Opini

Ibu Rapuh, Islam Solusi Tangguh

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Wida Nusaibah (Penulis dan Pemerhati Masalah Sosial)

wacana-edukasi.com– Ibu adalah makhluk Allah paling hebat, sabar, dan multitalenta. Sebab, seorang ibu memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam mengurus keluarganya. Seorang ibu juga sebagai penjaga dan pendidik anak-anaknya. Namun, semua kehebatan itu terenggut bersama dengan berbagai peristiwa yang justru menunjukkan ketidakwarasan seorang Ibu.

Seperti yang terjadi pada seorang ibu rumah tangga berinisial YM (43) yang ditemukan tewas bunuh diri beserta anak balitanya MK (5). Peristiwa ini terjadi di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada Senin (15/8/2022). Polisi tidak menemukan indikasi kekerasan maupun tindak pidana pada kedua korban. Di TKP ditemukan botol racun tikus dan kondisi korban meninggal dengan mulut berbusa, sehingga diduga kedua korban meninggal dunia akibat meminum racun tikus. Hal itu dipicu oleh ibunya yang menurut kesaksian warga sekitar sering mengalami depresi sejak pulang dari menjadi TKW di luar negeri. (Kompas.com)

Kapitalisme Gagal Menjaga Kewarasan Ibu

Untuk menjadi ibu tangguh dibutuhkan banyak kesiapan, baik dari segi mental, ilmu, maupun ekonomi agar mampu menjalankan tugas beratnya dalam mengurus keluarga. Stres memang tidak bisa dihindari, tetapi bisa diminimalisir dan dihilangkan.

Sayangnya, kesiapan tersebut tidak dimiliki oleh semua ibu saat ini. Ketika stress melanda pikiran menjadi buntu, panik, dan tak mampu berpikir tenang. Akhirnya mengambil solusi yang salah karena tak bisa berpikir dengan kepala dingin.

Kondisi tersebut tidak lepas dari diadopsinya sistem kapitalis saat ini. Di mana dalam kapitalisme berorientasi pada kepuasan materi semata. Tak ayal, ketika materi tidak terpenuhi maka kebahagiaan tidak dapat terwujud. Oleh karena itu, manusia berlomba-lomba dan berusaha keras demi memenuhi kepuasan materi. Akhirnya, dalam pikiran dan perbuatannya hanya memikirkan kerja dan kerja demi mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan materi tersebut.

Peran utama seorang ibu telah tergerus di dalam kapitalisme. Sebab, negara kapitalis tidak mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Kebutuhan pokok yang seharusnya dipenuhi atau dimudahkan pemenuhannya oleh negara, nyatanya tak mampu diberikan. Hal itu menyebabkan seorang suami hanya fokus bekerja, sehingga mengabaikan tugasnya meriayah anak dan istrinya. Waktu bersama keluarga tak ada, kehangatan pun tak tercipta.

Suami yang menjadi kepala keluarga tak mampu mencukupi segala kebutuhan hidup keluarga yang serba mahal. Akhirnya, seorang ibu harus membantu bekerja, sehingga peran utamanya dalam mengurus keluarga pun terabaikan. Ketika rasa lelah sepulang kerja melanda, masih dibayangi pekerjaan rumah tangga dan kewajiban mengurus anak-anak dan suaminya. Hal itu jelas mudah memantik emosi seorang ibu sehingga tak mampu mengendalikan kewarasannya.

Begitulah potret buram keluarga yang dilahirkan oleh sistem kapitalis. Kehidupan hanya berorientasi pada kepuasan materi. Keluarga pun rapuh. Kewarasan ibu pun tak terjaga. Ditambah lagi buah dari sekularisme yang memisahkan agama dari urusan negara. Hal itu menjadikan masalah keimanan dan akidah tak diurus oleh negara, melainkan diserahkan kepada individu masing-masing. Akhirnya, akidah keluarga rapuh, sehingga mengabaikan pertimbangan halal haram dalam melakukan perbuatan.

Islam Menjaga Kewarasan Ibu

Rumitnya permasalahan keluarga saat ini tak mampu diselesaikan dengan akal manusia yang terbatas. Namun, hanya mampu diselesaikan dengan aturan dari yang menciptakan manusia, alam, dan kehidupan, yakni aturan dari Allah Sang Maha Pengatur yaitu Islam.

Islam memandang pentingnya peran seorang ibu, sehingga wajib dioptimalkan potensinya. Hal itu diriwayatkan dalam sebuah hadist dari Abi Hurairah ra bersabdalah Nabi Saw. “Tidak ada seorang yang dilahirkan melainkan menurut fitrahnya, maka kedua orang tuanya yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi sebagaimana halnya binatang yang dilahirkan dengan sempurna.” (HR. Bukhari)

Oleh karena itu, kesiapan seorang ibu perlu dipersiapkan sejak dini agar anak-anak yang berkepribadian kuat dan bertakwa dapat diwujudkan. Ibu yang berkualitas akan mampu mencetak anak-anak menjadi generasi tangguh yang mampu menjaga peradaban bangsa. Sedangkan syarat keberkahan dan kemakmuran suatu bangsa adalah watak bangsa yang bertanggung jawab dan berjiwa taqwa. Maka, demi generasi yang ideal, potensi seorang ibu perlu dipersiapkan secara optimal.

Seorang ibu yang ideal akan mampu menciptakan suasana hangat dalam rumah dan dicintai anak-anaknya. Dia akan fokus dalam mendidik dan mengurus keluarga. Hal ini dapat diwujudkan ketika kebutuhan hidup keluarga sudah terpenuhi dengan baik. Karena itulah dalam pandangan Islam sangat penting peran negara dalam memenuhi dan memudahkan pemenuhan kebutuhan rakyatnya. Kebutuhan pokok seperti tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, dll diberikan dengan murah bahkan gratis.

Terkait posisi pria dan wanita, Islam memandang bahwa mereka punya peran dan tanggung jawab masing-masing. Islam tidak memandang pria lebih tinggi dari wanita, maupun sebaliknya. Namun, kedudukan pria dan wanita sama di hadapan Allah kecuali takwanya. Maka, Islam memandang bahwa ibu dan ayah mempunyai peran masing-masing yang keduanya diharuskan bersinergi. Ayah sebagai pemimpin keluarga berkewajiban mencari nafkah, sedangkan ibu juga sebagai pemimpin rumah tangga wajib mengurus rumah, suami, dan anak-anaknya. Mereka adalah pemimpin dan akan bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya.

Selain itu, Islam memandang negara juga wajib menjaga akidah umat dan menanamkan akidah kuat agar tercipta manusia-manusia yang taat pada aturan Allah dan takut dosa. Sehingga rakyat akan mempertimbangkan halal dan haram dalam mengambil tindakan. Termasuk memahamkan hukum bunuh diri yang dilarang oleh Allah dalam firman-Nya:

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS An-Nisa: 29)

Begitulah sempurnanya Islam sehingga mampu menjadi solusi tangguh dalam mengatasi peran ibu yang rapuh. Islam begitu detail mengatur manusia dalam segala lini kehidupan sehingga terwujud tatanan kehidupan yang ideal. Kebutuhan terpenuhi, keimanan kuat, peran ibu hebat, anak-anak pun berkualitas.
Wallahu a’lam!

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 138

Comment here