Opini

Taubat Nasuha dengan Menaati Allah secara Total

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Siti Mariyam, S.Pd. (Anggota Komunitas Setajam Pena)

Wacana-edukasi.com — Pandemi covid19 yang terjadi di Indonesia semakin menjadi-jadi. Penambahan kasus harian dari covid19 semakin meningkat dan jumlah korbanpun terus bertambah. Bahkan kini, penambahan kasus positif hariannya sudah mencapai empat ribu lebih. Tim medispun masih terus berjibaku menangani pasien yang terus bertambah setiap hari.

Terkait dengan hal ini, pemerintah meminta masyarakat untuk melakukan taubat dan mendekatkan diri kepada sang pencipta. Sebagaimana yang disampaikan oleh Jokowi yang mengingatkan masyarakat untuk tidak melupakan Allah swt di tengah pandemi covid19. Salah satu caranya dengan berdzikir dan bertaubat (merdeka.com, 26/9/2020).

Jokowi juga mengajak masyarakat untuk saling membantu antar sesama di tengah pandemi covid19 yang turut berdampak pada perekonomian. “Kita juga tidak boleh melupakan istighfar, dzikir, taubat kepada Allah swt dan memperbanyak infak dan sedekah,” kata Jokowi yang memberi sambutan dari istana kepresidenan Bogor (kompas.com, 26/9/2020).

Melihat kasus covid19 di Indonesia yang masih tinggi dan kasus positif yang terus bertambah, maka seruan pemerintah kepada masyarakat untuk melakukan taubat adalah hal yang wajar dan memang seharusnya demikian. Karena wabah ini mengingatkan kepada kita bahwa kita ini hanya makhluk yang kecil dan lemah yang tidak pernah luput dari kesalahan. Adanya musibah berupa wabah covid19 ini bisa jadi merupakan peringatan dari Allah swt kepada kita semua.

Sebagaimana firman Allah swt yang artinya:
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka hal itu disebabkan oleh tanganmu sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura: 30)

Taubat sendiri berarti meninggakan dosa atau maksiat yang telah dilakukan dengan diiringi perasaan menyesal serta memperbaikinya dengan memperbanyak amalan sholih. Dengan kata lain, taubat akan menjadikan seorang hamba senantiasa memperbaiki diri dari perbuatan-perbuatan tercela atau maksiat yang telah dilakukan sebelumnya.

Kembali kepada himbauan dari pemimpin negeri ini untuk bertaubat. Sebagai seorang pemimpin, maka sudah selayaknya memberikan contoh kepada rakyatnya. Maka sebelum menghimbau rakyat untuk bertaubat, pemimpin negeri ini harus memberi contoh kepada rakyat untuk bertaubat terlebih dahulu dengan meninggalkan segala kesalahan yang telah diperbuat serta berikhtiar semaksimal mungkin dalam menangani wabah ini.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, sudahkah pemimpin negeri ini bertaubat kepada Allah dengan meninggalkan segala kesalahan dan kemaksiatan yang sudah diperbuat? Dan sudahkah pemimpin di negeri berikhtiar semaksimal mungkin dalam menangani wabah ini?

Adanya wabah di negeri ini yang semakin bertambah parah, kian menunjukkan kepada kita semua bahwa negeri ini sudah sangat jauh dari Allah. Oleh karena itu, adanya wabah ini harusnya menyadarkan semua pihak termasuk pemerintah bahwa sudah saatnya negeri ini bertaubat dengan kembali kepada Allah, yaitu dengan mentaati aturan-aturan Allah (syariat Islam) secara total, termasuk syariat Islam dalam menangani masalah wabah. Karena permasalahan di negeri ini terjadi akibat mengabaikan syariat Islam.

Sebagaimana Allah swt peringatkan kepada kita semua dalam Al Qur’an:
“Jikalau seandainya penduduk suatu negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan atas perbuatannya.” (QS. Al A’raf: 96)

Oleh karena itu, perlu dipertanyakan jika pemerintah membuat himbauan taubat dan berdzkir kepada Allah di tengah wabah ini tanpa ada upaya atau ikhtiar untuk taat secara total kepada Allah swt. Permasalahan-permasalahan di negeri ini terus terjadi akibat mengabaikan aturan-aturan Allah dan justru lebih memilih menerapkan aturan kapitalisme buatan manusia.

Begitupun penanganan wabah covid19 yang dilakukan oleh pemerintah, dimana jauh dari tuntunan syariat Islam. Dari awal mula terjadinya wabah, Islam telah mengajarkan kepada kita semua bahwa solusinya adalah dengan menerapkan Lockdown. Namun ternyata, solusi itu tidak dipakai di negeri ini dengan berbagai alasan terutama adalah alasan ekonomi. Akibatnya, semakin hari wabah covid19 di negeri ini semakin bertambah parah. Ekonomi yang awalnya dijadikan alasan untuk tidak melakukan Lockdownpun akhirnya ambruk dan ancaman resesi telah mengancam didepan mata.

Pemerintah harusnya berkaca kepada keberhasilan pemimpin Islam atau Khalifah saat menangani masalah wabah. Era Khilafah Islam telah berhasil menangani setidaknya tiga kali peristiwa wabah yang terjadi di dunia. Yang pertama, wabah di wilayah Syams di era Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 636 M. Kedua, wabah Black Death yang mengepung Granada pada abad ke 14. Dan ketiga, wabah smallpox pada abad 19 yang melanda Khilafah Ustmani.

Keberhasilan Khilafah dalam menangani wabah tidak terlepas dari kebijakan Khilafah yang semuanya dikembalikan kepada Islam. Kebijakan tersebut diantaranya adalah melockdown wilayah yang terdampak wabah, dimana kebijakan ini telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dengan lockdown inilah, wabah tidak menyebar ke wilayah yang lain. Sehingga roda kehidupan termasuk perekonomian tetap berjalan dengan normal di wilayah yang tidak terdampak wabah.

Di sisi lain, wilayah yang terlokcdown akan disuport secara total agar kehidupan tetap berjalan. Seluruh kebutuhan hidup maupun penangan kesehatan masyarakat diwilayah tersebut akan dijamin oleh Khilafah, sehingga hidup mereka tetap terjamin dan masalah wabah cepat tertangani. Seluruh biaya tersebut akan diambilkan dari pos di baitul mal yang memang tersedia untuk memenuhi kebutuhan rakyat saat diperlukan seperti saat terjadinya wabah.

Itulah gambaran keberhasilan Khilafah dalam menangani wabah. Keberhasilan tersebut terjadi karena khilafah menangani wabah berdasarkan pada aturan Islam sebagaimana yang telah Rasulullah contohkan.

Oleh karena itulah, himbauan dari Jokowi agar bertaubat dalam menghadapi wabah ini harusnya diiringi dengan ketaatan secara total kepada Allah swt yaitu dengan kembali kepada syariat Islam secara kaffah. Jika seruan taubat ini tanpa adanya perubahan untuk taat kepada Allah secara total, maka taubat tersebut hanyalah sekedar himbauan tanpa ada wujudnya.

Wallahu a’lam Bishowwab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 100

Comment here