Surat Pembaca

HIV/AIDS Melonjak Tinggi di Aceh, Mengapa?

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Berdasarkan data dari Dinas kesehatan Aceh mencatat pengidap HIV/AIDS mencapai 2.021 kasus. Dengan pencapaian HIV (1.270 kasus) dan AIDS (751 kasus). Dinas kesehatan Aceh juga menjelaskan perbedaan ke duanya, HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia namun tidak memiliki gejala, sedangkan AIDS adalah suatu kondisi akibat serangan virus HIV tersebut. Di Aceh, penderita HIV/ AIDS yang masih dalam pengobatan ada 717 pasien, dan yang paling terbanyak di kota Banda Aceh sebanyak 302 pasien. Ajnn.net Selasa, (09/05/2023)

Mendapati kenyataan ini, sungguh membuat hati kita remuk. Karena Aceh dijuluki dengan serambi Makkah, yang kental dengan syariat Islam, malah ikut serta menyumbang penyakit menular dan sangat ditakuti ini, dengan capaian angka penderita HIV/AIDS yang bahkan tergolong tinggi. Biasanya kita jumpai berita yang demikian bukan dari daerah yang kental syariat Islamnya.

Kenapa hal ini terjadi? Jawabannya tidak lain adalah efek dari penerapan sistem sekulerisme dan liberalisme. Di mana sistem ini memang sudah cacat sejak lahir, yaitu dari kejeniusan akal manusia. Maka sudah pasti setiap aturan yang diterapkan tidak akan bisa menjadi problem solving, tapi hanya sebatas tambal sulam dan tidak pernah menyentuh akar persoalan. Akibat penerapan sistem inilah akhirnya landasan dan tatanan kehidupan sosial di tengah-tengah masyarakat rusak, yang akhirnya mengantarkan masyarakat mengalami penyakit HIV/AIDS.

Karena itu, negara butuh solusi komprehensif untuk mengatasi masalah HIV/AIDS. Dan solusi itu hanya ada pada Islam. Sebab Islam bukan hanya mampu menyelesaikan masalah HIV/AIDS, akan tetapi mampu menyelesaikan semua masalah yang menjadi akar dari timbulnya penyakit mematikan ini. Tidak lain karena seks bebas, dan pergaulan bebas.

Islam sangat menjaga agar manusia tetap berada dalam perilaku yang mulia dan terhormat. Islam telah menetapkan segenap aturan yang menjaga interaksi lawan jenis agar tidak bablas dan melanggar batas-batas syariat. Seperti memerintahkan wanita menutup aurat saat keluar rumah, melarang khalwat dan ikhtilat, bepergian harus disertai mahram. Di samping itu, Islam juga menetapkan tidak ada interaksi antara laki-laki dan wanita kecuali dalam aspek sosial seperti pendidikan, kesehatan, dan muamalah. Namun, jika pergaulan generasi terlanjur rusak, misal terjadi perzinaan, maka Islam secara tegas akan memberikan sanksi bagi pelaku yang melakukan pelanggaran. Sebagaimana Firman Allah Swt., “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’ [17]: 32)

Jadi, hanya dengan penerapan sistem Islam secara kaffahlah masalah HIV/AIDS di Aceh, bahkan diseluruh dunia akan bisa diselesaikan secara tuntas.. Wallahu ‘alam bishawab!

Penulis, Lismanidar (Anggota Ngaji Diksi Aceh)

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 31

Comment here