Opini

Perlunya Pendidikan Politik yang Benar

blank
Bagikan di media sosialmu

Jadi sebenarnya kita harus paham dahulu. Apa itu politik? Politik tidak sekedar pemilu atau sekedar bagaimana memperoleh suara. Tapi politik itu adalah bagaimana seharusnya pemimpin mengurus urusan rakyatnya

Oleh Nia Umma Zhafran

wacana-edukasi.com,OPINI– Hawa panas pemilu 2024 kian terasa. Di sepanjang jalan telah ramai terpapang bendera-bendera tiap partai dan baliho dari setiap calon partai yang kelak akan menjadi wakil anggota DPD, DPRD sampai pada Capres-Cawapres nanti meski belum sah ditetapkan.

Pemilu merupakan serangkaian awal untuk memulai kehidupan negara demokratis. Tentunya untuk menunjang pesta demokrasi berjalan baik, banyak upaya yang telah dipersiapkan pemerintah. Dilansir dari PASJABAR.com, Kamis (10/08/2023) Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) melaksanakan pendidikan politik bagi pemilih pemula yang diikuti sejumlah siswa SMA/SMK tingkat Kabupaten Bandung di Hotel Sutan Raja, Soreang.

Upaya ini untuk meningkatkan kesadaran dan daya kritis tentang hak pilihnya kepada pemilih pemula. Dengan adanya pendidikan politik ini pun Bupati Bandung Dadang Supriatna berharap para pemilih pemula memiliki kecerdasan politik dengan nilai budaya. Serta etika politik yang memadai. Sehingga tidak lagi menjadi obyek dalam pemilu, tetapi menjadi subyek yang kritis dalam menentukan pilihan politiknya.

Sungguh menggiurkan jika melihat bonus demografi di Indonesia. Menjadi suatu peluang untuk meraih suara dalam pemilihan politik 2024 nanti. Bonus demografi dari kalangan pemuda tentu memiliki peran penting, Gen Z (lahir pada tahun 1997-2012) yang merupakan pemilih pemula ini menempati angka 27 persen dari penduduk Indonesia.

Menurut data UMN Colsultants, sebanyak 23.28 persen Gen Z tertarik dengan politik, akan tetapi di ngka 44.26 persen tidak tertarik dengan politik. Bahkan di angka 29.05 persen Gen Z mengatakan bahwa politik itu sesuatu yang kuat dan kotor. Hal ini tentu menjadi daya tarik bagi para partai politik untuk berebut memenangkan hati Gen Z dalam meraup suara.

Gen Z memiliki potensi suara yang cukup besar. Ketika partai politik ingin menarik minat berpolitik Gen Z tentu perlu mempelajari karakteristiknya. Gen Z yang lahir di tengah-tengah kemajuan teknologi umumnya melek terhadap teknologi dan terbiasa komunikasi, membuka dan menambah wawasan melalui internet serta media-media sosial.

Nah, kesempatan ini yang digunakan para parpol yang mengemas konten-konten politik sebagai bahan kampanye. Hingga tidak sedikit parpol yang menggait artis dari kalangan Gen Z yang memiliki banyak pengikut di jadikan sebagai “jurkam”. Memang diperlukan kreativitas untuk menyesuaikan lingkungan yang meliputi Gen Z. Agar banyak mengangkat partisipan dari Gen Z.

Menurut Ustadzah Reta Fajriah (Pemerhati Keluarga dan Generasi) Secara garis besar ada lima poin yang menarik minat Gen Z terhadap profile kepemimpinan. Pertama, visi-misi yang jelas dn teratur. Kedua, memiliki Integritas, tidak memiliki cacat hukum, seperti kasus korupsi, kriminal dan lain-lain. Ketiga, pengalaman berpolitik. Keempat, asal usul keluarga. Dan terakhir terkait agama.

Terkait agama ini yang menjadi hal panas yang menjadi sasaran di negeri ini menjelang Pemilu/Pilkada atau Pilpres. Mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, suatu momen penting dan dianggap menguntungkan diri, kelompok dan partainya, kalangan sekuler berupaya keras memanipulasi identitas. Politik identitas dengan memanfaatkan simbol-simbol keagamaan dimanfaatkannya untuk meraup suara. Identitas agama Islam sukses menjadi alat politik dalam kontestasi.

Justru, Islam sebagai agama paripurna tidak bisa dipisahkan dari politik karena islam itu memiliki konsep yang sangat jelas, sangat lengkap tentang bagaimana mengatur urusan rakyat. Jadi bukan hanya boleh, tapi politik identitas berbasis agama itu harus dan wajib. Sebagai seorang muslim dalam berpolitik harus membawa identitas dia sebagai seorang muslim. Dengan menampilkan bagaimana politik-politik Islam.

Politik Islam yang dimaksud adalah bagaimana Islam mengatur urusan rakyat dalam berbagai aspek dan justru merupakan bagian dari kecerdasan politik yang memang harus wajib disampaikan kepada seluruh umat manusia. Tidak sama dengan yang dimaksud sebelumnya, dimana politik identitas agama tujuannya hanya untuk meraup suara.

Sayang, politik Islam dalam alam Demokrasi tidak bisa kondusif dan tidak bisa diterapkan secara murni. Politik Islam yang menjadikan sebagai wasilah untuk meraup suara ini tidak lain untuk membangun kesadaran komunal. Kesadaran umum umat Islam agar mengerti bagaimana seharusnya Islam itu mengatur seluruh urusan mereka dan targetnya adalah bagaimana mereka mau kembali kepada pengaturan urusan Islam secara total (kaaffah).

Jadi ini tidak lebih kepada bagaimana mempersiapkan umat di masa yang akan datang untuk mau kembali berhukum dengan hukum Islam. Dan juga kedepannya kita membangun kembali peradaban Islam. Dimana peradabannya yang gemilang mampu menoleh tinta emas selama 13 abad lebih lamanya. Dan Islam mampu menguasai 2/3 dunia.

Jadi sebenarnya kita harus paham dahulu. Apa itu politik? Politik tidak sekedar pemilu atau sekedar bagaimana memperoleh suara. Tapi politik itu adalah bagaimana seharusnya pemimpin mengurus urusan rakyatnya. Seorang Muslim harus memiliki dasar berpolitik yakni iman, tauhid, akidah islamiyah yang bersandar pada ketentuan syariah Islam. Bukan sekulerisme atau materialisme. Bukan kapitalisme-demokrasi-liberal. Bukan juga sosialisme-komunisme.

Juga arah politik seorang Muslim harus memperjuangkan kembali tegaknya syariah Islam secara kaaffah (Lihat: QS al-Baqarah[2]: 208). Politik tidak hanya mengarah pada keterpilihan pemimpin yang baik tapi juga pada sistem yang baik. Sistem yang baik adalah sistem yang berasal dari Allah SWT. dan Rasul-Nya. Itulah sistem yang berasal dari al-Quran dan as-Sunnah. Tataran ini hanya akan terwujud dalam Khilafah Islamiyah.

Jadi pemilih pemula (Gen Z) harus belajar mengenai politik yang benar yakni poitik Islam. Bagaimana Sistem Islam mengatur seluruh aspek kehidupan. Aturan Islam benar-benar menyelesaikan setiap permasalahan. Karena Islam adalah rahmat bagi seluruh alam serta memberikan keberkahan baik di dunia maupun di akhirat.

WalLaahu’alam

Referensi:

Pendidikan Politik Upaya Penguatan Peran Pemilih Muda


https://youtu.be/DrlNNb0Xj0
al-wa’ie. Edisi juni 2023. Pedoman politik umat 2023.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 5

Comment here