Oleh: Asriyanti, S. Si. (Pemerhati Kebijakan Publik)
wacana-edukasi.com, OPINI– Permasalahan tiket penerbangan di Indonesia yang semakin mahal kembali menuai banyak sorotan. Alasan demi alasan penyebab naiknya harga tiket pesawat domestik mulai banyak diulas oleh para pengamat dan tentu saja pemerintah kembali mewacanakan berbagai upaya penyelesaiannya. Namun perlu ditelisik kembali bahwa dengan kondisi kehidupan saat ini, mungkinkah permasalahan ini akan terselesaikan dan harga tiket pesawat bisa kembali normal sebagaimana seharusnya?
Transportasi berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat yakni dengan menyediakan akses yang lebih mudah, baik itu dalam hal pendidikan, ekonomi, Kesehatan dan lainnya. Namun kondisi transportasi umum di Indonesia masih saja dihadapkan pada berbagai permasalahan yang seolah tak berkesudahan. Salah satunya terkait kenaikan biaya tiket penerbangan dalam negeri yang semakin melambung naik dan tergolong cukup mahal jika dibandingkan dengan rata-rata pendapatan masyarakat.
Kenaikan ini tentunya menjadi hal krusial dan berdampak luas. Tak dapat dipungkiri di saat masih ada pilihan jenis transportasi lain, untuk perjalanan jarak jauh, pesawat udara masih banyak diminati di tengah-tengah keluhan akan kenaikan harga tiketnya. Selain karena alasan kenyamanan dan hemat tenaga, pesawat terbang adalah moda transportasi umum tercepat, sehingga masih dianggap paling efisien dalam hal waktu.
Selain itu untuk kondisi kontur Indonesia saat ini masih banyak daerah terpencil yang rute perjalanan masih sulit untuk diakses dengan jenis kendaraan lain. Dampak mahalnya biaya tiket pesawat dalam negeri bukan hanya sekedar membebani rakyat dengan pengeluaran yang lebih besar akan tetapi lebih daripada itu, dampaknya akan meluas pada berbagai sektor dalam kehidupan masyarakat. Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan upaya yang komprehensif dan tentu harus melibatkan berbagai pihak yang terkait.
Alasan Kenaikan Harga Tiket Pesawat
Kenaikan harga tiket pesawat tentu tidak terjadi begitu saja. Jika diperhatikan sejak bulan April di tahun 2022 pasca pandemi covid-19 mereda, tren kenaikan ini sudah sangat terasa seiring dengan melonjaknya kembali aktivitas penerbangan di beberapa maskapai. Padahal dari besarnya permintaan penerbangan seharusnya menjadikan pihak maskapai bisa mendapatkan keuntungan tanpa harus menaikkan harga tiket secara berlebihan. Namun, faktanya tidak sedikit maskapai yang justru menjadikan situasi ini sebagai jalan untuk menggati kerugian yang ada selama pandemi.
Tiket pesawat juga mahal disebabkan oleh biaya operasional pesawat yang semakin tinggi. Seperti harga avtur yang saat ini berlaku di Indonesia diduga menjadi avtur yang paling mahal di Kawasan Asia Tenggara. Ada yang menganggap itu karena penyalurannya di Indonesia masih sulit, sehingga memerlukan biaya logistik yang tinggi. Namun hal ini juga adalah imbas dari menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. Sekalipun muncul kembali wacana pemerintah untuk bersegera menurunkan harga avtur.
Selanjutnya selain biaya operasional, penyebab kenaikan harga penerbangan juga dipengaruhi oleh kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PJPB) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang sebelumnya ditetapkan pemerintah terhadap pihak maskapai penerbangan. Ditambah lagi adanya iuran wajib asuransi Jasa Raharja dan retribusi bandara yang disebut sebagai biaya pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U).
Melalui pajak dan PJP2U ini dipungutlah biaya dari tiap penumpang atas dalih tambahan beban biaya operasional pemerintah termasuk pembangunan dan perawatan bandara. Semua itu memerlukan biaya yang tinggi yang akhirnya tercermin pada harga tiket yang ditawarkan. Belum lagi karena terbatasnya jumlah maskapai yang aktif beroperasi sehingga mengakibatkan maskapai tersebut memiliki kendali lebih besar atas harga tiket.
Sistem Kapitalisme Pro- Korporasi
Masalah transportasi umum sudah seringkali berulang untuk kasus yang sama. Termasuk masalah kenaikan harga tiket pesawat. Jika dulu umumnya harga tiket pesawat terasa sangat mahal pada momen hari raya atau liburan, berbeda dengan beberapa tahun belakangan ini. Tren harga tiket pesawat semakin mahal, padahal rakyat sudah sangat terbebani dengan tekanan ekonomi yang semakin berat.
Masyarakat terpaksa harus menerima kebijakan yang dzalim ini. Pemerintah telah membahas berbagai upaya untuk menekan tingginya harga tiket pesawat domestik, juga akan merubah regulasi penerbangan yang diduga bermasalah. Berbagai asumsi pemerintah diberikan kepada masyarakat agar bisa memaklumi dan menerima kenaikan harga ini.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno menyampaikan bahwa mereka telah mengadakan rapat koordinasi bersama dan memastikan pemerintah telah membentuk satuan tugas (satgas) terkait penurunan harga tiket pesawat agar bisa tercipta harga tiket yang lebih efisien di Indonesia. Satgas tersebut gabungan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian lainnya yang terkait (Dilansir, Tirto.id 14-07-2024).
Namun, perlu ditelisik kembali bahwa dengan kondisi kehidupan saat ini, mungkinkah berbagai upaya tersebut mampu menjadikan biaya penerbangan kembali normal?
Faktanya Semua penyebab yang telah disebutkan sebelumnya hanyalah imbas dari berbagai kebijakan yang ada dan bukanlah sumber masalah yang sesungguhnya. Meskipun nantinya akan diberikan solusi kuratif sesaat, tetap saja solusi itu tidak akan mampu menyelesaikan masalah utamanya. Pemerintah terbukti gagal dalam menentukan akar permasalahan yang ada sehingga tidak bisa memberikan solusi yang tepat.
Akar masalah dari mahalnya tiket pesawat yakni penerapan sistem kehidupan sekuler yang sekaligus menerapkan sistem ekonomi kapitalisme. Dari aturan kapitalisme melahirkan tata kelola transportasi yang sarat akan kepentingan bisnis. Dalam sistem ini, negara bukan berperan sebagai pengurus rakyat yang seharusnya melayani rakyat. Akan tetapi justru menjadi pelayan bagi kepentingan para kaum elit yang memiliki uang.
Jelas bahwa adanya kenaikan harga tiket pesawat secara drastis merupakan kelalaian negara. Dikarenakan menyerahkan tata kelola transportasi kepada para korporasi di bidangnya. Misalnya pada maskapai penerbangan, sekalipun pemerintah yang mengeluarkan kebijakan, namun prinsipnya segala kewenangan telah diserahkan kepada mereka sehingga membuat mereka berhak untuk seenaknya mengatur biaya penerbangan.
Apa yang mereka tentukan pada akhirnya akan difasilitasi oleh negara dalam bentuk kebijakan pemerintah. Pihak maskapai telah diberikan hak untuk menentukan harga tiket dan tentu mereka akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Adapun berbagai jenis pajak yang dibebankan kepada masyarakat juga hanyalah konsekuensi dari diterapkannya sistem kapitalisme yang menjadikan pajak sebagai sumber utama pendapatan negara.
Solusi Sistem Islam
Di dalam sistem Islam, negara harus hadir sebagai pengurus rakyat dan bertanggung jawab sepenuhnya atas pemenuhan kebutuhan mendasar rakyat. Islam memandang bahwa transportasi umum, termasuk pesawat, merupakan kebutuhan yang mendasar demi keberlansungan hidup yang harus dipenuhi dan dijamin oleh negara. Seperti untuk mendapatkan pelayanan transportasi yang baik berupa biaya tiket perjalanan yang terjangkau dan itu hanya bisa diwujudkan dengan tata kelola yang benar.
Negara sebagaimana pada sistem Islam harus menjamin agar kendali atas pengelolaan transportasi tidak diserahkan kepada korporasi dalam hal ini kepada maskapai, sehingga tidak memberikan peluang kebebasan untuk sekedar mengejar keuntungan bisnis semata. Negara juga harus membangun infrastruktur dan sarana pendukung sebagai bagian upaya negara dalam merealisasikan kemaslahatan masyarakat. Semua pembangunan itu dikelola dengan sistem ekonomi Islam yang sumber pendanaannya dari kas negara.
Maka dalam hal ini negara tidak boleh mengambil pungutan berupa pajak ataupun iuran asuransi yang disisipkan pada harga tiket pesawat. Selain itu segala aturan yang akan masuk dalam komponen biaya operasional tidak boleh memberatkan pihak maskapai agar tetap diupayakan adanya efisiensi harga tiket.
Sehingga, jika ingin menghilangkan permasalahan tingginya harga tiket pesawat saat ini, jelas yang harus dihilangkan dulu adalah akar masalahnya yakni mengganti sistem kehidupan sekuler kapitalisme menjadi sistem kehidupan yang berlandaskan syariat Islam yang akan menggunakan paradigma politik Islam dan ekonomi Islam. Hanya saja untuk menerapkan semua itu tentu kita memerlukan institusi politik yang berasal juga dari Islam. Wallahu ‘alam bissawab.
Views: 29
Comment here