sejak Mei. Akibatnya, warga gagal panen ubi dan keladi,” kata Willem. Kondisi itu, ujar Willem, membuat warga terpaksa mengonsumsi umbi-umbian busuk.

Akibatnya, mereka terkena diare. Kondisi kesehatan warga terdampak semakin anjlok. Alasannya, demi mendapat bantuan makanan di Distrik Sinak, warga harus berjalan selama dua hari. Distribusi makanan belum maksimal karena terkendala masalah keamanan. ”Maskapai penerbangan tak berani membawa bantuan makanan dari Sinak ke Distrik Agandugume.

Mereka takut pesawatnya ditembak kelompok kriminal bersenjata,” ungkap Willem.
Atas kejadian kelaparan di Papua ini, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan turut prihatin atas kabar enam orang warga di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Kasus kelaparan yang terjadi di Papua ini menggambarkan betapa ada ketimpangan pembangunan di wilayah Papua yang sejatinya kaya, apalagi RI sudah merdeka 78 tahun, namun kemerdekaan yang sejati belum dirasakan oleh masyarakat Papua, terbukti di wilayah yang kaya SDA namun mereka masih harus merasakan kelaparan, Papua Tengah yang dilaporkan meninggal dunia karena kelaparan. “Kita sangat prihatin dengan krisis kelaparan yang dialami oleh masyarakat di Papua Tengah yang telah menyebabkan 6 orang meninggal dunia,” kata Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas dalam hal ini tentu membuat kita bertanya-tanya, ada apa ini dan mengapa hal tersebut terulang lagi tahun ini?

Apakah peristiwa yang terjadi tahun lalu itu tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk berjaga-jaga dan membuat kebijakan yang tujuannya bisa melindungi rakyat ketika terjadi cuaca ekstrem?” kata Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini. Anwar Abbas berharap semua pihak, khususnya pemerintah saling bahu membahu mencegah kembali terjadinya wabah kelaparan di Tanah Cendrawasih itu. Pasalnya, dalam Pasal 34 UUD 1945 sangat tegas dinyatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara (viva.co.id)

Sangat ironis, kelaparan terjadi di Papua yang kaya SDA bahkan ada PT Freeport di sana, hal ini menimbulkan sebuah pertanyaan mengapa di wilayah yang kaya SDA bisa terjadi kelaparan? Sudah tidak diragukan lagi wilayah Papua yang terletak di Ujung Timur Indonesia ini begitu kaya akan sumber daya alam. Tak heran banyak perusahaan asing yang berebut izin ingin melakukan eksploitasi .

Papua merupakan negara yang kaya akan bahan tambang seperti tembaga, emas, batu bara, besi, batu kapur, pasir kaolin, minyak bumi dan gas alam. Dari data tersebut, setidaknya ada sumber daya mineral Papua yang patut Indonesia jaga, (cnbcindonesia.com)

Namun dengan kekayaan alam yang melimpah ruah mengapa kelaparan dan kemiskinan terjadi di Negeri tersebut?

Pandangan Islam

Kasus kelaparan yang terjadi di Papua ini menggambarkan betapa ada ketimpangan pembangunan di wilayah Papua yang sejatinya kaya, apalagi RI sudah merdeka 78 tahun, namun kemerdekaan yang sejati belum dirasakan oleh masyarakat Papua, terbukti di wilayah yang kaya SDA namun mereka masih harus merasakan kelaparan, ditambah lagi dengan masalah keamanan yang tidak terjamin karena keberadaan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di mana sewaktu-waktu nyawa mereka bisa melayang akibat aksi KKB tersebut, sudah jatuh tertimpa tangga begitulah gambaran kondisi saudara kita yang ada di Papua, sungguh tidak ada jaminan terhadap pemenuhan kebutuhan pokok dan juga keamanan yang harusnya mereka rasakan.

Sejatinya Negara berkewajiban untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya, dimulai dari jaminan atas kebutuhan dasar yaitu: kebutuhan pangan, sandang dan Papan, juga pendidikan, kesehatan dan keamanan. Dalam hal ini Negara juga harus memastikan distribusi terkait bahan pokok seperti beras dan lauk pauk ataupun obat-obatan untuk bisa didistribusikan secara merata ke seluruh wilayah Indonesia, terlebih Papua memang dalam kondisi kekurangan bahan makanan.

Islam memiliki sistem politik yang mensejahterakan semua wilayah, bahkan tanpa melihat potensi wilayah tersebut apakah kaya dengan SDA atau tidak, semua wilayah akan dijamin kebutuhan pangan, sandang dan papannya, karena Negara memiliki kewajiban menjamin kebutuhan Dasar umat ketika secara individu masyarakat tidak mampu memenuhinya secara pribadi, terlebih Papua merupakan wilayah yang kaya akan SDA, maka dalam sistem Islam Negara akan mengelola kekayaan alam tersebut untuk selanjutnya dimanfaatkan bagi kepentingan umat, jadi pengelolaan SDA tersebut tidak diserahkan kepada asing atau dalam hal ini investor, karena sejatinya seluruh SDA dalam naungan Negara yang menerapkan sistem Islam diperuntukkan hanya untuk kepentingan umat, jika telah terpenuhi untuk kepentingan umat secara merata di semua wilayah Negara maka bisa saja kelebihan SDA tersebut akan di ekspor ke Negara lain yang keuntungan dari eksport tersebut menjadi pemasukan bagi Baitul Maal Negara, jadi kesejahteraan akan dapat dirasakan oleh seluruh umat.

Khatimah

Wahai Kaum Muslimin mari belajar dari Pemimpin terdahulu yaitu Umar Bin Khaatab, bagaimana Umar begitu merasa takut ketika menjumpai seorang ibu yang sedang memasak batu disebabkan karena tidak adanya makanan untuk diberikan kepada anaknya, sehingga seorang ibu harus berbohong kepada anaknya ketika anaknya kelaparan, dengan mengatakan bahwa ia sedang memasak bubur, padahal bukan bubur, namun batu yang dimasak.

Ketika Umar menghampiri ibu tersebut, Umar merasa sedih dan merasa bersalah bagaimana Ia seorang Pemimpin sampai melalaikan kondisi rakyatnya hingga kelaparan, belum lagi Umar mendengar langsung cemoohan ibu tersebut kepadanya dengan mengatakan “Celakalah Amirul Mu’minin Umar ibnu Khattab yang membiarkan rakyatnya kelaparan.”Mendengar kekesalan dari ibu ini, Umar lantas pergi dan menangis memohon ampun pada Allah SWT.

Tanpa pikir panjang, Umar segera pulang dan mengambil sekarung gandum. Ia membawa sendiri karung gandum di punggungnya dan menuju ke rumah ibu yang memasak batu. Pengawal Umar yang melihat pemimpinnya tergopoh-gopoh membawa karung gandum menawarkan diri untuk membantu. Namun Umar menolaknya. “Wahai Amirul Mu’minin, biar aku sajalah yang mengangkut karung ini,” ujar pengawal.
“Apakah kalian mau menggantikanku menerima murka Allah akibat membiarkan rakyatku kelaparan?? Biar aku sendiri yang memikulnya, karena ini lebih ringan bagiku dibanding siksaan Allah di akhirat nanti,” jawab Umar yang terus membawa karung gandum. Setelah sampai di rumah ibu ini, Umar langsung memasakkan sebagian gandum ini untuk dijadikan makanan. Setelah matang, ibu dan anak ini dipersilahkan makan sampai kenyang.

Inilah gambaran Pemimpin dalam sistem Islam, yang takut kepada Allah SWT sehingga mengabaikan rakyat merupakan pelanggaran terhadap amanah sebagai seorang Pemimpin, karena Umar sadar bahwa kelak kepemimpinannya akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT di akhirat kelak, namun pemimpin seperti ini hanya dapat terwujud ketika islam dijadikan aturan untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, sehingga tidak akan ada istilah ditemukan kasus kasus kelaparan di Negeri ini.

Wallahua’lam Bishawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 20

Comment here