Surat Pembaca

Bunuh Diri Anak Terjadi, Mengapa?

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, OPINI-– Kabar duka datang dari kecamatan Doro, Pekalongan, Jawa Tengah. Ya, seorang anak berumur 10 tahun nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Aksi nekat tersebut dipicu karena dilarang Ibunya bermain HP. Kasatreskrim Polres Pekalongan, AKP Isnovim membenarkan adanya kejadian tersebut. Isnovim mengatakan pihaknya telah menerima adanya laporan tersebut, pada Rabu sore tanggal 22 November 2023 ( detik. Com 23/11/2023).

Di sisi lain, pemerintah mencatat setidaknya ada 20 kasus bunuh diri anak-anak sejak januari 2023.Hal itu disampaikan Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( KemenPPPA), Nahar. Menurutnya bunuh diri yang terjadi lantaran depresi ( rri. Co. Id 12/11.2023).

Sungguh peristiwa bunuh diri pada anak sangat disayangkan. Terlebih bunuh diri yang menimpa bocah 10 tahun tersebut, karena disuruh berhenti main HP untuk makan siang. Tak bisa dimungkiri mental anak bangsa ini sangat rapuh. Keinginan yang tidak terpenuhi menjadikan nekat bunuh diri. Apalagi masalahnya hanya sepele yakni berhenti bermain HP.

HP ( Hand Phone) merupakan bentuk dari kecanggihan teknologi. HP dapat dimanfaatkan oleh masyarakat jaman kini. Bisa untuk penunjang pembelajaran, jualan online, penunjang dakwah, hiburan dan sebagainya. Akan tetapi, banyak diantara masyarakat yang sudah kecanduan HP sehingga tidak bisa hidup tanpa HP. Walhasil ketika HP diminta orang tuanya menjadikan seseorang mudah frustasi akhirnya bunuh diri.

Adapun tindakan bunuh diri, apabila kita cermati tidak luput dari sistem kapitalisme sekuler. Sistem tersebut telah berhasil meminggirkan manusia dari agamanya. Sehingga ketika dihadapkan pada permasalahan hidup tidak lagi bersandar pada Allah Swt. melainkan mengikuti hawa nafsunya yakni dengan bunuh diri.

Dalam pandangan Islam, bunuh diri merupakan perbuatan yang diharamkan oleh Allah Swt. Allah berfirman dalam surah An- Nisa ayat 29 yang artinya” Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta selalu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu”.

Ketika Islam diterapkan, maka negara akan memberikan benteng kepada warga agar tidak memiliki jiwa yang rapuh. Yakni, negara melalui sistem pendidikan Islam membentuk individu yang bersyaksiyah Islam. Di lingkungan masyarakat, masyarakat senantiasa melakukan amar makruf nahi munkar. Mereka saling nasehat- menasehati sehingga tidak akan muncul keinginan bunuh diri jika ditimpa masalah. Di lingkungan keluarga, Ibu generasi berupaya mendidik anak-anaknya agar paham Islam. Dengan cara seperti itu, insya Allah kasus bunuh diri tidak terjadi.

Oleh karena itu, marilah kita berupaya berjuang mewujudkan Dinul Islam di bumi ini. Bukan diam dengan berbagai kemaksiatan yang terjadi, khususnya kasus bunuh diri yang marak terjadi saat ini. Dengan berjuang mewujudkan Islam di tengah-tengah umat niscaya kita dapat taat pada Allah secara menyeluruh. Sebaliknya, bukan menjadi pelanggar syariah. Wallahu’alam bisshowab.

Sri Retno Ningrum
Pati- Jawa Tengah

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 6

Comment here