Opini

Boikot Produk Penghina Nabi, Solusikah?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Sri Retno Ningrum

Baru-baru ini negeri-negeri Islam, seperti: Arab, Kuwait, Turki, Bangladesh, dan negeri-negeri lainnya melakukan pemboikotan terhadap produk Prancis. Pasalnya, kaum muslim marah atas penghinaan yang dilakukan guru di Prancis terhadap Nabi Muhammad SAW. Kemarahan tersebut semakin bertambah dikarenakan Presiden Prancis, Emmanuel Macron memberikan pembelaan terhadap publikasi yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW dan menganggap bahwa pelaku pembunuhan Samuel Paty, guru Prancis itu adalah teroris Islam.

Sementara itu, keadaan di Indonesia tidak jauh berbeda dengan negeri-negeri Islam yang melakukan pemboikotan terhadap produk Prancis. MUI (Majelis Ulama Indonesia) juga mengeluarkan imbauan kepada umat Islam Indonesia untuk memboikot segala produk asal negara Prancis. Selain aksi boikot, MUI juga meminta Presiden Prancis untuk mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam se-Dunia. Seruan MUI itu tertuang dalam surat pernyataan nomor: Kep-1823/DP-MUI/X/2020 tertanggal 30 Oktober 2020. “MUI menyatakan sikap dan menghimbau kepada umat Islam Indonesia dan dunia untuk memboikot semua produk yang berasal dari negara Prancis”. Itulah bunyi salah satu surat pernyataan yang ditandatangani Wakil Ketua Umum MUI, Muhyiddin Junaidi dan Sekjen MUI, Anwar Abbas. (Kompas.com, 31/10/2020)

Rasulullah SAW merupakan kekasih Allah sekaligus penyampai risalah untuk seluruh umat manusia. Sehingga tidak pantas siapapun melakukan penghinaan terhadap nabi yang menimbulkan kemarahan umat Islam. Lebih dari itu, menggambar kartun Nabi Muhammad saw. adalah sikap yang bertentangan dalam Islam. Sebelumnya, pada tahun 2015 pernah terjadi penghinaan terhadap Rasulullah saw. sehingga terjadi serangan ke kantor surat kabar Charlie Hebdo di Paris pada Januari 2015 yang menewaskan 11 orang. Tentu hal ini sangat disayangkan kaum muslim. Mengapa penghinaan terhadap nabi terus terjadi? Kemudian, apakah dengan boikot produk negara penghina nabi akan dapat menjadi solusi?

Upaya boikot produk Prancis yang diserukan negeri-negeri Islam menandakan umat Islam masih adanya “nyawa” bagi umat Islam. Akan tetapi, boikot saja tidak cukup karena nyatanya upaya boikot yang dilakukan kaum muslim pada tahun 2015 tidak memberikan efek jera bagi penghina nabi.
Sejatinya, yang menjadi akar masalah terus berulangnya penghinaan terhadap nabi adalah diterapkan ideologi kapitalisme oleh Barat. Sistem kapitalisme yang memiliki asas sekularisme (pemisahan agama dan kehidupan) melahirkan ide-ide kebebasan. Dari kebebasan tersebut manusia berhak melakukan apa saja termasuk menghina Nabi Muhammad SAW. Selain itu, Islamofobia akut sudah ada dalam diri Barat dan terus menghantui mereka. Maka, wajar jika Barat selalu memusuhi kaum muslim dan mencari-cari masalah terhadap kaum Muslim. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 82 yang artinya: “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik”.

Sungguh, umat Islam tidak boleh diam atas penghinaan yang berulang terjadi pada Nabi Muhammad SAW. Maka dari itu, perlu bagi kaum muslimin untuk menunjukkan kebencian dan permusuhan pada penghina nabi. Adapun yang bisa kita lakukan adalah sebagai berikut:
a.Boikot produk Prancis saja tidak cukup, akan tetapi perlu dibarengi dengan pemboikotan sekularisme yang menjadi asas kehidupan Barat.
b. Kaum muslim harus bersegera memutuskan hubungan diplomatik pada Prancis.
c. Kaum muslim diseluruh dunia hendaklah bersatu dengan satu kekuatan politik Islam dalam bingkai khilafah.

Apabila hal tersebut dilaksanakan, Insyaallah penghinaan terhadap nabi tidak akan terjadi. Dalam peradaban Islam, pernah membuktikan ketegasan khalifah dalam menindak penghina nabi. Pada waktu kepemimpinan Sultan Hamid II, beliau pernah mengecam kepada Prancis dan Inggris apabila masih melanjutkan drama Voltaire yang menghina Rasulullah SAW. Sultan Hamid II pun memanggil wakil diplomatik Prancis dan Inggris di Istanbul kemudian memberikan ancaman sehingga mereka takut dan menghentikan drama tersebut. Begitulah bentuk kepedulian khalifah pada Rasulullah SAW (kekasih Allah).

Untuk itu, langkah memboikot produk penghina nabi dan mengecamnya bukanlah solusi yang tepat. Sehingga perlu bagi kita untuk mencampakkan sistem kapitalisme dengan asas sekuler yang diterapkan Barat dan negeri-negeri Islam , kemudian beralih pada sistem Islam. Dengan tegaknya Islam dalam bingkai khilafah akan mampu mengalahkan ideologi kapitalisme yang dibangga-banggakan Barat serta melenyapkan segala bentuk kezaliman kepada umat islam dan penghinaan pada Rasulullah SAW.

Wallahuálam bisshowab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 2

Comment here