Opini

Menakar Partai Politik yang Krisis Identitas

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Zulhilda Nurwulan, S. Pd. (Member WCWH Kendari)

Wacana-edukasi.com — “Semoga Sumbar menjadi provinsi yang mendukung pancasila”, Ungkap Puan. Pernyataan Ketua DPR RI, Puan Maharani pada rapat virtual internal PDIP di Sumatra Barat dianggap meragukan loyalitas masyarakat Sumatra Barat terhadap bentuk negara hari ini. Pernyataan Puan seolah memperlihatkan ketakutan partai banteng ini akan kekalahannya pada partai islam yang memilki identitas. Sekalipun dalam demokrasi islam tidak menjadi penentu, namun tidak bisa dipungkiri jika kerinduan masyarakat terhadap kepemimpinan islam sudah nampak terlihat.

Sejatinya, partai politik adalah sebuah perkumpulan atau organisasi yang terbentuk secara sukarela untuk mencapai cita-cita yang sama. Sebagaimana yang tercantum di dalam Pasal 1 Ayat 1 Undang-undang No. 2 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, Partai politik di Indonesia sendiri adalah organisasi yang sifatnya nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga Indonesia secara sekarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan Negara. Dengan demikian, tujuan dari dibentuknya partai politik adalah untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan Negara, serta memelihara keutuhan Negara Indonesia.

Namun, partai politik demokrasi tidak luput dari persaingan yang saling memperebutkan kepentingan masing-masing untuk menduduki kursi tertinggi dalam pemerintahan sehingga hal ini memicu kegagalan partai dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian, partai politik tak ubahnya ajang pamer keunggulan masing-masing partai sehingga tujuan partai politik sebenarnya menjadi kabur.

Partai Politik Demokrasi hanya Berbekal Semangat Tanpa Tujuan

Sebagai organisasi yang bernaung di dalam sisitem demokrasi, partai politik memiliki beberapa ciri-ciri diantaranya: pertama, memiliki fondasi yang berasal dari masyarakat lokal. Adanya partai politik didalam masyarakat diharapkan mampu mewakili suara rakyat didalam pemilu. Sehingga, ketika partai politik menang dalam pemilu hal ini bisa menjadi jalan bagi partai untuk menyuarakan keinginan anggota partai yang berasal dari masyarakat.

Kedua, berusaha buat bisa mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan. Hal ini merupakan salah satu tujuan diadakannya pemilu. Motif utama lahirnya parpol adalah untuk mendapatkan kekuasaan. Dalam pengertian ini, kekuasaan digunakan sebagai alat untuk merealisasikan aspirasi rakyat. Salah satu ruang kekuasaan itu adalah kursi di kabinet. Sudah menjadi fatsun politik bahwa parpol pendukung pemerintah akan mendapat jatah di kabinet sebagai imbalan atas dukungan mereka.

Ketiga, ikut serta dalam pemilihan umum, di dalam negara demokrasi pemilu menjadi sesuatu yang penting dalam proses pemilihan pemimpin. Pemilu adalah suatu proses untuk memilih seorang anggota partai politik yang berhak untuk menduduki jabatan-jabatan tertentu. Dan partai politik merupakan satu-satunya partai yang berkaitan dengan pemilu.

Pada hakikatnya, partai politik demokrasi terbentuk berdasarkan asas kepentingan belaka sehingga wajar ketika perasaan nasionalisme dan patriotisme kerap membersamai pembentukan partai-partai semacam ini. Partai politik sejenis ini hanya akan menghasilkan kader-kader partai yang tidak punya tujuan kebangkitan partai yang hakiki sehingga cita-cita dan tujuan partai sebatas wacana tertulis tanpa realisasi yang jelas.

Disisi lain mayoritas cita-cita partai politik demokrasi diadopsi dari pemahaman barat yang hanya terfokus pada materi sehingga melupakan nilai-nilai ketuhanan yang menjadi asas dasar pemikiran.

Kemudian, partai politik demokrasi tidak memiliki asas pemikiran dan metode penerapan yang jelas untuk mencapai tujuannya serta tujuan yang ingin dicapai pun kabur sehingga kader partainya hanya berjalan atas dasar semangat dan keinginan yang menggebu. Ketika semangat dan keinginan mereka berkurang maka cita-cita partai pun turut menyusut. Perasaan semacam ini tidak akan menghasilkan suatu perubahan yang riil.

Disamping itu, kepuasan partai hanya sebatas kemenangan kepentingan partai bukan atas dasar kepentingan masyarakat secara umum. Suara masyarakat menjadi penentu kekuasaan sehingga wajar rakyat bak raja saat menjelang pemilu dan terjara sesaat setelah pemilu. Hal inilah yang menimbulkan ketakutan para parpol yang minus identitas ketika kehilangan kepercayaan masyarakat. Sejatinya, kemenangan partai berada ditangan pemilih yakni masyarakat sehingga menjadi wajar ketika para pemimpin parpol demokrasi bahkan rela menjadi pengemis suara rakyat. Inilah potret partai politik demokrasi yang minus identitas. Cita-cita dan tujuannya tidak terbaca dengan jelas karena berdiri hanya sebatas kepentingan tanpa didasari pemikiran dan pemahaman yang pasti.

Partai Politik dalam Islam

Berbeda dengan sistem demokrasi, islam memiliki pandangan khusus tentang partai politik. Imam Ar-Razi dalam Mafatih al-Ghaib: “ Partai adalah kumpulan orang yang satu tujuan, mereka bersama-sama bersatu dalam kewajiban partai untuk mewujudkan tujuannya.” Adapun makna politik (siyasah) disebutkan dalam kamus al-Muhith bahwa as-siyasah (politik) berasal dari kata: sasa-yasusu-siyasatan yang bermakna pengurusan. Dalam lisan al-arab juga disebutkan as-siyasah adalah melakukan sesuatu yang bisa memberikan manfaat padanya.

Dengan demikian, politik didalam islam adalah mengurusi umat dengan aturan tertentu. Hal ini berdasarkan firman Allah Swt:
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali ‘Imran: 104)

Menurut ust. Hafidz Abdurrahman dalam bukunya “Diskursus Islam politik”, setelah menganalisis penafsiran dari ayat ali-imran tersebut diatas sehingga sampai pada kesimpulan bahwa yang dimaksud menegakkan kemakmuran dan mencegah kemunkaran adalah meliputi dari seluruh bentuk kemakrufan dan kemunkaran baik yang dilakukan oleh pribadi, kelompok maupun negara. Pada hakikatnya hal ini merupakan aktifitas politik sehingga wajib mendirikan partai politik yang berasaskan islam.

Dengan demikian, partai politik islam adalah partai yang berideologi islam, mengambil dan menetapkan ide-ide, hukum-hukum dan pemecahan problematika dari syariah islam, serta metode operasionalnya mencontoh metode (thariqah) Rasulullah Saw.

Kemudian, tujuan partai politik dalam islam tentu berbeda dengan tujuan partai politik didalam sitem demokrasi. Partai politik islam tidak mencari suara terbanyak memalui pemilu serta tidak berjuang hanya demi meraih kepentingan sesaat. Partai politik islam berjuang untuk merubah sistem sekular menjadi sistem yang diatur oleh syariah islam. Partai politik islam memiliki ciri-ciri diantaranya: pertama, berideologi islam. Seluruh landasan pemikirannya berasaskan islam.

Kedua, para anggotanya berkepribadian islam. Mereka berpikir dan beraksi berdasarkan ideologi islam. Ketiga, memiliki pimpinan partai yang memiliki pemahamn yang menyatu dan mendalam terhadap islam yakni yang sesuai al quran dan sunnah.

Disamping itu, islam memiliki konsepsi (fikrah) yang jelas terkait berbagai hal baik sistem ekonomi, sistem politik, sistem pemerintahan dan sistem sosial, pemerintahan pendidikan dan lain-lain. Tujuan dan cita-cita partainya pun jelas. Semuanya harus disampaikan kepada masyarakat hingga mereka menganggap penerapan semua sistem tersebut menjadi kebutuhan bersama.

Partai politik islam melakukan pengkaderan melalui pembinaan dengan pemahaman ideologi islam. Kader-kader partai dibina untuk mengopinikan islam ke tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, para kader partai harus bergerak dan berinteraksi dengan masyarakat sehingga pola pikir dan pola sikap mereka menyatu dengan masyarakat. Disamping itu, partai politik islam berjuang untuk membongkar konspirasi jahat barat untuk menghancurkan wilayah kaum muslim serta pergolakan pemikiran, yakni menentang ide-ide kufur seperti kapitalisme, sosialisme, komunisme dan paham yang lain yang bertentangan dengan islam.

Sebagai solusi islam wajib diperjuangkan demi mencapai cita-cita bersama yang dijamin mampu merealisasikan segala aspirasi rakyat. Karena pada hakikaktnya politik islam hadir untuk mengurusi urusan rakyat dengan asas pemikiran dan metode penerapan yang jelas sehingga suatu keniscayaan untuk meraih kebangkitan yang hakiki.

Wallhu’alam biishowwab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 7

Comment here