Surat Pembaca

Pentingnya Kepedulian Sesama Manusia

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Ummu Nazriel
(Aktivitas Muslimah Peduli Generasi)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Sejatinya hidup yang didambakan banyak orang itu bisa hidup dalam kerukunan, rasa aman dan adanya kepedulian antar sesama manusia. Namun, hidup di sistem hari ini alih-alih bisa merasakan ketentraman itu, justru kesulitan, ketidakpedulian dan ketidakadilan lebih sering dijumpai.

Baru-baru ini berita meninggalnya satu keluarga di Kalideres,Jawa Barat menyisakan kepedihan, sebab terlambat diketahui sampai kondisi jasad tidak lagi sempurna. Sebelumnya juga ada kasus serupa yakni meninggal tanpa diketahui oleh tetangga hingga jasadnya sudah terbujur kaku dengan kondisi menyedihkan ditemukan di kawasan perumahan elit Cinere Depok.

Ditemukannya dua jasad kerangka di Kalideres kemarin, yakni seorang ibu berinisial GAH (64 tahun), dan anaknya DAW ( 38 tahun), sudah lama membusuk di kamar mandi. Belum diketahui apa penyebab wafatnya, dari keterangan yang ada mereka memang jarang keluar dan bersosialisasi dengan tetangganya.

Kondisi hari ini tidak jarang dijumpai kehidupan bertentangga yang minim sosialisasi hingga timbul rasa kurang peduli terhadap sesama. Seakan membuktikan dari kejadian di atas, walaupun berbulan- bulan tidak terlihat, tetangga tidak mengetahui kondisinya dikarenakan korban juga kurang bersosialisasi.

Sungguh ironi keadaan kehidupan bermasyarakat saat ini. Jika kita peduli dengan membantu ketika ada tetangga yang bermasalah justru dikira ikut campur urusan orang lain dan dianggap tidak sopan. Gaya hidup individualisme kini menjadi cerminan hidup masyarakat negeri.

Adanya pengaruh budaya barat serta ideologi mereka yaitu kapitalis-sekular membuat kebanyakan masyarakat negeri ini menjadi kurang peduli dan lebih mementingkan mengurus kehidupannya masing-masing. “Yang penting tidak mengganggu orang lain”, ungkapan ini makin familiar dijumpai.

Apakah budaya dan ideologi barat sesuai dengan Islam sebagai agama mayoritas di negeri ini? Bukankah Islam mengajarkan agar umat saling peduli satu sama lain? Sebagaimana Allah Swt. berikan petunjuk hidup pada manusia, Allah Ta’ala berfirman di dalam Qs. An Nisa ayat 36, yang artinya:

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutuhkanNya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang- orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnuh sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”

Kehidupan Islam Adalah Yang Terbaik

Kita sebagai umat Islam yang memiliki pedoman Al Qur’an dan Al Hadist diajarkan untuk saling berbuat baik pada sesama, saling peduli, serta beramar ma’ruf nahi mugkar, baik kepada saudara yang dekat maupun saudara yang jauh.
Bahkan berbuat baik kepada sesama bagi umat muslim dikatakan hukumnya wajib.

Maka berbuat baik kepada tetangga di sekitar rumah sangat dianjurkan sebab bisa jadi orang pertama yang menolong kita adalah tetangga dekat. Juga menjaga silaturahmi kepada saudara yang jauh, serta saling berbagi kabar sebagai tanda kasih sayang kita terhadap kerabat merupakan bagian dari ajaran Islam.

Rosulullah Muhammad Saw. sebagai suri tauladan kita, segala perkataan dan perbuatannya patutlah kita contoh dan amalkan. Dengan mengikuti cara hidup Rasulullah Saw. dan para sahabat yang beriman dan bertakwa niscaya bisa mewujudkan kehidupan bertetangga yang punya rasa kepedulian serta adanya amar ma’ruf nahi mungkar.

Tentu kehidupan yang punya rasa kepedulian juga didukung dengan sistem bernegara. Karena hanya dengan negara yang menerapkan Islam kondisi masyarakat akan dibangun dengan kesadaran dan keimanan yang didukung dengan kebijakan-kebijakan negara.

Semisal ada tetangga yang kesulitan, maka pejabat dalam sistem Islam diamanahkan untuk betul-betul memberikan penyuluhan dan membantu hingga seluruh masyarakat mendapatkan hak hidup layak. Sejarah pernah mencatat, di masa khalifah Umar bin Khattab, beliau sering berpatroli malam hari saat orang lain sudah beristirahat, hanya untuk mengetahui bagaimana kondisi rakyatnya.

Bahkan dikisahkan beliau sendiri yang memanggul dan memasakkan makanan untuk seorang ibu yang sedang memasak batu untuk anaknya yang menangis kelaparan sebab tidak adanya makanan. Begitu takutnya khalifah Umar bin Khattab jika masih didapatinya rakyat masih ada yang hidup dalam kesulitan.

Begitu indah dan sempurnanya aturan Islam. Dengan dibangunnya kesadaran akan kepedulian mulai dari individu, masyarakat & negara niscaya kehidupan manusia aman dan tentram bisa kita rasakan. Hidup akan berkah dengan syariat Islam kaffah.

Wallahua’lam bisshowab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 10

Comment here