Opini

Peningkatan Industri di Konawe, demi Rakyat atau Konglomerat?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Siti Aminah, S. Pd .(Pemerhati Sosial Media)

Wacana-edukasi.com– Pemerintah kabupaten Konawe semakin dilirik oleh para investor. Bagaimana tidak wilayah ini kaya akan sumber daya alam terutama di bidang industri pertambangan. Sebut saja tambang nikel yang ada di kecamatan Morosi yang menjadi andalan Konawe saat ini. Tak kalah dengan kawasan industri Morosi, Kecamatan Routa digadang-gadang akan lebih besar dibanding Morosi yang mampu menyerap puluhan hingga ratusan ribu tenaga kerja.

Seperti yang dilansir oleh TELISIK.ID – Pemerintah Kabupaten Konawe sangat serius menunjukkan tajinya di sektor pertambangan, dengan menjadikan daerah tersebut menjadi surganya para investor dunia. Kawasan mega industri pemurnian nikel yang ada di Kecamatan Morosi jadi andalan Konawe saat ini, dengan menyerap ratusan tenaga kerja lokal hingga tenaga kerja asing. Tak hanya itu, baru-baru ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe tengah mempersiapkan kawasan mega industri baru. Tak kalah dengan kawasan industri Morosi, Kecamatan Routa digadang-gadang akan lebih besar dibanding Morosi yang mampu menyerap puluhan hingga ratusan ribu tenaga kerja. Kecamatan Routa merupakan satu dari 29 kecamatan yang termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Konawe (24/9/2021).

Peningkatan industri di Konawe tidak terlepas dari penerapan sistem saat ini yaitu sistem kapitalis. Dengan munculnya industri diberbagai wilayah justru banyak kerugian yang dialami oleh warga yang ada disekitar industri pertambangan yang didirikan. Tidak dipungkiri juga ada sebagian warga yang dipekerjakan. Akan tetapi lebih banyak kerugian yang didapatkan ketimbang manfaanya.

Juga peningkatan industri malah menjadi alat penjajahan di negeri ini. Dengan dalih investasi, penjajah kapitalis makin leluasa menancapkan kukunya untuk menggerus kekayaan alam negeri ini. Mestinya negeri ini cukup belajar dari pengalaman yang sudah ada dan terjadi diberbagai wilayah seperti tambang emas di Papua misalnya. Negeri ini hanya mendapatkan ampas dan kerusakan lingkungan.

Maka, para investorlah yang banyak diuntungkan dengan adanya industri di negeri ini, baik investor asing ataupun swasta. Karena negeri ini menyerahkan sepenuhnya kepada mereka untuk mengelola potensi sumber daya alam.

Oleh karena itu tidak boleh suatu negara menggantungkan dirinya pada negara lain terutama dalam hal perindustrian. Jika, perindustrian diserahkan kepada negara lain atau para kapitalis maka dengan mudah negara lain memdikte serta menguasai negeri ini.

Sehingga mustahil dengan berkembangnya industri di sistem saat ini dapat mensejahterakan masyarakat. Justru dengan berkembangnya industri tidak mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk lebih sejahtera. Karena negara atau daerah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak swasta. Sehingga, kekuasaan perusahaan swasta akan semakin membuat negara sekedar menjadi wasit saja, bukan periayah umat.

Ditambah lagi dengan munculnya tenaga kerja asing yang menambah daftar persoalan mengenai lapangan pekerjaan bagi penduduk lokal. Dengan demikian kesejahteraan semakin sulit didapat. Inilah sistem kapitalisme sekular, sistem yang hanya mensejahterakan para pemilik modal sementara rakyat menjerit dan tidak mendapatkan apa-apa.

Sistem kapitalisme sekular berbanding terbalik dengan sistem Islam. Sistem Islam justru membangun industri untuk kepentingan masyarakat secara menyeluruh dan tidak dinikmati oleh segelintir orang saja.

Industri harus ada di dalam sistem Islam. Namun dengan adanya industri perekonomian tembantu karena dari segi pengelolaan jauh berbeda dengan pengelolaan sistem kapitalisme. Pengelolaan industri dalam sistem Islam diperuntukkan demi kepentingan masyarakat dan demi kesejahteraan mereka. Dalam sistem ini, industri bagian dari kepemilikan umum, maka haram dimiliki oleh swasta apalagi pihak asing.

Bukan hanya dari segi pengelolaan, namun lebih dari itu. Karena pada dasarnya sistem ini dibangun di atas kebenaran yakni Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Sehingga masyarakat selalu terjaga untuk melakukan penipuan ataupun pengrusakan lingkungan.

Maka, jelaslah hanya dalam sistem Islam masyarakat akan mendapatkan kesejahteraan. Namun semua itu akan terwujud, manakala diterapkan dalam kehidupan yaitu dengan kembalinya penegakan khilafah.

Wallahu a’lam bi showwab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 2

Comment here