Surat Pembaca

Perempuan Tersungkur dalam Sistem Kufur

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Wanita seharusnya mendapat perlindungan dan jaminan nafkah dari suami bagi mereka yang sudah menikah, sedangkan bagi perempuan yang belum menikah maka nafkah mereka dijamin oleh orang tuanya. Jika orang tuannya meninggal maka masih ada walinya yang wajib menanggung kebutuhannya. Jika perempuan tersebut sama sekali tidak ada yang menjamin atas kebutuhannya maka Negara lah yang mengambil alih tugas tersebut. Namun di negeri yang menerapkan sistem kapitalisme sekuler maka banyak perempuan menjadi tulang punggung keluarga, terlebih Negara menjadikan perempuan sebagai sumber devisa karena Negara tidak memberikan lapangan kerja pada laki-laki, dengan kondisi ekonomi tergolong miskin hingga memaksa perempuan keluar untuk bekerja, bahkan sampai sampai ada yang menjadi pekerja migran.

Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (KOMNAS Perempuan) mengatakan masih banyak Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) swasta yang memiliki asrama penampungan calon pekerja migran Indonesia (CPMI) dengan kondisi yang jauh dari layak dan tidak manusiawi. Komisioner Komnas Perempuan Theresia Iswarini mengatakan berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan pada 2022, para calon pekerja migran, terutama perempuan, kerap mendapat perlakuan tidak manusiawi dan merendahkan martabat di tempat-tempat penampungan tersebut. Di sisi lain, absennya upaya pencegahan dan antisipasi terhadap kekerasan, pelecehan dan perundungan menyebabkan korban tidak tahu harus melapor ke mana. Akibatnya, korban tidak mendapat penanganan dan pemulihan. “Ini kalau terus menerus terjadi maka banyak sekali perempuan PMI (Pekerja Migran Indonesia) atau perempuan CPMI yang kesulitan untuk tinggal di dalam tempat-tempat yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta sebelum mereka berangkat ke luar negeri,” papar Theresia dalam Pra-Peluncuran Laporan Hasil Pemantauan Praktik Penampungan Pekerja Migran Indonesia, Senin (18/12). (https://www.voaindonesia.com)

Bayangkan apa jadinya kondisi generasi negeri ini jika ibunya yang memiliki kewajiban mendidik anak anaknya di rumah dan mengurus rumah tangganya harus terpaksa keluar rumah untuk mencari nafkah, karena tidak ada jaminan pemenuhan kebutuhan pangan,sandang dan papan. Walaupun di dalam Islam memang hukum bekerja adalah mubah bagi kaum wanita namun tetap harus mengikuti rambu rambu syariat, di mana seorang perempuan memiliki kewajiban untuk mengurus keluarganya termasuk anak dan suaminya.
Berbeda dengan sistem Islam, bahwa Islam menjadikan Negara sebagai pengurus rakyat, menjamin kesejahteraan melalui berbagai mekanisme, termasuk menyediakan lapangan pekerjaan yang layak untuk para laki-laki sebagai pihak penanggung nafkah. Negara akan menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi seluruh rakyatnya agar mereka mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga perempuan tidak perlu untuk menjadi pekerja migran yang mengancam hidup dan kehomatan mereka. Karena kemuliaan perempuan sangat di jaga di dalam sistem Islam.

Di samping itu Negara juga berfungsi sebagai pelindung rakyat, baik untuk laki-laki maupun perempuan, agar tidak membawa penderitaan ataupun berlaku dzalim maka Negara memiliki mekanisme untuk mensejahterakan kehidupan laki laki ataupun perempuan. Salah satunya yaitu dengan cara mengelola sumber daya alam milik negara secara mandiri tanpa campur tangan asing ataupun aseng. Sehingga pengelolaan sumber daya alam yang berlimpah tersebut menjadi pemasukan bagi devisa negara tanpa harus mengorbankan perempuan menjadi pekerja migran, inilah perbedaan sistem Islam dengan sistem sekuler kapitalisme pada saat ini yang cenderung mengeksploitasi perempuan demi pemasukan negara. Padahal seharusnya Negaralah yang menjamin semua kebutuhan hidup rakyatnya, masihkah kita berharap pada sistem sekuler kapitalistik ini? tidakkah kita merindukan sebuah sistem yang akan mampu mengangkat derajat kehidupan wanita? Dimana ini hanya ada pada sistem Islam saja.

Nana Juwita, S.Si.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 5

Comment here