Opini

Lindungi Para Ulama Kita

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Asma Ridha (Pegiat Literasi Muslimah Ideologis Meulaboh)

Kembali terjadi seorang Ulama yang sangat arif dan bijaksana diserang dan diteror. Peristiwa yang baru saja terjadi dialami oleh Syekh Ali Jaber ditusuk saat mengisi seebuah acara di Bandar Lampung (13/9/20), peristiwa ini bukanlah kali pertama di negeri ini, dan sayangnya selalu berkesimpulan bahwa pelaku penyerangan terhadap Ulama adalah orang yang mengalami gangguan jiwa atau stress. Wajar apabila masyarakat tidak lagi menaruh percaya terhadap penegak hukum di negeri ini. Dan akhirnya mendapat tuntutan dari seluruh pihak, berharap aparat penegak hukum tidak mudah menyimpulkan dengan cepat bahwa pelaku penusukan terhadap Syekh Ali Jaber mengalami gangguan jiwa atau gila seperti yang disampaikan oleh pihak keluarganya.

Dikutip dari Hidayatullah.com (13/0920) Wakil Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyampaikan kecaman keras terhadap kejadian penusukan yang menimpa Syekh Ali Jaber. Zulhas, sapaannya, menilai tidak mungkin kejadian penusukan itu dilakukan oleh orang gila. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini pun meminta pihak aparat agar mengusut tuntas kasus tersebut. Zulhas menduga bisa jadi peristiwa tersebut dilakukan secara terencana.

Pelaku dianggap gila juga dibantah oleh warga yang mengenal pelaku. Menurut penuturan warga sekitar, pelaku normal-normal saja selama ini. Tidak ada tanda-tanda gangguan kejiwaan. Selain itu, ketika diinterogasi warga selepas penusukan tersebut, pelaku mengaku disuruh untuk menusuk Syekh Ali Jaber di dada beliau. (Swarakyat.com, 13/9/2020)

Telah nyata teror ditujukan selama ini hanya kepada ulama, Islam, umat Islam, dan ajarannya. Dan ini merupakan bagian skenario politik. Mengapa? karena setiap ada kasus penusukan selalu pelakunya dianggap “orang gila”. Kasus demi kasus ditutup dengan cap tersebut, bahkan terjadi dengan pola sama dan berulang. Ada apa hukum di negeri ini? Dan sangat berharap motif pelaku penusukan ini bisa segera terungkap demi melindungi para ulama kita.

Ulama Pewaris Nabi Sepanjang Masa

Islam, telah menjadikan kedudukan para ulama dimuliakan, tidak layak Ulama disakiti, diteror dan diperangi. Ulama adalah wali Allah sebagaimana dalam hadits qudsi, “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman: “Barang Siapa memusuhi wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan perang terhadapnya. (HR. Al Bukhari)

Dalam tafsir Ibnu Katsir menjelaskanl, bahwa ulama adalah orang yang mengetahui Allah subhanahu wa ta’ala (takut pada Allah) dan mengetahui perintah-perintahnya. (Ibn Katsir dalam tafsir QS al-Adzim jilid 6 hal 482-483). Akhruddin al-Razi dalam tafsir Mafatihal Ghaib vol 26 Hsl 21 menjelaskan al ‘alim: predikat bagi orang yang mengetahui sifat Allah, sehingga pemilik sifat tumbuh pada dirinya sikap takut kepada Allah. Dan Imam al-Qurtubi dalam aljami’ li Ahkam al-Qur’an dengan mengutip pendapat Rabi’ bin Annas, beliau berkata: “orang yang tidak takut kepada Allah berarti bukan orang ‘alim (ulama).

Ulama sangat berperan penting dan kontribusi besar sebagai “penyambung lidah” Rasulullah saw, dan yang menerima warisan dari beliau yaitu ilmu-ilmu agama. Menyakiti ahli waris sama saja dengan menyakiti orang atau pihak yang mewariskan. Maka sudah sepatutnya menjaga lisan dan tangan yakni dengan menghormati dan mencintai alim ulama, negara wajib melindungi dari setiap ancaman, dan teror yang melukai ulama.

Karena Islam sampai kapanpun sangat menghargai keberadaan mereka yang kontribusinya terhadap umat begitu penting. Ulama mengemban amanah untuk menyebarkan risalah Islam. Melakukan amar makruf nahi mungkar bersama umat. Umat dan ulama adalah satu kesatuan penting yang menjadi pilar pengukuh negara.

Ingatlah bahwa Allah dalam firman-Nya telah mengingatkan kita :

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama . Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Fathir [35]: 28)

Wallahu A’lambishhawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 4

Comment here