Opini

Memaknai Musibah yang Melanda Negeri

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Firda

Wacana-edukasi.com — Negeri ini kembali berduka, di tengah situasi pandemi seperti sekarang, kita pun harus dihadapkan dengan berbagai musibah yang terus mendera. Dalam akun Twitternya BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), sampai tanggal 29 Januari 2021 Pkl 15.00 WIB, tercatat jumlah kejadian bencana sebanyak 245 kejadian melanda negeri ini.

Data sebaran  kejadian bencana alam di Indonesia periode 1-20 Januari 2021 meliputi: gempa bumi 5, karhutla 1, banjir 158, tanah longsor 39, puting beliung 37, gelombang pasang dan abrasi 5. Kejadian bencana alam mendominasi adalah bencana banjir, kemudian diikuti puting beliung dan tanah longsor. Bencana alam menimbulkan terdampak menderita dan mengungsi 1.536.442 jiwa, sedangkan sebanyak 194 jiwa meninggal dunia dan 9 hilang serta 12.041 jiwa luka-luka.

Selain bencana alam, sejak tanggal 13 April 2020 pemerintah menetapkan penyebaran covid-19 sebagai Bencana Nasional non-Alam (https://twitter.com/BNPB_Indonesia/status/1354740669579882499?s=19).

Adapun dalam harian Okenews disebutkan Update Corona 28 Januari 2021: Positif 1.037.993 Orang, 842.122 Sembuh & 29.331 meninggal (nasional.okezone.com).

Angka-angka ini tentu bukan main-main. Kita sebagai orang yang beriman sudah semestinya melakukan muhasabah, baik bagi diri, keluarga, masyarakat, dan juga negara, tidak terkecuali para pemimpin/pejabat kita saat ini.

Ingat, Bencana adalah Ujian bagi Orang Beriman

Bencana merupakan salah satu bentuk ujian yang Allah berikan bagi siapa pun yang beriman dan bertakwa. Dengan keimanan dia akan bersabar atas musibah yang menderanya disertai bertawakal kepada Allah.

Sebagaimana firman Allah Swt.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ [٢:١٥٥] الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ [٢:١٥٦]

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar … (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.’“ (QS Al Baqarah 155-156)

Bencana adalah Teguran bagi Siapa pun yang Berdosa

Firman Allah Swt.

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS Asy Syuraa: 30)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Dan firman-Nya (yang artinya) dan segala musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian maksudnya, wahai manusia! Musibah apa pun yang menimpa kalian, semata-mata karena keburukan (dosa) yang kalian lakukan. ‘Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian)’ maksudnya adalah memaafkan dosa-dosa kalian, maka Dia tidak membalasnya dengan siksaan, bahkan memaafkannya. Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan perbuatannya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun (Faathir: 45).” (Tafsir Ibnu Katsiir: 4/404)

Firman Allah Swt.

وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Dan Sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. As Sajdah : 21)

Sebagaimana pula sabda Rasulullah  saw.

 “Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi no. 2396)

Lantas Bagaimana jika Bencana Bertubi-tubi Datang?

Bencana datang bertubi-tubi, ini adalah pertanda teguran dan peringatan Allah atas banyaknya dosa yang kita lakukan.

Dosa Apa Kiranya yang Kita Lakukan?

Konon negeri ini adalah negeri elok di zamrud katulistiwa, tapi sayang itu tampaknya tinggal cerita, karena nyatanya sekarang alam kita rusak oleh tangan-tangan rakus yang tidak bertanggung jawab.

Eksploitasi besar-besaran yang tidak mengindahkan keamanan lingkungan, mulai dari perut bumi, hutan, laut, semua seakan-akan jadi hal biasa, dan bahkan jadi santapan cukong-cukong mafia berdasi yang sudah disiapkan secara sistematis untuk menghisap kekayaan negeri bak lintah darat, korupsi berjamaah itu biasa, mengurangi timbangan dan takaran sebagaimana kaum Madyan itupun biasa, korupsi untuk bansos pun tak jadi soal, homo sebagaimana kaum Nabi Luth ini pun nampaknya ruang mendapat angin segar, prostitusi, miras/narkoba, pembunuhan, aborsi, pencurian, buka aurat, adab pada orang tua dan guru tak lagi diindahkan, mirisnya Marwah seorang ulama dilecehkan, hukum dikebiri, dan bahkan sampai menantang azab Allah, serta masih banyak kejahatan/kemaksiatan di negeri ini. Bahkan barangkali tidak ada satu macam kemaksiatan pun yang tidak kita jumpai untuk saat ini. Semua komplet dilakukan di negeri ini. Membuat persaksian palsu pun sudah jamak dilakukan.

Disaat dosa makin menyebar, justru upaya amar makruf nahi mungkar dibungkam. Sebagian elemen umat yang selama ini nyaring suaranya menjalankan amar makruf nahi munkar dibubarkan dan dikriminalisasi. Padahal, berhentinya amar makruf nahi mungkar adalah salah satu pengundang bencana.

Allah Swt. berfirman, yang artinya:

“Dan peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS Al Anfal: 25)

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir menyatakan Allah Swt. memperingatkan hamba-hamba-Nya yang mukmin agar waspada terhadap fitnah. Yang dimaksud dengan fitnah ialah cobaan dan bencana. Apabila ia datang menimpa, pengaruhnya meluas dan menimpa semua orang secara umum, tidak hanya orang-orang durhaka dan orang yang melakukan dosa saja, melainkan bencana dan siksaan itu mencakup semuanya.

Allah Swt  berfirman,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ [٧:٩٦]

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al A’raf : 96)

Inilah yang semestinya kita hindari, mendustakan dan mengingkari ayat-ayat Allah, karena jika hal tersebut kita lakukan, boleh jadi Allah akan menghukum kita. Sudah saatnya kita benar-benar bertaubat (Taubatan Nasuha). Taubatan nasuha ini harus dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, pun termasuk dengan para petinggi di negeri ini dengan menegakkan hukum Allah Swt. seadil-adilnya dan kembali pada syariat-Nya secara kafah.

Wallahua’lam bishshawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 16

Comment here