Opini

Cantik Boleh, Tapi kok Sedot Lemak?

blank
Bagikan di media sosialmu

Penulis: Devy Rikasari

wacana-edukasi.com, OPINI– Bintang film Air Terjun Pengantin, Nanie Darham, dikabarkan tewas mendadak saat melakukan operasi sedot lemak (liposuction). Meski baru saja dua bulan melahirkan, klinik tempat operasi tersebut sepakat melakukan operasi. Dari yang awalnya hanya satu titik ditambah menjadi dua titik hingga memakan biaya sebesar 300 juta. (liputan6.com, 23/11/2023)

Berita ini tentu sangat menghebohkan. Bagaimana sebenarnya prosedur sedot lemak hingga dapat mengancam nyawa seseorang?

Sedot lemak dilakukan untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan di area tertentu. Menurut dokter spesialis bedah plastik dan rekonstruksi, Dr. dr. Irena Sakura Rini, beberapa potensi risiko akibat operasi sedot lemak adalah gangguan organ, mati rasa temporer atau sementara di area sekitar penyedotan lemak, kulit menjadi kendur, emboli lemak, hingga keracunan anestesi atau obat bius dari tingkat rendah hingga berat. Resiko terberat adalah kematian pasien. (cnbcindonesia.com, 27/11/2023)

Meski memiliki beberapa resiko, nampaknya masih banyak orang, terutama wanita, memilih tindakan ini untuk mendapatkan postur tubuh ideal. Alih-alih melakukan serangkaian olah tubuh dan menjaga pola makan, sebagian orang lebih memilih cara instan dengan efek yang lebih lama.

Sejak dahulu kala, beragam cara dilakukan para wanita untuk meraih standar cantik. Bahkan dulu ada suatu ungkapan “Beauty is Pain” yang disematkan kepada kaum wanita yang rela menggunakan sepatu hak tinggi untuk memperoleh tubuh tinggi yang proporsional.

Di berbagai daerah bahkan negara juga ada beragam standar kecantikan. Ada negara yang memandang kecantikan dari leher yang panjang dan kaki yang kecil. Ada juga yang beranggapan wanita cantik jika telinganya lebar. Di Indonesia sendiri, lumrah anggapan bahwa wanita cantik itu harus tinggi, kurus, dan putih. Semua anggapan tersebut akhirnya mendorong kaum wanita untuk mencapai standar kecantikan masing-masing.

Lalu bagaimana dengan Islam?

Sebagai agama yang paripurna, Islam hadir di tengah-tengah umat manusia untuk menjadi hudan (petunjuk). Selayaknya lentera di kegelapan, demikianlah Islam menerangi kehidupan umat manusia dengan syariatnya.

Sejak dahulu, kedudukan wanita hanya dipandang makhluk rendahan. Tak lebih sebagai pemuas nafsu lelaki. Dengan demikian, standar kecantikan yang ingin dicapai lebih condong untuk menarik perhatian kaum adam.

Sementara itu, Islam memberi perhatian dan kedudukan yang sangat mulia terhadap wanita, sebagaimana firman Allah SWT. dalam surah Al-Ahzab ayat 35 berikut.
إِنَّ ٱلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَٰتِ وَٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَٱلْقَٰنِتِينَ وَٱلْقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلْخَٰشِعِينَ وَٱلْخَٰشِعَٰتِ وَٱلْمُتَصَدِّقِينَ وَٱلْمُتَصَدِّقَٰتِ وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلْحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَٱلْحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرًا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Allah juga secara tidak langsung menegaskan bahwa yang membedakan seorang hamba dengan yang lainnya adalah ketakwaannya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.  Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Rasulullah SAW. juga bersabda sebagai berikut.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-  إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ 

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564).

Dengan demikian, tidak ada salahnya jika seorang wanita ingin tampil cantik. Bahkan hal ini merupakan fitrah. Yang penting diperhatikan adalah bagaimana mencapai standar tersebut, jangan sampai melupakan kodrat utama kita sebagai hamba Allah. Sebelum memutuskan akan menempuh ikhtiar untuk cantik, pastikan hal tersebut tidak dilarang syariat dan tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Terkait sedot lemak, hukumnya tergantung pada tujuan dilakukannya sedot lemak. Apabila dilakukan karena alasan medis untuk mencegah obesitas yang dapat membahayakan bagi kesehatan, maka hukumnya mubah. Namun hukum ini bisa berubah jika tujuannya berubah. Jika sedot lemak dilakukan semata-mata untuk kecantikan, agar terlihat lebih menarik, apalagi sampai mengubah bentuk tubuh, maka hukumnya haram. Keharamannya semakin tegas lagi jika ada resikonya membahayakan diri sendiri. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Tidak boleh memberikan mudarat tanpa disengaja atau pun disengaja.” (HR. Ibnu Majah)

Karena itu, bagi seorang muslimah cerdas harus selalu ingat bahwa boleh cantik asal tetap syar’i dan tidak berbahaya.

Wallahu’alam bishawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 58

Comment here