Surat Pembaca

Tawuran Terjadi Lagi, Buah Liberalisasi

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Baru-baru ini di media sosial beredar seorang pemuda yang menggunakan batik berwarna kuning hijau tergeletak di atas tanah. Korban pun menangis karena kesakitan dan mengeluarkan banyak darah di sekujur tubuhnya. Peristiwa ini pun dibenarkan Kapolsek Teluknaga AKP Zuhri Musthofa dan mengatakan terjadi aksi tawuran pada tanggal 22 Juli 2023 pukul 16.00 WIB di kecamatan Teluknaga, Tangerang (Tangerangnews.com 23/7/2023).

Selain itu, sebanyak 20 pelajar menangis massal dan bersimpuh di kaki orang tua mereka saat dipertemukan di Polsek Gunung Putri, Bogor pada tanggal 23 Juli 2023. Pelajar ini diamankan karena hendak tawuran dengan membawa senjata tajam. Mereka meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi di kemudian hari (Bentasatu.com 23/7/2023).

Fenomena tawuran yang terjadi tentu sangat disayangkan. Seperti yang kita ketahui remaja merupakan aset bagi negara ini. Di tangan merekalah asal estafet kepemimpinan dipegang. Lantas bagaimana dengan negara ini jika calon pemimpinnya hobi melakukan tawuran?

Tentu negara ini akan mengalami kemunduran.
Tak bisa dimungkiri semua ini tidak lepas dari diterapkannya sistem kapitalisme. Kapitalisme yang memiliki asa sekularisme telah berhasil memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga seseorang ketika berbuat tidak lagi mempedulikan boleh tidaknya perbuatan tersebut menurut syarak. Ditambah lagi, kapitalisme yang mengagung-agungkan kebebasan berekspresi menjadikan tawuran merupakan bentuk aktivitas yang dilakukan sah-sah saja meski merugikan orang lain bahkan bisa berujung kematian pada korbannya.

Dalam pandangan Islam, tawuran merupakan berbuatan tercela dan dilarang oleh Allah Swt. Allah berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 11:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٞ مِّن قَوۡمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُواْ خَيۡرٗا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَآءٞ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيۡرٗا مِّنۡهُنَّۖ وَلَا تَلۡمِزُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُواْ بِٱلۡأَلۡقَٰبِۖ بِئۡسَ ٱلِٱسۡمُ ٱلۡفُسُوقُ بَعۡدَ ٱلۡإِيمَٰنِۚ وَمَن لَّمۡ يَتُبۡ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (QS. Al-Hujurat : 11).

Ketika sistem Islam tegak lebih dari 1300 tahun yang lalu, Islam mampu memberikan solusi atas semua permasalahan manusia termasuk kenakalan remaja seperti tawuran.

Sistem Islam atau Khilafah akan menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam. Peserta didik atau generasi dibimbing dengan kurikulum berbasis akidah Islam sehingga memunculkan ketakutan kepada Allah Swt. Walhasil tidak ada generasi yang hobi tawuran karena hal tersebut akan memunculkan murka Allah Swt. . Output generasi dari sistem pendidikan Islam adalah generasi yang memiliki kepribadian Islam dan mahir dalam ilmu terapan seperti sains dan teknologi.

Dalam catatan sejarah ketika sistem Islam diterapkan mampu melahirkan ilmuwan-ilmuwan Islam. Seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Jabir bin Hayyan, Ibn al-Haytham, Al-Jazari, Al-Zahrami dan masih banyak lagi.

Sungguh tawuran yang marak terjadi adalah buah dari liberalisasi yang lahir dari sistem kapitalisme. Maka sudah selayaknya kita mencampakkan sistem yang menimbulkan kefasadan ini. Sebaliknya segera mewujudkan sistem Islam yang terbukti mampu melahirkan generasi yang bersyakhsiyah Islam.

Oleh karena itu, marilah kita mengambil peran untuk mewujudkan sistem Islam, yakni dengan mencurahkan segenap kemampuan kita dengan cara berdakwah hingga pertolongan Allah Swt. terwujud yakni sistem Islam tegak di bumi ini. Wallahu’alam Bisshowab.

Sri Retno Ningrum
(Pati-Jawa Tengah)

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 15

Comment here