Opini

Revolusi Akhlak Mengembalikan Predikat Umat Terbaik

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Suci Putri Nur Asnah

Wacana-edukasi.com — Rindu. Sungguh kita merindu munculnya Sang Mujahid bagi negeri ini. Sungguh rindu berdebar dahsyat dalam dada, dalam dada duafa, dalam dada kaum tergusur, dalam dada para ghuraba’, dan dalam dada kita, dada kemusliman.

Kepulangan Habib Rizieq Shihab ke tanah air disambut antusias dengan perasaan cinta, sungguh gema takbir dan tangis haru bahagia menyelimuti kepulangan Sang Mujahid menggambarkan betapa merindunya umat terhadap sosok pemimpin yang adil. Umat sudah jenuh dengan kezaliman rezim demokrasi yang banyak berpihak pada kapitalis, sang pemilik modal, di negri ini.

Ketua Pantia Persiapan Pendirian Partai Islam Ideologis (P4II) Masyumi Reborn, Masri Sitanggang menyebutkan, pihaknya menyambut baik narasi Revolusi Akhlak yang digaungkan Habib Rizieq Shihab. Pasalnya, kata dia, narasi Revolusi Akhlak bisa membawa Indonesia ke sisi positif. Lebih lanjut, kata Masri, Indonesia saat ini memang membutuhkan Revolusi Akhlak. Dalam klaim Masri, Indonesia sedang kacau balau dan semua bertumpuk pada persoalan akhlak yang rendah. “Berkaitan dengan situasi di Indonesia, memang revolusi dibutuhkan dan sesuatu yang sangat mendesak untuk dilakukan,” pungkas dia (JPNN.com 14/11).

Indonesia sedang kacau balau dan semua bertumpuk pada persoalan akhlak yang rendah. Namun, sesungguhnya akar persoalan terletak pada sistem di negeri ini. Kita harus hijrah dari sistem demokrasi yang mencekik rakyat kepada sistem Islam yang menyejahterakan rakyat. Sistem Islam mampu menyelesaikan persoalan hingga ke akar-akarnya, termasuk masalah akhlak. Sistem Islam mampu mengembalikan predikat kita sebagai umat terbaik.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.”

Sadar atau tidak zaman ini telah menuntun kita kembali pada kondisi jahiliyah masa lalu yang kelam, malah bisa jadi jahiliah yang kita hadapi di masa ini jauh lebih parah ketimbang jaman Jahiliyah ketika Rasulullah diutus. Arus zaman dewasa ini terlihat telah menuju ke ambang kehancuran moral dan ahlak manusia terutama para pemuda-pemuda.

Lihatlah maraknya kasus pencurian, korupsi, perzinahan, pelacuran, mabuk- mabukan, riba, pembunuhan, pernikahan sesama jenis, penyembahan kepada selain Allah, dan banyak lagi kemaksiatan lainnya yang telah menunjukkan kepada kita, bahwa saat ini kejahiliahan itu telah kembali.

Pilihan di tangan kita, apakah kita akan mengikuti arus itu? Atau akan melawannya dan berjuang menegakkan syariat Islam di bumi Allah? Manakah kontribusi kita bagi tumbuhnya peradaban yang mampu mengulang episode sejarah keemasan itu? Sampai saat ini episode itu hanya mampu tersimpan rapi bersama kenangan indah tanpa terealisasi. Pemuda- pemuda istimewa di harapkan hadir untuk mengubah seluruh kebobrokan yang ada. Ketika umat membutuhkan Islam yang seutuhnya.

Muslim itu kuat ketika bersatu, dan lemah ketika bercerai-berai. Apakah kita hanya berdiam diri saja? Saat ini, ketika banyak umat yang telah terbangun dari tidur panjangnya. Ketika Umat ingin kembali menyatukan diri. Maka hadirnya manusia-manusia istimewa yang akan memperjuangkan dakwah wajib adanya. Meski Rasulullah telah tiada, yakinlah bahwa Rasulullah selalu ada di hati kita, di hati orang-orang yang beriman kepadanya dan yakin bahwa janji Allah itu pasti adanya.

Duhai para pejuang yang mengaku cinta Nabi
Adalah mimpi, ingin mewujudkan generasi Rabbani
Hanya bermodal kontemplasi ditemani segelas kopi
Lupakah kita dunia literasi yang kaya ilmu dan inspirasi?
Duhai yang mengagumi sosok Al-Fatih dan para Khalifah Utsmani
Hilang kemanakah diskusi ideologi berbahasa tinggi yang kaya akan referensi?

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 9

Comments (1)

Comment here