Surat Pembaca

Hijrah Individu, Hijrah yang Hakiki?

blank
Bagikan di media sosialmu

Bulan Muharram merupakan bulan yang dijadikan oleh orang-orang sebagai momentum untuk berhijrah. Hijrah merupakan perpindahan hidup dari hal-hal yang negatif ke hal-hal yang positif (Merdeka.com). Ustadz Felix Siauw mengatakan bahwa “hijrah atau perubahan tidak sekedar menjadikan orang berbeda, berubah secara fisik, berubah menjadi lebih baik. Melainkan bisa memberikan suatu pengaruh.”

Momen hijrah ini telah meluas ke semua kalangan, terutama ke anak-anak milenial zaman now. Anak-anak milenial menyebut bahwa diri mereka sedang berhijrah atau berubah. Disebut berubah karena pakaian yang mereka pakai awalnya baju potong-potong dan celana. Sekarang berubah menjadi gamis yang panjang dan lebar. Tetapi, apakah perubahan yang mereka katakan merupakan perubahan atau hijrah yang hakiki?

Seharusnya hijrah itu total termasuk sistem pemerintahan juga. Contoh paling dekat saat ini permasalahan Virus Corona di Indonesia tidak kunjung usai. Setiap harinya pasti ada berita kematian yang terdengar. Rakyat sedang berduka, menangis kelaparan, tetapi pemerintah atau pejabat tinggi di sana malah mementingkan diri sendiri sehingga mengkorupsi hak rakyat salah satunya adalah uang yang seharusnya dibagikan kepada masyarakat yang terdampak Virus Corona.

Dari awal munculnya virus Corona ini, negara Indonesia melakukan penanganan yang kurang tepat. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa :

“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu. (H.R. Bukhari)

Sudah jelas dikatakan di sana, bahwa ketika ada wabah langkah pertama yang harus dilakukan adalah menutup segala akses keluar masuk. Tetapi pada faktanya ketika virus Corona ada, orang-orang China malah keluar dari negaranya dan berkunjung ke negara lain, salah satunya Indonesia. Dan tidak ada langkah serius yang dilakukan pemerintah, bahkan cenderung seolah membiarkannya sehingga yang terjadi Virus Corona terus menyebar luas hingga saat ini.

Meskipun wabah ini sudah atas kehendak Allah SWT, tetapi kita sebagai manusia sudah seharusnya menjaga diri dan berikhtiar untuk tetap sehat. Menjaga kesehatan dalam kondisi sekarang tidak bisa hanya sekedar kesadaran individu, tetapi haruslah dari kesadaran bersama. Pemerintah dan masyarakat harus saling bersinergi memberikan perubahan terhadap keadaan negara saat ini.

Pada kenyataannya, peran pemerintah dinilai kurang maksimal. Bisa diliihat bahwa masih banyak rakyat yang sengsara akibat dampak dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Ketika peraturan PPKM ini sudah di sahkan dan diterapkan, para pedagang banyak yang mengeluh karena mereka tidak bisa berjualan yang akhirnya tidak dapat memberikan nafkah kepada keluarganya.

Peran pemerintah di sini tidak ada, mereka dengan enaknya memberikan aturan untuk tidak boleh berjualan tetapi mereka tidak memberikan ganti kepada para pedagang. Bahkan lebih dzolimnya lagi pemerintah malah memberikan sanksi berupa denda yang tidak sedikit kepada para pedagang yang nekat berjualan. Bagaimana bisa sehat jika masalah ekonomi saja rakyat masih dipersulit sampai stress.

Dari fakta yang ada di atas, sudah jelas bahwa hijrahnya seseorang tidak cukup hanya dengan memperbaiki diri sendiri. Tetapi harus mampu merubah keadaan kacau seperti sekarang ini kepada keadaan yang damai dan sejahtera.
Bagaimana caranya?
Dengan berdakwah memperjuangkan aturan islam.

Islam sudah mengatur semua aspek kehidupan secara sempurna, mulai dari segi ekonomi, sosial, keamanan pertahanan maupun politik. Islam mempunyai aturan dan solusi yang sempurna. Mari kita bandingkan aturan Islam dengan aturan kapitalis sekuler yang saat ini berjalan. Bisa dilihat dari fakta sejarah bahwa aturan Islam tegak selama 13 abad lamanya. Sedangkan sistem kapitalis sekuler saat ini belum satu abad sudah banyak sekali kekacauan yang terjadi dan diprediksi sudah terlihat keruntuhannya.
Itu menandakan bahwa memang hanya aturan atau sistem Islamlah yang patut dipakai oleh manusia.

Wallahu’alam bisshawab.

Risna Apriani
Mahasiswi Kota Banjar

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 25

Comment here