Opini

Umat Islam Tak Boleh Diam!

Bagikan di media sosialmu

Penulis : Alesha Maryam

Wacana-edukasi.com, OPINI–Negara mayoritas Muslim Kazakhastan memilh untuk menormalisasi hubungan diplomatic dengan Israel melalui Abraham Accords, meskipun konflik di Gaza masih berlangsung. Langkah-langkah ini menuruh Hamas adalah sebagai legitimasi terhadap agresi Israel (Antaranews.com, 17/11/2025).

Turki mengambil tindakan hukum dengan cara menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan juga sejumlah pejabat Israel atas tuduhan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza, itu menandai usaha serius melalui jalur hukum, bukan cuman sekedar retorika politik (Aljazeera.com, 17/11/2025).

Penolakan Israel terhadap pasukan perdamaian Turki menunjukkan bahwa pencapaian damai di Gaza ini masih sangat kompleks. Di sisi lain, Indonesia mengemukakan kesiapan untuk ikut serta dalam proses perdamaian dengan syarat adanya mandat internasional yang jelas.

Hubungan dengan Israel

Normalisasi hubungan dengan Israel oleh sejumlah negara kerap dipandang sebagai bagian dari strategi geopolitik yang lebih luas, di mana Amerika Serikat dan sekutunya dinilai berupaya membangun kerangka diploamtik yang bisa memperkuat legitimasi Israel di kawasan. Langkah tersebut oleh banyak pengamat dipersepsikan sebagai mekanisme yang secara tidak langsung membuka ruang pembenaran atas kebijakan dan Tindakan Israel di Gaza, terutama ketika situasi kemanusiaan di wilayah tersebut masih memicu kecaman global.

Dalam konteks ini, normalisasi dianggap bukan sekedar kerja sama politik atau ekonomi, tetapi juga instrument yang dapat digunakan untuk melunakkan penolakan internasional terhadap tindakan militer Israel, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa proses tersebut justru memperdalam ketidakadilan terhadap rakyat Palestina. Dikhawatirkan akan memperlemah posisi diplomasi kolektif negara-negara yang selama ini mendesak penghentian agresi, karena memberikan ruang kepada Israel untuk memperoleh dukungan politik yang dapat memperkuat posisinyda dalam sangketa di wilayah dan pembenaran atas kebijakan militer.

Banyak pengamat yang menilai bahwa respon dari sejumlah pemerintah di negara-negara mayoritas Muslim terhadap krisis di Gaza masih jauh dari harapan publik, terutama ketika tindakan mereka lebih banyak berupa pernyataan kecaman dibandingkan langkah konkret yang bisa memberi tekanan diplomatik atau bantuan strategis untuk rakyat Palestina. Turki menjadi salah satu pihak yang ikut tersorot, walaupun telah berulang kali menyatakan penolakan terhadap serangan Israel.

Dipandang belum berhasil mengubah pendiriannya menjadi aksi nyata yang dapat secara berarti mendorong penghentian Tindakan kekerasa. Dari sudut pandang geopolitik, sikap pasif tersebut dipandang mencerminkan dinamika politik dan kepentingan regional yang rumit. Dimana banyak negara berada dalam posisi harus menimbang antara dorongan moral untuk mendukung palestina dan kepentingan hubungan internasional, ekonomi serta keamanan yang telah mereka bangun dengan kekuatan global maupun dengan Israel.

Tidak Boleh Diam

Umat Islam tidak boleh diam dan perlu terus meneriakkan narasi bahwa satu-satunya solsimendasar dan menyeluruh untuk pembebasan Palestina adalah jihad fi sabililah dan tegaknya Khilafah Islam yang selalu akan menjadi pelindung sejati umat. Kesadaran ini tidak boleh berhenti pada pemahaman setiap individu saja, melainkan harus dikembangkan menjadi sebuah arus perubahan yang kuat. Setiap muslim yang telah memahami akar permasalahan dalam konflik Palestina Israel ini bukan hanya isu kemanusian saja, melainkan persoalan penjagaan dan hilangnya kepemimpinan umat yang harus memiliki tanggung jawab moral dan syar’i untuk menyampaikan kebenaran kepada umat muslim lainnya.

Dengan demikian, akan terbangun sebuh geraakan dakwah dan perjuangan yang bukan hanya bersifat emosional tetapi bersumber dari pemahaman ideologis yang kokoh. Gerakan ini diharapkan mampu membangkitkan kesadaran politik pada umat secara kolektif dan memperkuat solidaritas Islam lintas negara dan emngarahkan potensi umat menuju ke satu titik perubahan strategis yaitu bersatunya kaum muslim dalam satu kepemimpinan global yang mampu menggerakkankean dan mengakhiri penjajahan atas Palestina dan wilayah muslim lainnya.

Ketika kesadaran umat mulai tumbuh di berbagai penjuru dunia, hal ini mendorong semakin banyak muslim yang ingin berjuang menempuh jalan dakwah sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. Sejarahnya telah menunjukkan bahwa metode dakwah Nabi adalah jalan yang menghadirkan perubahan besar, membangkitkan kepercayaan diri umat, dan mengarahkan mereka kepada kemuliaan yang hakiki.

Karena itu, penting bagi umat untuk terus diingatkan agar tidak mudah terpengaruh oleh cara-cara yang justru menjauhkan dari tujuan dakwah. Upaya perubahan yang hanya mengandalkan aksi spontan atau mengikuti arus yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam sering kali tidak menghasilkan hasil yang diharapkan. Jalan dakwah yang sabar, terarah, dan berpegang pada prinsip adalah yang paling kokoh.

Para pejuang dakwah pun dituntut untuk tetap teguh menghadapi berbagai tantangan, baik berupa tekanan sosial, godaan kepentingan pribadi, maupun ide-ide yang dapat mengalihkan fokus dari misi utama. Situasi seperti ini harus dihadapi dengan kesadaran, ketenangan, dan keteguhan prinsip, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW dalam setiap Langkah perjuangannya.

Mereka harus meyakini bahwa hanya melalui meode dakwah yang diajarkan Rasulullah SAW, umat akan dapat meraih kemenangan sejati. Kemenangan berupa kebangkitan spiritual, kesadaran kolektif, serta kemampuan membela kelompok yang tertindas. Jalan inilah yang dengan izin Allah akan menjadi pintu bagi hadirnya perubahan yang lebih luas. Wallahu a’lam bishawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 0

Comment here