Opini

Perubahan Hakiki untuk Indonesia Tumbuh dan Tangguh

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Vikhabie Yolanda Muslim

wacana-edukasi.com, “Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh”, ialah tema resmi HUT Republik Indonesia yang telah berusia 76 tahun. Tema yang sangat menggugah terlebih di tengah pandemi dengan angka kematian tertinggi, tampaknya memiliki filosofi tersendiri dan juga harapan bagi bumi pertiwi. Sebaris kalimat yang mendeskripsikan nilai-nilai ketangguhan, juga mengandung kekuatan dalam semangat pantang menyerah untuk terus maju bersama. Maju dalam menempuh jalan yang penuh tantangan, demi mencapai masa depan yang lebih baik. Digambarkan dalam visualisasi dengan komposisi dinamis antar bentuk geometris, serta paduan angka 7 dan 6 yang sederhana namun sarat makna dalam sebuah logo (tempo.co)

Dalam perjalanannya, Indonesia telah mengalami berbagai krisis yang menimpa, hingga saat ini sedang menghadapi badai pandemi COVID-19. Maka harapannya dalam tema dan logo HUT RI yang ke-76 ini, segala upaya untuk tangguh dan berbagai upaya yang dilakukan di masa pandemi mampu membuat Indonesia tumbuh kembali. Namun benarkah demikian? Apakah tema “Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh” mampu mempresentasikan dan membuat perubahan kebangkitan yang hakiki bagi negeri?

Semarak momentum kemerdekaan yang tertuang dalam slogan, tentu tak memiliki makna yang berarti tanpa diikuti oleh perubahan yang sistemik. Aktualisasi nyata dalam setiap kebijakan pemerintah sesuai kondisi rakyat, tampaknya lebih urgent dibutuhkan saat ini. Kalimat seruan yang membakar semangat memang baik adanya, namun tanpa realisasi dan tak diikuti perubahan secara komprehensif, kalimat tersebut hanyalah barisan huruf atau angka pemanis harapan.

Cita-cita kemerdekaan yang telah digaungkan, haruslah menjadi karya nyata dalam setiap langkah kebijakan yang diambil para petinggi negeri. Bukan hanya dalam jangka pendek, namun haruslah visioner untuk jangka panjang. Hal ini mengingat vitalnya peran para pemegang dan pembuat kebijakan demi kesejahteraan yang melingkupi seluruh rakyat. Bukan hanya kebijakan yang pro untuk rakyat golongan menengah ke atas, tapi juga menengah ke bawah.

Potensi optimisme yang tertuang dalam diri setiap warga memang tidak boleh pudar. Namun hal ini juga harus diikuti oleh gebrakan perubahan secara mengakar dan sistemik. Tentu saja hal ini berarti dengan mencampakkan sistem sekuler-kapitalis yang saat ini dijadikan sebagai pedoman. Mengapa demikian? Karena akibat dari sistem sekuler yang diterapkan sebagian besar negara di era global ini, semakin hari kian menunjukkan kebobrokannya. Sistem gagal dan rusak yang mengakibatkan rusaknya pula kehidupan anak bangsa. Sebuah sistem buatan manusia yang telah terbukti cacat dan gagal wujudkan kemerdekaan hakiki. Kerapuhan yang tampak ketika menghadapi problematika penyebaran virus semakin menunjukkan harga bahwa sistem ini telah gagal total melindungi masyarakat.

Faktanya, Indonesia negeri yang gemah ripah loh jinawi, yang memiliki sejuta potensi sumber daya alam hingga membuat para imperialis tergiur, sejatinya tak pernah benar-benar merdeka hidup di atas tanah yang kaya ini. Meski sudah merdeka secara hukum, faktanya, negeri ini masih terjerat dalam jurang kemiskinan yang curam. Sebuah ironi, di usia yang genap 76 tahun, Badan Pusat Statistik (BPS) justru mencatat ada 27,54 juta orang miskin di Tanah Air per Maret 2021. Jumlah ini pun setara 10,14% dari total penduduk Indonesia. Perayaan kemerdekaan di atas 27 juta perut-perut kelaparan yang kian merintih?

Lantas apa yang dibutuhkan negeri kita saat ini? Maka sejatinya, kita membutuhkan sebuah penerapan sistem yang menjamin keberadaan rakyat. Bukan hanya merdeka secara hukum, tapi juga merdeka hakiki dari segala bentuk imperialisme negeri barat. Kembali kepada hukum Islam, dan bersistem dengan sistem Islam ialah satu-satunya solusi. Solusi yang telah terbukti sejak 1300 tahun yang lalu. Warisan manusia terbaik sepanjang zaman, Rasulullah SAW. Tentu tumbuh dan tangguh, bukan hanya sebatas slogan, namun bersinar menjadi kenyataan. Allah pun telah berfirman, dalam surat al-A’raf ayat 96, “Sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertakwa, pasti Kami akan limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.”

Wallahu a’lam bishowab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 11

Comment here