Tabligul Islam

Skema Ponzi dan Kebusukan Kapitalisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com — Keluarga besar Bernie Madoff di AS terus dibayangi kutukan. Setidaknya, ada 37.000 korban termasuk badan amal, lembaga dana perlindugan (hedge fund), selebriti, dan lembaga dana pensiun. Pasca pelaku penipuan Skema Ponzi terbesar dalam sejarah ini meninggal tahun lalu, adik dan iparnya ditemukan tewas tertembak (kalbarterkini.pikiran-rakyat.com, 21/02/22).

Penipu investasi bodong yang meraup keuntungan 64,8 miliar dolar AS dari 37.000 korban ini, meninggal dalam usia 82 tahun, saat sedang menjalani hukuman 150 tahun di penjara federal. Skema Ponzi sendiri diambil dari bahasa Italia, yang merupakan bentuk penipuan dimana investor dipikat, dan membayar keuntungan kepada investor sebelumnya dengan dana dari investor yang lebih baru.

Skema tersebut membuat korban percaya bahwa keuntungan berasal dari aktivitas bisnis yang sah. Misalnya, penjualan produk atau investasi yang berhasil. Investor tetap tidak menyadari bahwa investor lain adalah sumber dana. Skema Ponzi dapat mempertahankan ilusi bisnis yang berkelanjutan selama investor baru menyumbangkan dana baru.

Begitulah watak sistem kapitalisme. Melahirkan manusia berwatak penipu dan serakah. Wajar saja, karena ide kebebasan menjadi atmosfer kehidupan masyarakatnya. Kebebasan berpemilikan menjadikan seseorang bebas memiliki apapun tanpa batas selama tidak melanggar hak asasi manusia dalam versi mereka. Menghalalkan segala cara adalah panduan mereka. Maka wajar, kalau mereka tertipu dengan skema Ponzi ini.

Sayangnya, kaum muslimin, negeri-negeri muslim pun tak beda jauh perilaku ekonominya dengan dunia barat. Bahkan, Barat kapitalisme jadi kiblat peradabannya. Semua aspek diikuti bahkan dijadikan standar hidup, pun ekonomi. Kasus First Travel adalah contoh real skema bisnis menggunakan skema Ponzi padahal ownernya, karyawannya dan customernya mayoritas adalah Umat Islam. Namun, sistem kapitalisme ini telah menyembunyikan aksi busuk seolah-olah suci dan menguntungkan. Atau kasus investasi bodong yang marak di negeri ini. Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi mencatat, total kerugian masyarakat akibat investasi bodong mencapai Rp 117,5 triliun dalam kurun waktu 10 tahun atau sejak 2011 hingga awal tahun ini (katadata.co.id).

Inilah kebusukan sistem ekonomi kapitalisme. Wajar saja busuk, karena bertumpu pada sistem  buatan manusia. Sudah saatnya kita campakkan dan beralih ke sistem luhur yang lahir dari Zat Yang Maha Kaya, yaitu sistem ekonomi Islam.

Sistem ekonomi Islam mengakui kepemilikian individu namun mengaturnya agar tidak mengganggu kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Setiap individu boleh memiliki harta dan apapun selama diperoleh dengan aturan syari’at dan bukan kepemilikan umum dan negara. Tidak hanya itu, kepemilikan individu boleh dimiliki, dimanfaatkan bahkan boleh dikembangkan.

Harta yang kita miliki boleh diinvestasikan sesuai koridor Syari’at, yang tentu tidak boleh ada unsur penipuan di dalamnya. Ketika ada unsur penipuan, maka tidak akan luput dari amar ma’ruf nahi munkar entitas masyarakat. Bahkan, negara sudah menyiapkan segenap regulasi untuk mencegah hal tersebut. Sekaligus patroli akan senantiasa dilakukan agar bisa menindak langsung penipuan tersebut. Diperkuat dengan sistem sanksi yang tegas terhadap pelaku penipuan. Maka, kesejahteraanlah yang akan menjadi cermin kehidupan masyarakat.

Neng Erlita N. — Pontianak-Kalbar

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 29

Comment here