Oleh : Dite Umma Gaza (Pegiat Dakwah)
Wacana-edukasi.com, OPINI–Diberitakan oleh tirto.id (10/7/2025), serangan menyebabkan sedikitnya 15 orang, termasuk 10 anak-anak, dilaporkan tewas. Serangan tersebut menargetkan warga sipil yang tengah mengantre untuk mendapatkan layanan kesehatan dan bantuan gizi di pos medis di Deir al-Balah.
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa selama 24 jam terakhir, terjadi serangan dan tembakan Israel yang menewaskan 67 orang lainnya di Jalur Gaza. Termasuk, 15 orang dalam lima serangan terpisah di kota Gaza.
Pasukan pertahanan Israel menyatakan telah menargetkan seorang militan Palestina yang diduga terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Pihak militer juga mengakui adanya laporan tentang warga sipil yang turut menjadi korban dalam operasi tersebut, dan menyebut bahwa insiden itu tengah dalam proses evaluasi.
Serangan tersebut berlangsung di saat upaya negosiasi gencatan senjata selama 60 hari masih berlanjut. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan harapannya bahwa kesepakatan dapat dicapai dalam waktu dekat, kemungkinan dalam minggu ini atau minggu depan.
Israel bersikeras mempertahankan hak untuk melanjutkan operasi militernya di Gaza setelah masa gencatan senjata berakhir, sementara di sisi lain, Hamas menuntut jaminan bahwa tidak akan ada kelanjutan serangan dari pihak Israel usai kesepakatan tercapai.
Masalah Pendudukan
Gaza terus menghadapi serangan yang kian brutal, dengan tudingan bahwa wilayah tersebut dijadikan tempat uji coba berbagai jenis senjata. Beragam laporan menunjukkan upaya sistematis yang memperparah penderitaan warga, termasuk pembatasan akses bantuan kemanusiaan, seperti makanan dan obat-obatan. Bahkan, titik distribusi bantuan diduga dijadikan sasaran serangan, menyebabkan jatuhnya korban dari kalangan sipil yang telah berkumpul demi bertahan hidup.
Masalah utama Gaza bukan sekadar soal bantuan makanan dan kemanusiaan, melainkan persoalan pendudukan yang harus diakhiri dan tanah umat Islam yang perlu dibebaskan. Menyempitkan isu Gaza menjadi krisis kemanusiaan semata justru dianggap sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari akar permasalahan dan menciptakan intervensi yang mengaburkan fakta bahwa Gaza adalah bagian dari perjuangan umat Islam melawan penjajahan.
Gaza adalah bagian kecil yang tetap teguh meski terus diserang dan ingin dihancurkan sebagai contoh hukuman bagi siapa pun yang berani melawan.
Solusi bagi Gaza bukanlah sebatas pengiriman bantuan, melainkan penghapusan keberadaan Zionis Yahudi di wilayah tersebut serta perlawanan terhadap rezim-rezim penguasa di negara-negara Muslim yang justru melanggengkan keberadaan entitas itu.
Karena itu, tanggung jawab besar kini berada di tangan umat Islam untuk merebut kembali otoritasnya dan membebaskan diri dari dominasi penguasa yang bersekongkol. Gaza, dengan keteguhan dan pengorbanannya, menjadi simbol inspiratif dan cahaya penuntun menuju jalan keselamatan.
Bungkamnya Pemimpin Muslim
Genosida yang berlangsung di Gaza dan Palestina telah melampaui batas-batas kemanusiaan dan nurani. Ironisnya, alih-alih berdiri membela rakyat Gaza yang tertindas dan menghadapi penjajah Zionis, sebagian pemimpin negeri-negeri Muslim justru memilih menjalin hubungan erat dengan entitas penjajah tersebut. Sikap semacam ini mencerminkan bentuk pengkhianatan terhadap umat dan perjuangan pembebasan Palestina.
Banyak pengamat internasional mengecam keras tindakan brutal yang dilakukan oleh Zionis terhadap rakyat Palestina, khususnya di Gaza. Mereka menyoroti pelanggaran hak asasi manusia, pembunuhan massal warga sipil, dan penghancuran infrastruktur sipil.
Namun, meski kritik terus dilontarkan, sebagian besar dari mereka gagal menawarkan solusi nyata atau langkah konkret untuk menghentikan kejahatan tersebut. Kritik tanpa tindakan hanya menjadi sorotan sesaat yang tidak mengubah keadaan, sementara penderitaan rakyat Palestina terus berlanjut tanpa kejelasan arah penyelesaian.
Umat Islam Wajib Membebaskan Gaza
Umat Islam harus terus menggulirkan narasi bahwa solusi mendasar bagi pembebasan Palestina tidak lain adalah melalui jihad dan tegaknya khilafah. Setiap Muslim yang telah memahami akar persoalan wajib turut menyadarkan saudara-saudaranya akan hal ini. Dengan kesadaran kolektif yang tumbuh di tengah umat, akan terbentuk kekuatan yang terarah dan terorganisir, yang lahir dari pemahaman mendalam terhadap realitas dan tanggung jawab syar’i terhadap perjuangan Palestina.
Ketika kesadaran umum telah terbentuk di tengah mayoritas umat, maka arah perjuangan akan semakin terfokus pada jalan dakwah yang mengikuti thariqah Rasulullah saw. Hanya dengan metode perjuangan yang dicontohkan Rasulullah, kemenangan sejati akan dapat diraih.
Oleh karena itu, umat perlu terus diingatkan agar tidak terjebak pada jalan-jalan perjuangan yang menyimpang dari thariqah tersebut, seperti jalur demokrasi, parlemen, maupun gerakan people power, yang terbukti tidak membawa pada perubahan hakiki.
Para pengemban dakwah harus senantiasa istiqamah dan waspada terhadap berbagai ancaman yang dapat mengganggu jalannya dakwah, baik berupa bahaya kelas sosial maupun bahaya ideologis. Kedua jenis ancaman ini dapat memalingkan umat dari metode dakwah yang telah dicontohkan Rasulullah saw, sehingga dapat melemahkan arah perjuangan dan mengaburkan fokus dakwah yang sebenarnya.
Kewaspadaan dan keteguhan dalam menjaga kemurnian thariqah dakwah menjadi kunci agar umat tetap berada di jalan yang lurus menuju perubahan hakiki.
Para pengemban dakwah harus memiliki keyakinan yang teguh bahwa thariqah Rasulullah saw inilah satu-satunya jalan yang akan menghantarkan kepada kemenangan hakiki bagi umat Islam. Melalui jalan ini, umat akan mampu membangun kembali kekuatannya, mempersatukan barisan, dan pada akhirnya mengusir penjajah Yahudi dari bumi Palestina serta membebaskan seluruh wilayah yang terjajah.
Keyakinan ini harus senantiasa dijaga dan ditanamkan, agar perjuangan tidak melenceng dari arah yang telah dicontohkan Rasulullah saw.
Oleh karena itu, tanggung jawab besar saat ini berada di tangan umat Islam dan seluruh kekuatan yang masih memiliki kesadaran untuk bangkit, merebut kembali otoritasnya, dan membebaskan diri dari dominasi para penguasa di negeri-negeri Muslim yang justru bersekutu dengan Zionis dalam membantai dan memusnahkan Gaza.
Dalam konteks ini, Gaza bukan sekadar wilayah yang terjajah, tetapi simbol keteguhan, ketahanan, dan pengorbanan yang menginspirasi. Ia adalah mercusuar perjuangan yang menerangi jalan umat menuju kebangkitan dan keselamatan yang hakiki.
Views: 19


Comment here