Opini

Kapitalisme Gagal Memuliakan Wanita

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Ummu Ahtar (Anggota Komunitas Setajam Pena)

wacana-edukasi.com, OPINI– Sungguh menjijikkan perbuatan seorang wanita pemilik rental PS di Jambi. Pelaku diduga berinisial YN dan masih berusia 25 tahun yang sudah berstatus ibu muda dengan bayi berumur 10 bulan. Ia melakukan pelecehan kepada 11 anak laki-laki dan perempuan yang bermain PS di rentalnya. Saat ini pelaku dibekuk oleh polisi setelah salah satu orang tua korban melaporkan ke pihak kepolisian. Saat dimintai keterangan, pelaku justru mengaku menjadi korban pelecehan. Sedangkan sang suami tidak tahu menahu perbuatan nista istrinya.

Aksi pencabulan tersebut dilakukan pelaku dengan cara anak-anak dirayu untuk melihat pelaku berhubungan intim dengan suaminya dari sebuah lubang atau celah jendela rumahnya.Setelah pelaku berhubungan intim dengan suaminya, pelaku menghampiri anak-anak menyuruh memegang payudaranya. Selain itu, 11 anak-anak disuruh menonton film porno juga oleh wanita yang kini dilaporkan ke polisi oleh keluarga korban.(tvonenews.com, 5/2/2023)

Kasus YN Bukti Kegagalan Sistem

Kasus ini benar-benar membuktikan betapa rusaknya sistem kehidupan yang berlandaskan kepada sekularisme kapitalisme. Sistem ini membuat agama dipisahkan dari kehidupan. Karenanya manusia mengejar kesenangan jasadiyah semata sebagai tujuan hidupnya. Atas kesenangan ini fitrah keibuan menjadi rusak sebagaimana terjadi pada kasus YN.

Perempuan yang selama ini dianggap sebagai korban, ternyata bisa menjadi pelaku bahkan dalam perbuatan yang sangat keji. Sekularisme membuat disfungsi peran ibu sebagai pendidik generasi. Sosok ibu yang seharusnya menjaga, mendidik, merawat, dan mengajarkan hal baik justru mencecoki anak-anak dengan konten porno yang merusak akal mereka. Kualitas ibu yang buruk lahir karena sistem yang buruk. Karena tidak sepantasnya umat berharap kebaikan dalam sistem bobrok ini. Karena sistem ini merusak kehidupan manusia.

Umat membutuhkan sistem alternatif yang telah terbukti mampu mencetak para ibu sebagai pembangun peradaban bukan perusak peradaban. Sistem alternatif ini tidak lain adalah sistem Islam, yang mana secara fikih disebut sebagai Khilafah. Khilafah sebagai institusi praktis pelaksana hukum syariah yang mana sangat memahami peran penting strategis dan politis seorang ibu.

Solusi Islam adalah Khilafah

Dalam Islam, tugas utama perempuan adalah ummu wa rabbat al-bayt(ibu dan pengatur rumah suaminya). Tugas ini amatlah berat, karena ibu yang akan menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Dia sebagai pengatur pembendaraan rumah suaminya. Karena itu sosok ibu seharusnya memiliki kriteria sebagai berikut;

Pertama, sosok yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang tinggi. Dua modal ini yang menuntutnya untuk memahami makna dan hakikat hidup bahwa kemuliaan hanya ketika kita hidup untuk meraih ridha Allah SWT. Karena itu, dia akan mendidik anak-anaknya dengan aqidah Islam, mengajarkannya tujuan hidup hanya untuk Allah SWT bukan untuk hal lain. Dia akan menjadi tauladan pula bagi anak-anaknya.

Kedua, dia memahami bahwa anak adalah amanah dari Allah SWT. Sehingga dia akan dididik dengan benar sesuai perintah Allah SWT, dijaga, dirawat, dan diurus dengan sebaik-baiknya.

Ketiga, seorang ibu harus paham bahwa anak adalah aset perjuangan dan masa depan umat. Dia akan mendidik anak-anaknya menjadi pemimpin yang tangguh dan siap berjuang untuk kemuliaan Islam.

Keempat, seorang ibu harus memiliki kesadaran politik Islam. Makna kesadaran politik Islam adalah pemeliharaan urusan-urusan umat yang harus diatur dengan syariat Islam dan peka terhadap kezaliman-kezaliman yang menimpa umat.

Sekalipun peran utama seorang ibu adalah wilayah domestik namun dia memiliki peran serta kewajiban di kehidupan umum yaitu melakukan amar makruf nahi munkar. Maka dari itu selain dia aktif menjadi sosok pejuang dia juga akan mendidik anak-anaknya memiliki mental pejuang untuk kemuliaan Islam. Dan terbukti sosok-sosok ibu yang demikian bukanlah hal sulit ditemukan pada masa Khilafah.

Banyak sekali sosok ibu yang berhasil menjalkan fitrahnya sebagai seorang ibu, diantaranya adalah Ummu Imarah Khansa yang berhasil mendidik anak-anaknya menjadi mujtahid. Ibunda Imam Syafi’i, ibunda Khalifah Harun Ar-Rasyid, ibunda Muhammad al-Fatih dan masih banyak yang lainnya. Sosok ibu yang demikian tidak karena semata-mata ketakwaan individu. Namun ada pensuasanaan dari negara, yakni ada peran dan dukungan dari Khilafah.

Untuk mencetak generasi terbaik, Islam mempunyai sistem pendidikan yang berkualitas. Kurikulum sistem pendidikan Islam melahirkan generasi yang memiliki kepribadian Islam, yakni pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan Islam. Sehingga terbukti individu-individu yang senantiasa beramal untuk meraih keridaan Allah SWT. Tidak hanya itu, generasi juga akan dididik dengan ilmu alat. Sehingga mereka bisa survive mengarungi kehidupan dan menyelesaikan berbagai persoalan yang timbul darinya.

Bahkan dalam kitab sistem pendidikan dasar Khilafah karya Syekh Abdul Kholil disebutkan Kurikulum Pendidikan Islam secara khusus menyediakan mata pelajaran kerumahtanggaan untuk menyiapkan sosok-sosok ibu yang mulia. Tidak hanya pendidikan, sistem pergaulan yag diterapkan dalam Khilafah juga sistem pergaulan Islam. Sistem pergaulan dalam Islam akan mencegah terjadinya perzinaan, pemerkosaan, pelecahan, dan interaksi batil lainnya. Interaksi laki-laki dan perempuan akan diatur berdasarkan Islam. Ditambah lagi, media-media dalam Khilafah akan memfilter dan menindak tegas siapapun yang membuat konten yang rusak dan merusak.

Khilafah tidak akan melarang mendirikan kantor media. Terkecuali, saat ini media mengeluarkan tayangan yang berbahaya pada aqidah umat Islam. Khilafah akan mencari pelakunya dan memberi sanksi ta’zir sesuai tingkat kemaksiatan yang dilakukan. Dengan konsep kehidupan seperti ini tentulah kasus seperti YN tidak akan terjadi. Sebaliknya, yang ada justru munculnya sosok-sosok ibu yang sangat luat biasa.

Oleh karena itu, sepatutnya kita mengembalikan kehidupan Islam yang mana sudah terbukti lebih dari 13 abad mencetak ibu-ibu yang luar biasa dan menghasilkan generasi-generasi yang gemilang. Semua itu akan kembali jika penerapan dakwah Islam kaffah dalam semua lini masyarakat. Hingga nanti terbentuk daulah Islam yakni Khilafah.

Wallahu alam bisshawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 23

Comment here