Oleh: Hanisa Aryana, S.Pd. (Pemerhati Pendidikan & Remaja)
Wacana-edukasi.com, OPINI–Siswa telah mendapatkan ilmu dan di didik dalam sekolah untuk memiliki karakter yang terbaik dalam menghadapi kehidupannya, maupun bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya. Namun tak disangka, sebagian siswa diluar sana justru memakai narkoba. Bahkan, tidak sedikit anak SMP juga ikut memakai narkoba.
Seperti yang dilampirkan di website Kumparan.com, 14 November 2025 menyatakan, bahwa terdapat wilayah yang dikenal sebagai “Kampung Narkoba” di Jalan Kunti, Kecamatan Semampir, Surabaya. Di wilayah tersebut telah dilakukan beberapa kali penggerebekan dan menemukan kasus peredaran narkoba. Saat penggerebekan tersebut juga ditemukan bunker di salah satu rumah disana oleh polisi tanggal 20 November 2024 yang lalu. Kabar terbaru, pada hari Minggu (7/11) Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim puluhan pelajar di wilayah Jalan Kunti melakukan tes urine dan hasilnya ada 15 siswa SMP positif narkoba.
Dilansir dari Detik.com, 15 November 2025 di kawasan Jalan Kunti, Surabaya telah ditetapkan dua orang pengedar narkoba sebagai tersangka oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur. Saat operasi pemulihan kampung rawan narkotika pada Jumat (7/11) mereka telah ditangkap. Kabid Pemberantasan dan Intelijen BNNP Jatim pada Sabtu (15/11/2025) mengatakan ada dua orang tersangka dengan inisial AH dan A, TKP disekitaran Jalan Kunti Semampir. AR yang merupakan penyedia bilik untuk pengguna narkoba telah ditangkap. Tetapi dari hasil pemeriksaan, AR bukan tersangka.
Tidaklah sedikit anak SMP di Jalan Kunti, Surabaya yang dijuluki sebagai Kampung Narkoba telah dinyatakan positif memakai narkoba (BNNP Jawa Timur). Di sana berjajar bedeng-bedeng kecil yang terbuat dari kayu beratapkan terpal sering untuk transaksi narkoba dan pesta sabu. Narkoba sukses telah menarik perhatian anak SMP untuk menggunakannya.
Kasus ini menunjukkan bahwa persoalan narkoba bukan lagi ancaman jauh, tetapi sudah menyentuh remaja usia sangat muda. Ada sesuatu yang rapuh dalam diri mereka, pemahaman hidup yang lemah, kontrol diri yang goyah, serta lingkungan sosial yang tidak aman. Remaja yang kehilangan pegangan mudah terjebak saat narkoba menawarkan pelarian instan, seolah mampu menghapus tekanan hidup yang tidak mereka mengerti.
Di sisi lain, peredaran narkoba yang begitu masif membuktikan bahwa pengawasan negara dan masyarakat sangat lemah. Jika sebuah kampung bisa dikenal luas sebagai pusat narkoba, lalu remaja di sekitarnya mengonsumsi barang haram itu, berarti ada masalah sistemik yang dibiarkan menggantung tanpa penyelesaian. Selama pusat-pusat peredaran tetap hidup, remaja akan terus menjadi korban yang paling rentan.
Jika kampung narkoba dibiarkan, akan menjadi malapetaka bagi remaja. Hal tersebut terjadi dikarenakan sistem dalam kehidupan yang telah diterapkan ialah sistem kapitalisme. Sistem tersebut membuat pandangan hidup seseorang berubah menjadi sekedar mencari kesenangan maupun keuntungan saja untuk meraih kebahagiaan hakiki, tak peduli cara yang halal atau haram. Sehingga, agama dipisahkan dari kehidupan, dan berbuat sesukanya tanpa memikirkan risiko jangka panjang.
Karena itu, solusi parsial tidak akan mampu menyelesaikan persoalan ini. Remaja membutuhkan pondasi hidup yang jauh lebih kokoh daripada sekadar nasihat rutin. Solusi Islam memberikan arah yang jelas tentang bagaimana membangun generasi agar tidak mudah tergelincir dalam kehancuran moral.
Islam memandang bahwa penguatan nilai keimanan dan kebahagiaan hakiki sangat penting dalam keluarga dan dunia pendidikan. Keluarga yang Islami akan membentuk para anggota keluarganya untuk memiliki kepribadian Islam, dengan taat dan patuh sesuai dengan perintah dan larangan dari Sang Pencipta, Allah swt. Di dalam keluarga akan terwujud orang-orang yang berkepribadian Islam apabila mereka telah dididik sejak dini untuk menerapkan akidah Islam selama pendidikannya yang telah ditempuh.
Islam memiliki sistem pendidikan yang menerapkan akidah Islam untuk seluruh manusia. Akidah Islam akan membuat kepribadian Islam, yang mana seseorang memandang hidup untuk meraih ridha Allah swt. Seseorang yang telah menerapkan akidah Islam tidaklah mudah untuk melakukan aktivitasnya secara sembarangan, karena dia telah memiliki kesadaran yang kuat untuk diawasi. Orang tersebut juga melakukan aktivitas yang bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya, termasuk melakukan aktivitas amar ma’ruf nahi munkar.
“Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali Imran: 104)
Tidak hanya diri sendiri saja yang bertindak amar makruf nahi munkar, tetapi negara juga demikian. Negara wajib melindungi remaja dari bahaya narkoba dan segala hal yang membahayakan generasi. Negara mampu mengatur urusan kehidupan rakyatnya dengan sistem Islam yang sesuai fitrah manusia.
Karena itu, penyelesaian hakiki atas persoalan narkoba pada remaja harus dimulai dari keberanian mengembalikan aturan kehidupan kepada aturan Allah. Hanya dengan kembali pada sistem yang menanamkan takwa, menjaga pergaulan, dan menegakkan keadilan, generasi muda bisa tumbuh kuat dan terbentengi. Remaja tidak hanya membutuhkan pendidikan formal—mereka butuh lingkungan yang bersih, negara yang tegas, dan sistem hidup yang mengarahkan mereka pada kebaikan.
Semua itu akan terjadi apabila sistem Islam diterapkan tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk bermasyarakat dan bernegara. Kemungkaran tidak boleh dibiarkan merajalela. Sehingga perlu negara dengan sistem Islam yang diterapkan dalam lini kehidupan yang mampu mencegah berbagai macam kemungkaran, termasuk mencegah anak SMP untuk tidak memakai narkoba.
Views: 7


Comment here