Opini

Nestapa Tak Berkesudahan, Akibat Ketiadaan Khilafah

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Leihana (Pemerhati Umat)

Wacana-edukasi.com — Seekor anak ayam akan mengalami banyak kesulitan jika ditinggalkan mati oleh induknya. Begitupun umat Islam akan mengalami banyak kesulitan, kemalangan, kerugian bahkan nestapa tak berkesudahan tanpa hukum Islam diterapkan dalam kehidupannya. Induk kewajiban dalam Islam adalah penerapan Islam kafah dalam institusi khilafah, tanpa adanya institusi Khilafah mustahil syariah Islam bisa diterapkan dengan sempurna dan menyeluruh.

Saat ini umat Islam di seluruh dunia tidak lagi memiliki institusi khilafah tersebut. Sehingga sangat banyak syariah Islam yang tidak dapat diimplementasikan di tengah kehidupan umat Islam.

Hilangnya institusi khilafah di tengah umat Islam telah terjadi sejak seratus tahun yang lalu tepatnya 28 rajab 1342 H atau bertepatan dengan tanggal 3 Maret 1924 M.

Runtuhnya khilafah ini adalah makar yang dibuat musuh Islam saat itu yaitu Inggris (Britania Raya) yang menempuh segala cara untuk melenyapkannya. Dimulai dengan merusak umat Islam dengan pemikiran sekularisme dan nasionalisme yang mendorong perpecahan di tengah kekhilafahan terakhir. Kala itu tersisa di wilayah Turki dan eksekusi terakhir dilakukan oleh antek Barat dan Yahudi Mustafa Kemal at-tarturk yang menghapus institusi khilafah di wilayah Turki selama-lamanya. Bahkan bukan hanya menghilangkan institusi khilafah Mustafa Kemal selanjutnya menghapus jejak syariah Islam di Turki dengan mengganti sistemnya dengan sistem sekularisme dalam bentuk negara demokrasi.

Begitupun di negara-negara lain termasuk di Nusantara. Indonesia pernah merasakan kesempurnaan Islam di bawah naungan khilafah. Para penguasa terus bekerja menjauhkan Islam dan sejarah khilafah di benak kaum muslimin di negara tersebut. Adapun sebagian umat Islam yang terkumpul dalam jamaah dakwah yang berjuang melanjutkan kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah di berbagai negeri terus dijegal bahkan dituduh aliran sesat, ekstrimis dan radikalis bahkan teroris. Sehingga sulitnya umat kembali menerapkan syariah Islam di bawah naungan Khilafah terus mengukir banyak nestapa, kemalangan dan kerugian besar bagi ummat Islam.

Di antaranya tanpa adanya penerapan syariah Islam umat Islam terhalang mendapat keridaan Allah Swt. Keridaan Allah Swt. dapat dicapai dengan mengikuti seluruh hukum dan aturan-Nya dengan penuh ketaatan sebagaimana dipraktikan oleh nabi kita Muhammad Saw. Yaitu diterapkan secara kafah dan tidak bertahap maupun sebagian-sebagian layaknya makan di prasmanan. Memang Al-Qur’an diturunkan secara bertahap, tetapi setelah Nabi Muhammad Saw. mendirikan negara Islam pertama kali di Madinah syariah Islam yang telah diturunkan dari Al-Quran diterapkan seluruhnya dan tidak bertahap.

Kedua, tanpa adanya khilafah kerugian terbesar umat Islam adalah hilangnya seorang imam atau khalifah. Ketika kaum muslim kehilangan legitimasi kepemimpinan ini, maka kaum muslimin akan kebingungan untuk memutuskan sebuah perkara. Sebab, banyak ditemui syariah Islam yang mesti diputuskan oleh imam/khalifah seperti hukum hudud dan ta’jir. Menentukan hukuman yang dibenarkan untuk pelanggaran syariah yang tidak dicantumkan sanksinya dalam al-Quran maupun sunah diperlukan pendapat/ijtihad seorang khalifah. Masih banyak lagi syariah Islam lainnya yang membutuhkan ketetapan dari Khalifah.

Ketiga, umat Islam tanpa adanya khilafah akan merasakan hilangnya rasa aman dan jaminan keamanan yang menyebabkan ketakutan. Karena khilafah menjamin keamanan negara dan rakyatnya dari ancaman kriminalitas penduduk khilafah sendiri maupun ancaman penjajahan fisik dan pemikiran oleh negara lain yang kini dirasakan umat Islam seperti di Palestina maupun di seluruh negeri muslim di dunia saat ini.

Keempat, umat Islam akan menelan pil pahit akibat tiada khilafah. Yaitu hilangnya ilmu pengetahuan, pendidikan dan kepedulian yang lahir dari kepribadian Islam. Hal ini disebabkan oleh begitu dominannya kebodohan dan buta hurup yang diakibatkan oleh kemiskinan dan kepribadian yang goyah. Karena khilafah menjamin pendidikan bagi rakyatnya dengan pendidikan sepanjang hayat bukan hanya untuk usia sekolah melainkan sebagaimana Islam mensyariatkan pendidikan dari buaian hingga liang lahat.

Kelima, kemalangan lainnya yang dirasakan umat Islam akibat tiada khilafah adalah hilangnya kekuatan dan jihad yang disebabkan kelemahan dan kekalahan. Karena khilafah berkewajiban menyebarluaskan dakwah Islam dengan dakwah dan jihad ke seluruh dunia dan mewajibkan jihad(berperang). Hal ini dilakukan ketika negerinya diserang apalagi dijajah dan tidak mentolerir kekalahan yang dicari adalam kemenangan atau mati syahid.

Keenam, hilangnya kekayaan yang disebabkan kemiskinan. Khilafah menjamin kesejahteraan rakyatnya dengan memaksimalkan pendapatan negara dari pengelolaan sumber daya alam yang memang melimpah dan mengoptimalkan distribusi yang tepat sasaran bagi seluruh rakyatnya. Sehingga tidak akan ada jurang kesenjangan sosial seperti di negara kapitalisme saat ini.
Ketujuh umat Islam akan merasakan hilangnya pencerahan dan pedoman yang benar yang disebabkan kegelapan dan pedoman yang salah. Karena institusi khilafah menjadikan Al-Quran dan sunah sebagai sumber hukum yang mencerahkan kehidupan dengan kebenaran berbeda dengan sistem sekuler saat ini. Sekularisme menjadikan pemikiran perasan manusia sebagai sumber hukum utama.

Kedelapan, nestapa yang harus dirasakan akibat tiada khilafah adalah hilangnya kehormatan dan martabat yang disebabkan penghinaan terhadap akidah dan umat Islam. Saat ini dengan berkedok kebebasan berpendapat kafir Barat terus melecehkan ajaran Islam. Karena khilafah bertugas menjaga akidah dan akan memerangi pihak manapun yang menghina atau melecehkan Islam dan umatnya.

Kesembilan, kerugian lainnya akibat tiada khilafah adalah hilangnya kedaulatan dan ketergantungan dalam membuat keputusan politik akibat ketundukan kepada negara-negara penjajah kafir barat dan timur. Karena Khilafah mengharuskan negara terbebas dari ancaman maupun cengkeraman asing melalui penjajahan fisik, ekonomi dan pemikiran.

Kesepuluh, tiada khilafah akan menyebabkan hilangnya keadilan yang disebabkan penindasan dan ketidakadilan. Karena tanpa khilafah sistem peradilan hanya diputuskan menurut hawa nafsu belaka.

Kesebelas, akibat tiada khilafah akan hilangnya keimanan dan keikhlasan. Hal ini disebabkan pengkhianatan penempatan orang yang salah pada tempat yang salah. Ketakwaan individu baik rakyat maupun penguasa tidak ada yang membina sehingga iman mudah terkikis oleh sistem yang mengharuskan menjadi korup dan pendusta.

Keduabelas, akibat tiada khilafah akan membuat hilangnya sikap dan moral yang terpuji hingga menyebabkan kejahatan dan sikap yang tercela. Karena tanpa Khilafah individu dan masyarakat hanya dididik dengan kebebasan individu yang bablas ala kapitalis.

Ketiga belas, akibat tiada khilafah akan membuat hilangnya negeri-negeri Islam dan tempat tinggal, tidak hanya Palestina tetapi juga Andalusia (sekarang yang disebut Portugal dan Spanyol), wilayah yang luas di Asia Tengah dan Timur Jauh, Kosovo, Bosnia, Kashmir dan yang lainnya, yang menyebabkan jutaan imigran, gelombang pengungsi dan pendeportasian. Karena tanpa Khilafah tiada yang menjaga keutuhan wilayah negeri muslim.

Keempat belas, disebabkan tiada khilafah maka hilanglah tempat suci dan akibatnya adalah kaum muslim dilarang shalat di Masjid Al-Aqsa selama 50 tahun sampai saat ini. Tanpa Khilafah kita juga akan menyesalkan untuk mengatakannya pada Anda bahwa dua masjid lainnya pun yaitu Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Nabawi tidak di dalam kondisi yang diinginkan

Kelima belas, akibat tiada khilafah akan terjadi hilangnya kesatuan dan integritas yang diakibatkan terpecahnya negeri kaum muslim menjadi 56 bagian yang tidak sah, dan AS tengah bekerja keras menciptakan bagian ke 57 di Palestina, ke 58 di gurun Afrika barat dan ke 59 di Timor Timur.

Menyimak banyak ragan kerugian dan nestapa umat Islam akibat tiada khilafah yang mungkin tiada berkesudahan terjadi sudah seratus tahun lamanya. Sudah seharusnya seluruh umat Islam tergerak memperjuangkan segera tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah yang sudah Allah janjikan akan kembali tegak sebelum hari kiamat. Allah hanya akan memberi kemenangan serupa yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw. Dan para sahabatnya berupa tegaknya negara Islam hanya kepada umat yang serupa dengan kualitas mereka. Untuk itu mari kita memantaskan diri menyongsong pertolongan Allah berupa tegaknya kembali khilafah.

Wallahu a’lam bishshawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 72

Comment here